Bos Mafia Playboy

Lebih Bahagia Bersama Adi Prayoga



Lebih Bahagia Bersama Adi Prayoga

0Imelda langsung mengedipkan matanya begitu mendengar Brian mengungkapkan kebenaran itu. Tak ada reaksi terkejut yang ditunjukkan oleh Imelda. Wanita itu justru langsung memalingkan wajahnya membelakangi Brian. Imelda bisa merasakan kerisauan di hati pria yang sudah menjadi suaminya itu.     

"Siapa yang mengatakannya padamu, Brian?" Sebuah pertanyaan langsung dilontarkan Imelda pada pria yang sedang berdiri di belakangnya. Seolah ia sama sekali tak terkejut mendengar kebenaran baru yang diungkapkan oleh sang suami.     

"Tunggu, Sayang! Apa kamu sudah mengetahuinya?" sahut Brian sembari membalikkan badan Imelda dengan gerakan lembut.     

Imelda memberikan sebuah tatapan penuh arti pada Brian yang cukup terkejut dengan responnya. Dia tak menyangka jika rahasia besar itu akhirnya akan terkuak juga. Namun Imelda tak terlalu terkejut mendengar scandal antara wanita yang sudah melahirkannya itu dengan ayah mertuanya.     

"Aku sudah mendengar samar-samar kabar itu. Namun aku tak yakin jika hal itu memang benar. Sejak dulu, aku memang mencurigai hubungan mereka yang terlalu dekat ... hingga suatu hari aku menemukan sebuah foto yang melukiskan seberapa dekatnya hubungan mereka," ungkap Imelda dalam sebuah perasaan yang sangat sulit untuk diartikan.     

"Tentunya ... Kak Vincent pasti akan sangat murka mengetahui hal itu. Jadi aku berpura-pura untuk tak mengetahui hubungan mereka berdua," lanjut Imelda lalu membalikkan badannya menatap suasana di luar kamar dari jendela kaca yang cukup besar.     

"Bagaimana kamu bisa setenang itu, Sayang?" Brian merasa sikap yang ditunjukkan oleh istrinya sedikit aneh dan tak bisa dimengerti olehnya.     

Imelda kembali memalingkan badannya pada Brian. Tak ada senyuman ataupun kesedihan yang ditunjukkannya. Seolah ... ia tak menunjukkan emosi apapun.     

"Ada satu hal yang cukup penting bagiku." Imelda terdiam sejenak, memandang suaminya dalam tatapan dingin. "Mama Irene terlihat lebih bahagia saat bersama Papa Adi," terangnya dengan sangat jelas.     

"Apa!" Kali ini Brian kembali harus terkejut mendengar ucapan Imelda kepadanya. Benar-benar sebuah kebenaran yang diluar dugaannya. Pria itu langsung menarik rambutnya sendiri karena harus mendengar sesuatu yang tidak masuk akal baginya.     

Dalam kebimbangan di dalam hatinya, Brian mulai memikirkan sebuah keputusan yang akan diambilnya saat itu juga. Sejak mendengar kebenaran itu, ia sudah memutuskan untuk meninggalkan rumah itu. Perkataan Imelda tadi tentunya tak mempengaruhi apapun yang sudah diputuskannya.     

"Kita tetap harus pergi dari sini. Semua kesalahan dimulai dan dilakukan oleh Papa. Aku tak ingin hidup dengan bayang-bayang seorang pria yang sudah menghancurkan keluargamu," jelas Brian dalam wajah yang sangat serius.     

Pria itu langsung memanggil dua pelayan untuk membereskan beberapa barang-barangnya. Brian berpikir jika keluar dari rumah itu adalah keputusan terbaik. Tak peduli dengan perkataan Imelda yang barusan. Baginya, Adi Prayoga benar-benar telah melakukan sebuah kesalahan fatal karena berselingkuh dengan istri dari sahabatnya sendiri. Hal itu sungguh sangat memalukan bagi seorang Brian Prayoga.     

"Di mana kita akan tinggal?" tanyanya. "Walau sebenarnya aku lebih nyaman tinggal di sini." lanjut Imelda. Ia merasa jika keputusan Brian terlalu terburu-buru dan dalam keadaan penuh amarah.     

"Untuk sementara, kita akan tinggal bersama Mama Natasya," jawab Brian tanpa penjelasan apapun pada wanita di hadapannya.     

"Mama Natasya?" Imelda tentu saja sangat terkejut mendengar Brian sudah menemukan ibunya. Setelah bertahun-tahun menghilang, tiba-tiba saja ... wanita yang sudah melahirkan Brian itu kembali ke dalam kehidupan suaminya.     

Brian memberikan anggukkan kepala sebagai respon jika ucapan memang benar. Dia memang lupa memberitahukan kabar bahagia itu karena terlalu fokus pada pengkhianatan Adi Prayoga terhadap keluarga dan juga sahabatnya.     

"Di mana kamu bertemu Mama Natasya, Brian?" Imelda sudah tak sabar untuk mendengar kabar bahagia itu dari suaminya. Dia tak pernah membayangkan jika Brian akan bertemu dengan ibunya secepat itu.     

"Tadi setelah pertemuan bisnis di Diamond Hotel, tanpa sengaja aku melihat Mama di sana. Kemudian aku mengejarnya dan juga sempat mengobrol sebentar bersama mama." Brian menceritakan pertemuannya dengan wanita yang sudah cukup lama dinantikan. Meskipun banyak hal yang masih ingin ditanyakan pada ibunya, ia justru sudah emosi duluan saat mendengar alasan kepergian Natasya dari keluarga Prayoga.     

Imelda langsung memperlihatkan senyuman bahagia sambil mendaratkan sebuah pelukan hangat pada Brian. Dia juga merasa sangat senang atas kembalinya istri dari Adi Prayoga itu. Rasanya kebahagiaan keluarga Prayoga sudah kembali hadir di antara mereka.     

"Aku sangat senang mendengarnya, Brian. Lebih baik kita temui mama sekarang juga, Brian." Terlihat cukup jelas jika Imelda sudah sangat tak sabar untuk berjumpa kembali dengan sahabat dekat dari ibu kandungnya itu.     

"Tentu saja, Sayang. Kita juga akan tinggal bersamanya mulai sekarang," ucap Brian sembari membalas pelukan Imelda terhadapnya. Dia bisa merasakan betapa senang nya Imelda mendengar kabar bahagia tentang ibunya.     

Tak berapa lama, seorang pelayan datang menghampiri mereka berdua. "Semua barang sudah masuk ke dalam mobil, Tuan Muda," ucapnya sangat sopan pada sang majikan.     

"Terima kasih. Tolong bereskan sisanya, aku dan istriku akan berangkat sekarang juga." Brian pun langsung mengajak Imelda untuk segera keluar dari kamar mereka. Semua barang-barang yang akan dibawanya sudah berada di dalam mobil. "Ayo kita berangkat, Sayang," ajaknya pada sang istri.     

Pasangan itu langsung berjalan bersama menuju ke halaman depan di mana mobilnya terparkir. Baru juga keluar beberapa langkah saja, terlihat Martin sudah berdiri di dekat mobil milik Brian. Sebuah tatapan tajam dilayangkan Martin pada pasangan suami istri yang sedang berjalan ke arahnya itu.     

"Bukankah tadi kamu langsung pergi, Martin?" tanya Brian sembari berdiri di depan pria itu.     

"Aku sengaja menunggu kalian di sini," sahut Martin dalam lirikan mata ke arah Imelda. Seolah ia sedang mengirimkan sebuah sinyal kepada menantu dari keluarga Prayoga itu.     

Dalam sekali melihat saja, Imelda langsung mengetahui isyarat dari Martin. Dia pun memikirkan sebuah cara untuk membuat Brian pergi sebentar saja.     

"Brian ... aku lupa tak membawa laptop milikku. Bisakah kamu membantuku untuk mengambilnya?" Dengan gayanya yang manja, Imelda berhasil memperdaya suaminya sendiri. Semua dilakukannya untuk kebaikan Brian sendiri.     

Tanpa banyak bicara, Brian langsung kembali ke dalam untuk mengambil barang Imelda yang ketinggalan di kamar. Sedangkan Imelda langsung mendekati Martin dan menanyakan hal penting apa yang sudah ditemukannya.     

"Ada apa, Martin? Sepertinya ada hal serius yang ingin kamu katakan padaku." Imelda menanyakan hal itu dalam perasaan was-was jika Brian sudah kembali dari kamarnya.     

"Apa Brian akan membawamu ke rumah Natasya Prayoga?" tanya Martin dalam wajah cemas.     

Imelda menyadari jika ada yang tidak beres dengan semua yang sedang terjadi. "Benar, Martin," jawabnya singkat.     

"Berhati-hatilah jika berada di rumah itu. Aku sedang menyelidiki alasan munculnya Natasya Prayoga yang sangat tiba-tiba," jelas Martin dalam wajah cemas dan sangat berdebar-debar.     

Belum juga Imelda mendapatkan penjelasan lengkap, Brian Prayoga sudah berjalan ke arah mereka.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.