Hembusan Hasrat

Kilas Balik: Lydia dan Wiradhi II



Kilas Balik: Lydia dan Wiradhi II

0  "Lydia sayang..., Ayo berbaring di bantal ini gih..." kata Wiradhi kepada Lydia sambil mengambil bantal yang tadi nya terhempas ke sisi lain tempat tidur sang lelaki dan mulai mengatur posisi bantal tersebut agar cukup tinggi tapi tetap nyaman untuk menjadi tempat berbaring bagi kepala sang gadis.    

  Lydia kembali menatap Wiradhi tanpa sepatah kata pun sambil mengangkat kepalanya dari pangkuan Wiradhi, membuat sang lelaki kembali bebas bergerak dan mulai bergerak turun dari kasur lalu berdiri di atas lantai.    

  Ada kemilau harap – harap cemas yang terlihat membara di mata sang gadis saat dirinya sedang menatap sang lelaki yang kini berdiri di hadapan dirinya yang masih terbaring menyamping di atas ranjang.    

  Lydia hanya menurut saja mengikuti segala keinginan dan permintaan Wiradhi, dengan patuh, dirinya membaringkan tubuh bugilnya yang kini tak tertutup selimut dan menaruh kepalanya di atas bantal yang telah disusun oleh Wiradhi.    

  Setelah sang gadis berbaring dengan posisi menghadap ke atas, Wiradhi pun perlahan menghampiri sang gadis dan mulai merangkak di atas kasur untuk menindihi tubuh bugil nan lembut miliknya dari atas.    

  Dengan sebuah tatapan penuh cinta, Wiradhi mengecup lembut bibir mungil Lydia dan perlahan kepalanya bergerak turun menyusuri dagu sang gadis, lalu lebih turun lagi menciumi dan mengecup leher sang gadis yang terasa hangat dengan kulit lembut mulus yang berwarna putih seperti susu full cream itu.    

  Wiradhi mengecup dan menghisapi sekujur leher Lydia dan setiap lekak – lekuk di leher sang gadis hingga kulitnya yang berwarna putih susu perlahan berubah warna menjadi merah muda seperti buah jambu air yang sudah masak dan ranum.    

  Desahan nakal dan erangan penuh nikmat yang keluar dari bibir mungil Lydia yang terbuka lebar menghembuskan nafasnya yang panas penuh dengan nafsu membuat sang lelaki semakin bersemangat dan dengan bertubi – tubi semakin manjadi – jadi menciumi setiap jengkal kulit di leher dan dan dada sang gadis.    

  Hingga akhirnya sampai lah Wiradhi di kedua buah bukit kecil yang terbentang di atas dada sang gadis.    

  Dengan penuh semangat, Wiradhi segera saja melumat kedua buah dada sang gadis yang telah bebas terbuka sedari tadi sambil naik dan turun dengan gerakan yang sangat erotis menggoda mata seiring dengan nafas nafsu sang gadis yang sedang terengah – engah di tengah desahan dan erangan yang terdengar begitu nakal dan kontras dengan wajah polos nan manis milik si gadis....    

  Kuluman Wiradhi mengarah pada kedua buah puting susu Lydia dan sang lelaki dengan nakal menghisap kedua butir mutiara merah muda itu sambil sesekali menjilati area di sekitar buah dada sang gadis.    

  Lydia hanya sanggup mengeluarkan erangan dan desahan - desahan kecil sambil menutup kedua pelupuk matanya.    

  Rasa malu karena tubul bugilnya sedang dipermainkan oleh anak lelaki yang baru dikenalnya pada sore hari itu bercampur dengan rasa geli – geli nikmat yang diberikan oleh sang lelaki dengan permainan lidah di sekitar dadanya yang masih berukuran mini tersebut.    

  Dengan perlahan kedua puting Lydia yang telah basah oleh ciuman, jilatan dan hisapan Wiradhi pun mulai mengeras dan menonjol, bangkit karena menerima rangsangan nakal dari permainan panas lidah Wiradhi.    

  Tak berapa lama kemudian, Lydia pun kembali mengalami orgasme ringan setelah kedua buah puting susunya yang sudah mengeras itu masuk ke dalam mulut sang lelaki dan dikenyot sekaligus oleh Wiradhi serta di hisap kuat – kuat dengan sepenuh tenaga oleh dirinya.    

  Punggung kecil Lydia pun ikut terangkat, membusungkan dadanya yang manis itu ke atas mengikuti arah hisapan mulut Wiradhi.    

  Gadis kecil tersebut pun tanpa sadar telah secara refleks ikut membuka kedua kaki mungilnya yang dengan segera memamerkan selangkangannya yang kembali menjadi basah dan becek akibat orgasme kecil yang dialami oleh dirinya.    

  Wiradhi yang melihat hal tersebut pun terpaku sesaat menikmati seluruh pemandangan indah yang telah tersaji di depan matanya ini.    

  Seorang gadis di bawah umur dengan nafas yang panas dan terengah – engah memejamkan matanya sambil memamerkan setiap lekak – lekuk tubuh bugilnya yang masih dalam masa pertumbuhan itu di atas ranjang yang sehari – hari dipakai oleh sang lelaki untuk tidur di atasnya.    

  Sambil menelan ludahnya, dengan hati dipenuhi oleh desiran hasrat nafsu, Wiradhi pun secara perlahan menghampiri Lydia yang kedua matanya masih terpejam dengan pelupuk yang bergetar menahan puncak kenikmatan duniawi yang melanda tubuh dan jiwanya.    

  Di elusnya pipi lembut sang gadis secara halus dan dengan perlahan, hingga nafas panas milik sang gadis yang memburu dibakar hawa nafsu itu pun berangsur – angsur menjadi tenang kembali.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.