Bara

Mission 5



Mission 5

1Rania kembali bertemu Rudolf di kantornya sebelum keduanya pergi ke kantor Polisi untuk menjemput Bara. Sudah tiga minggu berlalu, dan kini Bara akhirnya dibebaskan karena tidak cukup bukti untuk menahannya lebih lanjut.     

Selama tiga minggu itu pula, Polisi memasang garis Polisi di sekitar galeri dan menghentikan seluruh kegiatan operasional galeri. Akan tetapi sepanjang penyelidikan, Polisi tidak dapat menemukan bukti bahwa karya seni yang dipamerkan di galeri milik Bara merupakan replika dari karya yang asli.     

Hasil penyelidikan Polisi menemukan bahwa seluruh karya seni yang dipamerkan di galeri, merupakan karya seni asli dan bukan replika. Berbanding terbalik dengan laporan yang mereka dapatkan. Penyidik akhirnya memutuskan untuk menutup berkas kasus tersebut.     

Bara menunggu kedatangan Rudolf dan Rania yang akan datang menjemputnya di ruangan yang biasa digunakan ketika ia bertemu dengan Rudolf. Kedua orang penyidik yang menginterogasinya turut menemani Bara. Mereka mulai mengobrol santai. Satu orang diantaranya meminta maaf karena sudah menuduh tanpa bukti yang kuat. Sementara satu orang lainnya terlihat kesal karena akhirnya Bara dibebaskan.     

Tidak lama kemudian, Rudolf dan Rania datang. Rudolf segera menyelesaikan berkas-berkas administratif pembebasan Bara. Begitu semua sudah selesai mereka bergegas pergi meninggalkan kantor Polisi.     

"Sekali lagi kami mohon maaf," ujar Penyidik yang sedari tadi mengobrol bersama Bara.     

Bara hanya membalas ucapan Penyidik tersebut dengan sebuah senyuman. "Terima kasih, saya sudah diperlakukan dengan baik selama di sini." Bara kemudian menjabat tangan kedua Penyidik itu bergantian.     

Rania dan Rudolf ikut menjabat kedua tangan Penyidik tersebut. Dan akhirnya mereka bertiga berjalan keluar dari kantor Polisi.     

"Bapak sudah buat tuntutannya, kan?" bisik Bara kepada Rudolf ketika mereka sedang berjalan berdampingan.     

"Sudah," jawab Rudolf.     

"Bagus."     

Bara berjalan mantap keluar dari kantor Polisi. Ia mengenakan setelan kemeja putih yang lengannya ia gulung sebatas siku dan celana panjang hitam. Wajahnya mulai dihiasi brewok halus karena ia belum bercukur.     

Begitu kaki Bara melangkah melewati pintu kantor Polisi, para Wartawan yang sudah bersiaga segera berlari mengerubunginya. Bara tetap berjalan tegap melewati para Wartawan itu tanpa memberikan komentar apapun. Begitu ia tiba di pintu mobilnya, Bara memutar tubuhnya dan menghadapi para Wartawan yang sudah bersiap mendengarkan pernyataannya. "Pengacara saya yang memberikan pernyataan, terima kasih." Bara tersenyum simpul dan segera masuk ke dalam mobilnya.     

Begitu Bara masuk ke dalam mobilnya, para Wartawan seketika beralih pada Rudolf yang sudah berdiri di belakang mereka. Para Wartawan menghujani Rudolf dengan berbagai pertanyaan terkait kasus yang menimpa Bara dan bagaimana akhirnya ia dibebaskan tanpa melalui proses di pengadilan.     

Sementara Rudolf memberikan keterangan, mobil yang ditumpangi Bara pergi meninggalkan halaman kantor Polisi. Pada saat mobilnya hendak berbelok, Bara bisa melihat dua orang Penyidik yang menginterogasinya sedang dibawa oleh Polisi Militer melalui pintu samping.     

Bara tidak dapat menyembunyikan senyumnya ketika melihat dua orang Penyidik tersebut dibawa oleh Polisi Militer. Ia menghela napas lega.     

"Kamu mau langsung pulang?" tanya Rania.     

Bara menggelengkan kepalanya. "Aku mau ke galeri."     

"Kamu yakin mau langsung ke galeri?" ujar Rania.     

Bara mengangguk yakin. "Ada yang harus aku beresin di sana."     

----     

Begitu tiba di galeri, Bara berjalan cepat menuju ruang Kepala galeri. Kepala galeri terkejut dengan kedatangan Bara yang tiba-tiba dan segera berdiri dari kursinya. Bara berdiri di depan meja kerja Kepala galeri dan menatapnya dengan dingin. Rania yang berdiri di sebelah Bara hanya diam memperhatikan apa yang akan dilakukan Bara kepada Kepala galeri tersebut.     

"Cepat keluar dari sini," ujar Bara dingin.     

Kepala galeri sedikit panik mendengar ucapan Bara dan segera berjalan menghampirinya. Ia mencoba untuk tersenyum pada Bara. "Maaf, saya tidak mengerti. Ada apa ini, Mas Bara?"     

Bara menanggapi senyuman Kepala galeri dengan sebuah senyuman dingin. "Keluar, kamu bukan lagi Kepala galeri di sini."     

Kepala galeri itu menatap Bara tidak percaya. "Maaf?"     

Bara terus menatap Kepala galeri dengan tatapan yang sangat dingin. "Kamu mau keluar sendiri dari sini atau mau saya panggilkan Polisi untuk bawa kamu keluar?" Bara menantang mata Kepala galeri miliknya yang sudah menatapnya ketakutan. "Kamu pikir saya ngga tahu apa yang sudah kamu lakukan?"     

Ditatap sedemikian rupa oleh Bara, sontak Kepala galeri itu segera menunduk dan mulai memohon kepada Bara. "Saya mohon, jangan laporkan saya ke Polisi. Saya ngga bermaksud membuat Mas Bara dalam masalah."     

"Harusnya kamu berpikir sebelum kamu melakukan sesuatu."     

"Sekali lagi saya minta maaf. Saya tidak bermaksud demikian."     

"Saya sudah ngga butuh permintaan maaf kamu. Sekarang saya juga sudah tahu bahwa ijazah dan sertifikat yang kamu gunakan untuk bekerja disini, semuanya palsu. Kamu bukan lulusan sekolah seni luar negeri seperti yang kamu tulis di CV kamu. Itu cukup jadi alasan buat saya mengeluarkan kamu dari galeri ini, selain karena kamu yang sudah memberikan informasi terkait galeri ini kepada pihak luar."     

Kepala galeri hanya bisa terdiam mendengar semua fakta tentang dirinya yang keluar dari mulut Bara. Kepalanya semakin tertunduk.     

"Lihat mata saya," pinta Bara.     

Kepala galeri tetap tertunduk, ia tidak berani melihat mata Bara yang berkilat penuh amarah padanya.     

"Kamu dengar apa yang saya minta barusan?" ujar Bara pelan.     

Mendengar nada bicara Bara yang semakin dalam, membuat Kepala galeri itu mau tidak mau mengangkat wajahnya perlahan dan takut-takut menatap mata Bara.     

"Jangan pernah kamu injakkan kaki kamu di galeri ini. Kalau saya sampai melihat kamu berkeliaran disini, saya ngga akan segan-segan membuat kamu tidak bisa diterima bekerja dimanapun. Mengerti?"     

Kepala galeri itu segera mengangguk cepat.     

"Cepat pergi," sergah Bara.     

Sebelum Kepala galeri itu membereskan barang-barangnya, ia sempat menatap Rania yang berdiri di sebelah Bara seolah meminta Rania untuk menolongnya. Tetapi Rania mengabaikannya dan justru memalingkan wajahnya. Akhirnya, Kepala galeri pasrah dan mulai merapikan barang-barangnya. Selesai merapikan barang-barangnya ia segera berpamitan kepada Bara dan Rania. Bara hanya meliriknya kesal sementara Rania masih mau memberikan senyumnya untuk Kepala galeri tersebut.     

Setelah Kepala galeri itu keluar dari ruangannya, Rania menghampiri Bara.     

"Sekarang, siapa yang akan jadi Kepala galeri disini?" tanya Rania.     

Bara menatap Rania. "Yang sekarang ada di depan aku."     

"Mama yang akan jadi Kepala galeri disini?" Rania bertanya pada Bara seraya menunjuk dirinya sendiri.     

Bara menganggukkan kepalanya. "Siapa lagi?"     

"Kamu serius?"     

"Ya serius, masa aku bercanda. Mama, kan, Kepala galeri pertama disini. Pasti Mama bisa urus galeri ini dengan lebih baik. Mama mau, kan?"     

Rania seketika memeluk Bara. "Tentu saja Mama mau. Galeri ini adalah pemberian Papa kamu."     

Bara balas memeluk Rania. "Sekarang kita pulang, Eyang pasti sudah menunggu."     

"Eyangmu sudah menyiapkan sesuatu untuk kamu," sahut Rania.     

Bara melepaskan pelukannya pada Rania. "Oh, ya? Eyang menyiapkan apa?"     

0

"Kamu lihat saja nanti."     

----     

Pak Haryo dan Kimmy sibuk menyiapkan penyambutan untuk Bara. Pak Haryo terlihat sangat ceria melihat banyak orang yang berkumpul di kediamannya.     

"Eyang kelihatan senang sekali," seru Kimmy.     

"Tentu saja Eyang senang. Rumah ini sekarang kembali hidup. Bara membawa kembali kehidupan ke rumah ini." Pak Haryo berhenti menata piring-piring di meja makan. Ia memandangi orang-orang yang sudah ikut bersiap menyambut Bara.     

Kimmy ikut menghentikan kegiatannya dan menatap kearah yang sama dengan Pak Haryo. Ia tersenyum sebentar sebelum kembali melanjutkan kegiatannya menata sendok di atas meja makan.     

****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.