Bara

The Wedding 2



The Wedding 2

Pak Haryo berdiri di bibir pintu kamar tempat Maharani bersiap-siap. Di sana ia melihat Rania yang ternyata sudah lebih dulu berada di ruangan tersebut bersama dengan Maharani dan Ella. Ia kemudian melangkah masuk ke dalam kamar tersebut. "Lagi pada kumpul rupanya."     

"Bapak belum siap-siap?" tanya Rania pada Pak Haryo yang sedang memperhatikan Maharani yang tengah berbaring di tempat tidur.     

"Pengantin prianya aja masih dibawah. Dia baru selesai lari pagi," jawab Pak Haryo.     

Pak Haryo lalu menepuk bahu Maharani yang sedang berbaring di tempat tidur. "Nanti Eyang ke sini lagi setelah selesai siap-siap. Eyang yang akan mendampingi kamu nanti ke altar."     

Maharani lalu membuka matanya dan tersenyum pada Pak Haryo. "Terima kasih, Eyang."     

Pak Haryo mengangguk pelan sembari tersenyum simpul. Setelah itu ia kembali keluar dari ruangan yang digunakan Maharani untuk bersiap-siap.      

—     

Bara memasuki ruang kontrol dan langsung menepuk kaki Ben yang sedang tertidur di sofa yang ada di ruangan tersebut. "Bangun, Ben. Ella udah siap, tuh."     

Ben langsung terkesiap dan duduk di sofa yang ia tiduri. Ia lalu menatap Bara yang berdiri di dekatnya. Ia menyipitkan matanya. "Lu ngerjain gue, ya?"     

Bara terkekeh. Ia kemudian melangkah ke monitor yang menampilkan suasana di sekitar kediaman Pak Haryo.     

"Sialan," gumam Ben. Ia akhirnya bangkit berdiri dan mendekati Bara. "Aman semuanya. Ngga ada yang mencurigakan. Gue mendedikasikan waktu tidur gue semalem buat ngawasin area di sekitar sini."     

Bara tertawa pelan mendengar ucapan Ben. "Makasih banyak kalau begitu. Nanti gue mintain masker mata biar mata lu keliatan seger."     

Ben mengucek-ngucek matanya yang masih terasa perih. "Kalo lu ngga rese, gue masih bisa tidur setengah jam lagi."     

"Awasi semuanya dengan benar," ujar Bara pada dua orang Petugas yang sedang mengawasi kamera keamanan.     

Kedua petugas itu menganggukkan kepalanya. "Baik, Pak."     

Bara kemudian merangkul Ben dan segera membawanya keluar dari ruang kontrol tersebut. Keduanya tertawa pelan ketika meninggalkan ruang kontrol.     

"Lu keliatannya santai banget, Bar," ujar Ben ketika mereka berdua sudah keluar dari ruang kontrol.     

"Yang bilang gue santai siapa. Gue sekarang lagi degdegan sambil ngafalin kata-kata gue nanti," sahut Bara.     

"Emang lu ngafalin apa, sih? Tinggal bilang, iya bersedia. Gitu aja pake dihafalin," timpal Ben.     

Bara langsung menyikut perut Ben. "Lu rasain sendiri nanti kalo nikah."     

Ben memegangi perutnya yang disikut oleh Bara. "Perut kosong, lu sikut. Jadi laper nih, gue."     

"Ke dapur sana. Mbok Nah lagi masak banyak," timpal Bara.     

"Lu berdua gue cariin, ternyata ada di sini," seru Arga yang baru saja tiba di kediaman Pak Haryo.      

Ketiganya bertemu di dekat kolam renang yang ada di kediaman Pak Haryo. Arga mengerutkan keningnya ketika melihat Bara yang masih mengenakan pakaian olahraganya. "Lu mau siap-siap kapan? Rani aja udah mulai di make up, tuh."     

"Gue kan, ngga make up. Santai aja," sahut Bara.     

"Siapa bilang lu ngga perlu di make up!" seru Kimmy yang tiba-tiba ikut bergabung bersama Bara, Arga dan Ben. Ia berjalan menghampiri Bara sambil menggendong Baron yang masih mengenakan jumper panjang untuk tidur.     

"Pegangin sebentar." Kimmy tiba-tiba menyerahkan Baron pada Ben.     

Ben kebingungan namun tetap menerima Baron dan menggendongnya. Ia lalu melirik Arga yang berdiri di sebelah Kimmy. Ia hendak memberikan Baron pada Arga, namun ternyata Baron memegang kerah kaus yang ia kenakan.     

Arga tertawa pelan melihat Baron yang berpegangan pada Ben. Ia kemudian berpura-pura melihat ke arah lain sementara Ben menatap Baron sambil mengerutkan keningnya.      

"Jangan pup, ya," ujar Ben pada Baron yang ditanggapi Baron dengan tersenyum lebar dan menunjukkan gigi susunya yang baru saja tumbuh.     

Kimmy menghela napas panjang melihat Bara yang masih mengenakan pakaian olahraganya. "Buruan mandi. Nanti muka lu gue touch up biar keliatan makin fresh. Jangan sampai di foto muka lu keliatan kayak orang belom mandi."     

Bara mendesah pelan lalu menganggukkan kepalanya.     

"Buruan sana mandi," ujar Kimmy.     

Tanpa banyak protes, Bara segera melangkah masuk ke dalam kediaman Pak Haryo untuk bersiap-siap seperti yang diperintahkan Kimmy. Ben dan Arga saling tatap begitu mereka melihat Kimmy ikut menyusul masuk ke dalam rumah.     

"Kim! Baronnya gimana ini?" seru Ben sambil menggendong Baron.     

Kimmy menghentikan langkahnya dan menoleh pada Ben sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. "Pegang aja dulu. Nanti kalo ketemu pengasuhnya, kasih ke pengasuhnya."     

"Gue juga mau siap-siap," sahut Ben.     

"Sebentar doang. Pengasuhnya lagi sarapan di belakang. Nanti kalo udah selesai dia bakal langsung nyariin Baron." Kimmy kembali berpaling dan melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah.     

"Ben!" panggil Arga.     

"Apa?" Ben menoleh dan langsung memelotot pada Arga yang memotretnya. "Hapus fotonya."     

Arga terkekeh. "Ngga."     

"Hapus!" pinta Ben sambil memelotot.     

Arga menggelengkan kepalanya.     

Ben hendak maju untuk merebut ponsel Arga sebelum ia mengalihkan perhatiannya pada Baron. "Kenapa si tuyul ini malah ketawa-tawa? Seneng liat gue dikerjain?"     

Baron terus tertawa sambil menepuk-nepuk pipi Ben.     

Arga ikut tertawa melihat Baron yang menepuk-nepuk pipi Ben. "Dia lagi ngajak lu buat bercanda itu, Ben. Jangan serius-serius sama anak bayi."     

Ben mengerutkan keningnya sambil menatap Baron. "Mau main?"     

Baron terus tertawa.     

"Berenang?" Ben kembali bertanya pada Baron yang ada dalam gendongannya. Ia tertawa pelan ketika melihat tawa Baron. "Hari ini kamu ulang tahun, kan? Nanti aku cemplungin kamu ke kolam." Ben tertawa licik. "Waktu Pakde lagi pemberkatan."     

"Bisa kan, jagain Baron sendirian?" tanya Arga pada Ben.     

Ben menghela napas panjang sambil menatap Arga. "Ya udah sana. Pasti lu mau ngurusin yang lain."     

Arga tertawa pelan. "Bye." Ia pun berjalan pergi meninggalkan Ben yang tengah menggendong Baron. Ketika Arga sampai di bibir pintu, ia kembali menoleh. "Foto yang tadi gue kirim ke Ella." Sambil terkekeh, Arga kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kediaman Pak Haryo.     

Ben langsung memelotot pada Arga. "Sialan," gumamnya pelan.     

Reno yang muncul tidak lama setelah Arga masuk ke dalam kediaman Pak Haryo langsung menghampiri Ben. Ia tertawa melihat Ben yang tengah duduk di tepi kolam renang sambil memangku Baron. "Ibunya ke mana, Pak?"     

Ben melirik sinis pada Reno. "Sialan. Ini pengasuhnya belum nongol-nongol."     

"Cocok juga lu mangku Baron," ucap Reno.     

"Anak lu mana?" Tanya Ben pada Reno.     

"Di dalam sama Raya," jawab Reno. "Baron kayaknya enjoy sama lu."     

Ben berdecak pelan. "Dia sama siapa aja mau. Apalagi kalo cewek cakep."     

"Kasih aja ke bapaknya, tuh." Reno menunjuk pada Damar yang tengah melintas di dekat pintu.     

Ben langsung berdiri dan memanggil Damar. "Dam, Damar!" Ia berjalan menghampiri Damar sambil menggendong Baron.     

Begitu tiba di dekat Damar, ia langsung menyerahkan Baron pada Damar. "Anaknya pegang. Gue mau mandi."     

Damar menerima Baron sambil mengerutkan keningnya. Ia kemudian menggendong Baron sementara Ben melangkah menuju tangga untuk naik ke lantai dua.     

****     

Don't forget to follow my Instagram Account pearl_amethys and my Spotify Account pearlamethys untuk playlist musik yang saya putar selama menulis cerita ini.     

Karya asli hanya tersedia di platform Webnovel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.