Bara

Double Date 5



Double Date 5

0Sementara Bara dan yang lainnya sedang berkumpul di bar Millennium. Reno terus mengintai anak buah Hanggono yang sedang berada di dalam kasino. Ia berpura-pura bermain slot machine sambil sesekali melongokan kepalanya untuk melihat anak buah Hanggono yang sedang bermain di meja judi.     

"Wah, dapat tangkapan bagus," batin Reno ketika melihat Walikota yang juga sedang ia intai datang mendekat ke meja anak buah Hanggono.     

Reno berpura-pura membetulkan posisi kacamata yang sedang ia gunakan dan menekan tombol kecil yang ada di bingkai kacamatanya. Dengan cepat, kamera pengawas yang terselip di kacamatanya mengambil foto anak buah Hanggono dan Walikota tersebut.     

Setelah berhasil mengambil foto tersebut. Reno kembali mengalihkan perhatiannya pada mesin permainan slot machine di hadapannya.     

"Yeees," seru Reno kegirangan. Ia berteriak kegirangan sambil mengangkat kedua tangannya di udara. Orang-orang yang berada di sebelahnya sontak menoleh dan memandang Reno dengan tatapan tidak nyaman.     

Menyadari orang-orang di sekitarnya menoleh ke arahnya, Reno segera menurunkan tangannya kembali. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya pada orang yang sedang menatapnya sebagai permintaan maafnya. Ia lalu kembali mengalihkan perhatian pada mesin permainan slot machine-nya.     

"Yes," gumam Reno pelan. Ia masih bergembira karena sudah berhasil mendapatkan kombinasi simbol yang sama. Reno kembali melanjutkan permainannya sambil tetap memperhatikan anak buah Hanggono dan Walikota yang kini bermain dalam satu meja judi.     

----     

"Tumben lu minumnya dikit, Dam," ujar Rico yang memperhatikan Damar yang sedari tadi tidak banyak menghabiskan minuman. Tidak seperti Damar yang biasanya sangat bersemangat ketika ia bersenang-senang di barnya.     

Damar hanya menggeleng pelan. "Sebelum kesini gue udah minum wine. Lagian kalo gue banyak minum, nanti yang nganter Kimmy pulang siapa? Liat, tuh, udah berapa banyak dia minum." Damar mendongakkan kepalanya ke arah Kimmy.     

Rico tertawa pelan melihat Kimmy yang sedang bersenang-senang bersama Maya di lantai dansa. "Adek lu masih betah ngejomblo?"     

Damar hanya mengangkat bahunya. "Gue ngga mau ngurusin kehidupan pribadi dia."     

Rico kemudian beralih pada Bara yang sedang duduk mengawasi Maya. "Nah, kalo yang ini, kayanya lagi sibuk ngawasin ceweknya biar ngga ada yang mendekat." Rico menggoda Bara.     

Bara tertawa pelan menanggapi Rico yang tiba-tiba menggodanya. "Siapa yang ngawasin?"     

"Lu. Mata lu daritadi ngga lepas dari Maya," sahut Rico.     

"Handphonenya Maya juga sekarang dia awasin," sela Ben.     

Rico menatap Bara tidak percaya. "Lu segitu protektifnya sama Maya?"     

"Bukan begitu." Bara mencoba membela diri. "Itu kesepakatan kita berempat tadi. Lagian juga ngga dua puluh empat jam diawasin. Cuma saat-saat tertentu aja."     

Rico terus menatap Bara dengan tatapan tidak percaya. "Really?"     

"Lu inget permintaan gue tadi pagi?" tanya Bara.     

Rico mencoba mengingat-ngingat permintaan Bara padanya. "Oh, yang lu minta gue buat ngawasin Adrian bos ojek online?"     

Bara mengangguk. "Itu masih ada kaitannya sama alasan handphone Maya dan Kimmy sekarang diawasin. Mereka berdua mau kerjasama sama Adrian itu."     

"Better, suruh Maya dan Kimmy hati-hati. Adrian ngga sebaik keliatannya," ujar Rico.     

Bara menjadi penasaran dengan apa yang baru saja diucapkan Rico. "Maksud lu?"     

"Ya, you know, lah. Gue denger dari beberapa temen gue, dia itu agak tempramen. Apalagi kalau ada sesuatu yang ngga sesuai keinginanya."     

"Tuh, kan. Dari awal firasat gue soal Bos ojol itu ngga enak." Damar tiba-tiba ikut menimbrung dalam pembicaraan Bara dan Rico.     

Bara dan Rico langsung menoleh pada Damar.     

"Tadi, kita udah sepakat, Dam," sahut Bara.     

"Biarpun kita udah sepakat, tapi gue masih belum terlalu setuju," timpal Damar. "Apalagi yang lu tahu soal si Adrian ini?"     

"Adrian ini salah satu pelanggan di klub punya temen gue. Dia, kalo pulang sewa orang dari sana, besoknya itu orang pasti bengep-bengep. Gue ngga tau, deh, si Adrian abis ngapain," terang Rico.     

"Temen lu ngga lapor atau gimana gitu anak buahnya babak belur sama Adrian?" tanya Bara.     

Damar dan Rico sama-sama menghela napas mendengar pertanyaan yang dilemparkan Bara.     

"Yang Rico maksud itu, klub gay," bisik Damar.     

Bara bergumam pelan setelah Damar memberitahunya tentang klub yang dimaksud Rico. "Dia?"     

Damar mengangguk.     

"Kalo temen gue ngelapor, yang ada klub temen gue yang bakal ditutup sama Polisi. Adrian tahu itu. Tapi sebagai gantinya dia selalu bayar mahal kalau datang ke klub." Rico kembali menjelaskan.     

"Apa temen lu bisa diajak kerjasama buat ngejebak Adrian?" Bara kembali bertanya.     

"Kayanya agak susah. Dia itu selalu jaga loyalitasnya sama pelanggan-pelanggannya dia," jawab Rico.     

"Loh, tapi lu bisa tahu?" Kali ini Damar yang penasaran dengan pernyataan Rico.     

Rico mendengus pelan seraya melirik pada Bara dan Damar. "Jelas aja gue tahu. Gue pasangannya."     

Damar melongo mendengar pengakuan Rico. "Lu? Sejak kapan? Bukannya selama ini lu pacaran sama cewek?"     

"Actually, gue bisa pacaran sama siapa aja. Mau cewek atau cowok. Dua-duanya oke buat gue."     

Damar semakin melongo mendengar ucapan Rico. Begitu pula dengan Bara.     

"I can't believe that," gumam Damar.     

"Ngga ada yang minta lu buat percaya, Dam," timpal Rico.     

Bara mengendalikan keterkejutannya dengan pernyataan Rico dan mencoba mencari topik lain. "Kalau dia disini, dia ngapain aja? Dia juga sering kesini, kan?"     

"Ya, biasa. Minum, mabok sama temen-temennya. Beberapa kali hampir ribut sama orang, tapi dia lebih milih pergi kalo udah mau mulai ribut. Mungkin dia takut image yang selama ini dia bangun hancur berantakan," jelas Rico.     

"Kalo gue mancing dia buat bikin keributan disini gimana?" tanya Bara.     

Rico keheranan menatap Bara. "Lu mau bikin keributan di bar gue?"     

"Ya, ngga tahu juga," sahut Bara.     

"Selama itu ngga ngerusak reputasi bar gue, gue ngga masalah. Tapi, kalo bisa giring keluar aja kalo mau ribut," ujar Rico.     

Bara mengangguk seraya memainkan alisnya. Ia terpikirkan sebuah rencana untuk sedikit merusak reputasi Adrian.     

----     

Maya dan Kimmy bersenang-senang bersama sementara Bara dan Damar tampak sedang serius berbicara dengan Rico. Arga dan Ben pun, tampak serius mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh mereka bertiga.     

"Itu, cowok-cowok lagi ngerencanain apa?" tanya Maya pada Kimmy.     

Kimmy menoleh ke arah meja mereka. "Entahlah. Ngomong-ngomong, lu punya kontaknya si Madam, kan?"     

"Punya, lah. Barusan dikirimin sama Es."     

"Gile, si Es. Sampe kontak mucikari aja dia punya."     

"Ya, kan Si Es banyak megang anak-anak baru juga. Ngga sedikit mereka maunya jalur cepat. Yang begitu langsung aja si Es serahin ke Madam."     

"Minta cariin cowok yang kira-kira sesuai sama seleranya si Adrian," pinta Kimmy.     

"Lu tenang aja. Stok cowok di Madam juga banyak."     

"Bagus. Kita mulai rencana kita setelah kita tanda tangan kontrak itu."     

"Oke."     

Kimmy dan Maya kembali bersenang-senang seolah mereka tidak sedang membicarakan apa pun. Sambil memasang wajah ceria keduanya berjalan ke meja tempat Bara dan Damar sedang berkumpul.     

****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.