Bara

Double Date 2



Double Date 2

0Damar tiba lebih dulu di butik milik Kimmy dan Maya. Kimmy sudah menunggunya di lantai satu ruang butiknya. Ia datang dengan membawa sekotak cheesecake kesukaan Kimmy. Begitu Damar datang, Kimmy segera menerima kotak berisi cheesecake tersebut dan membawanya ke lantai dua butiknya. Diikuti dengan Damar yang berjalan di belakangnya.     

"Bara udah dateng?" tanya Damar.     

"Belum. Perjalanan dia, kan, lumayan jauh. Dia masih di tempat Eyang Haryo, kan?" sahut Kimmy.     

"Iya, dia berangkat dari sana."     

"Ini ngga masalah lu dateng siang-siang ke sini?"     

"Ngga, kerjaan gue lagi ngga terlalu banyak, kok."     

Kimmy membuka pintu ruang kerjanya.     

"Hai, Dam." Maya segera menyapa Damar yang baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya dan Kimmy. Maya lalu beranjak dari meja kerjanya dan berjalan menghampiri Damar.     

Ia lalu menempelkan pipinya pada pipi Damar, seperti yang biasa ia lakukan dengan teman-temannya yang lain.     

"Lu kayanya agak kurusan, Dam," komentar Maya.     

"Ah, masa, sih. Perasaan lu aja kali," sahut Damar.     

Maya diam memperhatikan penampilan Damar. Ia kemudian mengangguk. "Iya, lu kurusan."     

Damar tertawa pelan. "Gue harus makan banyak lagi kalo gitu."     

"Emangnya lu lagi diet?" tanya Maya.     

"Ngga, sih. Emang makan gue lagi sedikit belakangan ini," jawab Damar.     

"Eh, Bara udah dateng, tuh," seru Kimmy yang berdiri di dekat jendela. Ia melihat mobil Bara parkir tidak jauh dari butik miliknya.     

"Gue yang jemput dia kalo gitu." Maya bergegas turun dari ruang kerjanya dengan senyum terkembang di wajahnya.     

Kimmy mendengus melihat sikap Maya yang begitu gembira menyambut Bara. "Dasar bucin."     

----     

Maya berdiri di depan pintu masuk butiknya seraya tersenyum memadangi Bara yang sedang berjalan ke arahnya. Satu tangan Bara membawa sebuah bingkisan. Dari tutupnya yang menyembul keluar, Maya dapat menebak bahwa Bara membawakan sebotol wine untuk mereka berempat.     

"Hi," sapa Maya ceria.     

"Hi." Bara balas menyapa. Bara kemudian mengalungkan tangannya yang bebas di leher Maya hingga membuat tubuh keduanya mendekat. Ia lalu mendaratkan sebuah kecupan pelan di bibir Maya.     

Maya mencubit perut Bara. "Udah mulai berani, ya."     

"I thought you're mine?" ujar Bara sembari tersenyum dan menunjukkan lesung pipinya pada Maya.     

"Yeah, I'm yours, Mr. Dimple," sahut Maya. "Yuk, masuk."     

Bara mengangguk. Sambil tetap merangkul Maya, Bara melangkah masuk ke dalam butik.     

----     

Begitu Bara dan Maya tiba di ruang kerja yang berada di lantai dua, Kimmy serta merta menghampiri keduanya dan melepaskan rangkulan Bara pada Maya. Kimmy segera memeluk Bara singkat.     

"Lu udah ngga kenapa-napa, kan?" tanya Kimmy seraya melepaskan pelukannya.     

"Yup. Gue udah baik-baik aja sekarang."     

"Happy to hear that," sahut Kimmy."     

"I bought this." Bara menunjukkan kantung belanja yang dibawanya pada Kimmy. Kimmy segera menerima. Ia mengintip isinya. "Wah, perfect. Tapi, sebelum itu biar QC kita ngecek dulu."     

Kimmy lantas memberikan bingkisan yang dibawa Bara kepada Damar. Damar segera menerimanya dan mengeluarkan isi bingkisan tersebut.     

"Wow," gumam Damar begitu mengeluarkan botol wine dari dalam tas belanja yang dibawa Bara. "Lu abis dari Millenium?"     

"Kok lu tahu?" tanya Bara.     

Damar tertawa pelan. "Yang begini dapet dimana lagi, selain di Millenium. Bagus pilihan lu."     

"Rico yang milihin," sahut Bara.     

Damar mengangguk-angguk seraya meletakkan botol tersebut di atas meja.     

"Kalo gitu gue turun ambil gelas dulu," sela Kimmy. Kimmy kemudian berjalan keluar dari ruang kerjanya dan kembali turun ke bawah.     

Tidak lama kemudian, ia kembali dengan membawa empat buah cangkir di tangannya. "Sorry, ngga ada gelas wine. Jadi seadanya aja, ya."     

"Sebenernya gue mau protes, tapi mau gimana lagi. Ngga ada yang tahu kalau bakal ada yang bawa wine," aku Damar sembari melirik pada Bara.     

Mereka kemudian berkumpul berempat di sofa yang ada di tengah ruang kerja Maya dan Kimmy. Sebelum membahas tentang proposal kerja milik Maya dan Kimmy, mereka menikmati cheesecake yang dibawa Damar dan wine yang dibawa Bara.     

----     

"Where do we start?" Damar memulai pembicaraan setelah mereka selesai menikmati cheesecake dan wine.     

"Start from you," jawab Kimmy. "Kenapa lu kelihatannya khawatir waktu lihat proposal itu?"     

Damar menghela napasnya sebelum menjawab pertanyaan Kimmy. "Yap, seperti yang udah gue bilang semalam. Bos perusahaan itu salah satu anak buahnya Hanggono."     

"Darimana lu tahu dia anak buahnya Hanggono?" tanya Maya.     

Bara diam dan menunggu jawaban yang akan diberikan Damar. Ia ingin tahu apa yang akan Damar ucapkan.     

"Hanggono sendiri yang bilang begitu," jawab Damar. "Kemarin gue sempet di undang Hanggono ke rumahnya. Dia ngenalin gue sama anak-anak yang katanya menjadi cikal bakal yayasan punya dia sekarang. Dan, Bos perusahaan itu adalah salah satu di antara mereka."     

Bara sedikit menatap Damar keheranan. "Hanggono ngenalin mereka ke lu?"     

Damar mengangguk. "Bukan cuma dia aja. Ada beberapa orang lain, termasuk Walikota yang sekarang menyandang status sebagai Walikota termuda."     

Maya dan Kimmy kompak terkejut mendengar penjelasan Damar.     

"Apa tujuan Hanggono ngenalin mereka sama lu?" tanya Kimmy.     

Damar sedikit mengangkat bahunya. "Dia minta gue bergabung sama anak buahnya. Apa ya istilahnya." Damar berhenti sejenak dan memikirkan kata-kata yang selanjutnya akan ia ucapkanya. "Regenerasi," ucap Damar sambil menatap Bara, Maya dan Kimmy bergantian.     

"Kejahatan, kok, di regenerasi," sindir Maya.     

"Kayanya kalian harus tahu kalau gue juga punya informasi tentang bos perusahaan itu." Bara mengeluarkan gulungan kertas dari saku dalam jaket yang ia kenakan. Ia memberikan kertas tersebut terlebih dahulu pada Damar.     

Damar membuka lembaran-lembaran kertas tersebut sambil membacanya secepat kilat. Setelah itu, ia memberikannya pada Kimmy. Maya mendekatkan tubuhnya pada Kimmy begitu Kimmy memegang kertas tersebut. Mereka membacanya berdua.     

"Apa, nih. Sama sekali ngga ada yang menarik," ujar Kimmy. "Ini, sih, sama kaya yang bisa gue dapetin di Google."     

"Itu emang gue dapetin dari Google. Tapi, kalau yang ini, bukan dari Google." Bara kembali meletakkan selembar kertas yang sudah terlipat di dalam sakunya ke tengah-tengah meja. Sontak Damar, Kimmy dan Maya memajukan badannya untuk membaca tulisan yang ada di kertas tersebut.     

"Dia pernah pernah masuk masa percobaan karena menganiaya teman sekelasnya?" ujar Damar tidak percaya.     

"Bukan cuma itu," sela Kimmy. "Ini juga dia pernah dilaporin untuk kasus pelecehan. Cowok pula yang dilecehin." Kimmy bergidik ngeri.     

"Baguslah, feeling gue sama Kimmy ternyata bener. Untung kita berdua ngga nerima kerjaan itu."     

"What if, gue saranin kalian buat nerima kerjaan itu?" tanya Bara tiba-tiba.     

Damar seketika menoleh. "Lu gila apa? Masa lu mau minta cewek sama sepupu lu sendiri buat kerja sama sampah kaya gini?"     

"I got your point," seru Kimmy sambil menatap Bara.     

Damar beralih menatap Kimmy tidak percaya.     

Kimmy balas menatap Damar. "Gue yakin lu juga paham maksud Bara."     

"Leave the rest to us," sahut Maya. "We'll clean up this."     

Maya dan Kimmy mengangguk bersamaan.     

"Kalian berdua pasti kaget," ujar Kimmy sembari menyeringai.     

"Gue ngga setuju," seru Damar.     

"Setidaknya kita bisa biarin mereka buat mencoba dulu, Dam," sahut Damar.     

"Lu pikir ini trial and error yang kalau gagal tinggal di reset dari awal lagi. Gimana kalau mereka berdua dalam bahaya?" Damar membantah ucapan Bara.     

"Lu lupa, kita masih punya tim lain untuk ngawasin mereka berdua?"     

Damar diam dan mencoba mengatur napasnya yang tiba-tiba memburu. Ia tidak ingin Kimmy berada dalam bahaya.     

****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.