Bos Mafia Playboy

Wanita Simpanan



Wanita Simpanan

0Sontak saja, Davin Mahendra langsung membulatkan mata saat melihat sebuah video yang sengaja diperlihatkan oleh Adi Prayoga kepadanya. Namun ia merasa tak pernah melakukan apapun dengan wanita di dalam video itu.     

"Apa-apaan ini!" seru Davin Mahendra dalam keterkejutan yang tak mampu ditutupinya. Ia merasa jika jantungnya sempat berhenti sejenak begitu melihat sebuah pemandangan yang sangat menjijikkan antara dirinya dan seorang wanita yang ia sendiri tak mengenalinya.     

"Video ini yang membawa Irene datang menemuiku malam itu." Adi Prayoga menahan kesedihan dan juga rasa sakit di dalam hatinya. Masih terasa sangat jelas, saat Irene mendatanginya di tengah hujan yang sangat deras.     

Rasa sakit dan juga perasaan yang menyesakkan dada langsung menyerang dirinya. Davin Mahendra terlihat sangat frustrasi menyaksikan dirinya terlelap di bawah selimut tebal bersama seorang wanita yang cukup sexy dan tentunya sangat menggoda kaum pria. Bahkan wanita itu tak segan-segan mempertontonkan bagian tubuhnya yang tak tertutup selembar kain pun.     

Seperti telah kehilangan kekuatan di dalam dirinya, Davin Mahendra merasa jika kaki menjadi begitu lemah tak bertulang. Ia merasa tak sanggup berdiri dengan kakinya sendiri. Langit benar-benar telah runtuh baginya. Segala kebanggaan atas dirinya hancur sudah. Semua keyakinan yang selama ini diyakininya telah hancur tak bersisa.     

"Bagaimana Irene bisa mendapatkan video itu? Aku merasa tak pernah melakukan hal gila itu pada wanita manapun! Bagaimana video itu bisa terlihat sangat nyata?" tanya Davin Mahendra dalam segala kebingungan yang singgah di dalam dirinya.     

"Apa maksudmu, Mahendra? Bukankah wanita itu adalah simpananmu?" Adi Prayoga hanya ingin memastikan jika video itu sama sekali tidak direkasa ataupun disengaja oleh seseorang yang menginginkan kehancuran bagi hubungan Davin Mahendra dan juga istrinya.     

Mendengar kata 'Simpanan' membuat Davin Mahendra mengerutkan kening sembari menatap pria yang masih berada di depan layar monitor lebar di ruangan itu. Ia mencoba mengingat dengan sangat keras, seorang wanita yang terlihat baru saja menghabiskan waktu dengannya.     

"Aku benar-benar merasa tak melakukannya, Prayoga. Bagaimana video ini bisa ada? Akhirnya aku mengerti alasan Irene menyimpan kebencian di dalam hatinya. Meskipun ia mencoba untuk menutupi segalanya, semua tetap cukup jelas apalagi sebelum ia harus kehilangan nyawanya." Begitu jelas penyesalan Davin Mahendra pada kejadian di masa lalunya. Sebelumnya, ia berpikir jika Adi Prayoga sengaja menghancurkan hubungannya dan juga istrinya. Namun ternyata ia sendiri yang menghancurkan segalanya.     

Adi Prayoga mencoba memikirkan ucapan sahabat lamanya itu. Ia bisa melihat jika Davin Mahendra mengatakan hal yang sebenarnya. Sebuah tatapan jujur dan juga penuh ketulusan sangat jelas di matanya. Ayah dari Brian Prayoga itu sangat yakin jika sahabatnya itu sama sekali tak membohonginya.     

"Jika kamu merasa tak melakukan semuanya ... berarti ada seseorang yang berusaha menjebakmu. Sayangnya, kamu terlalu bodoh dan tak menyadari hal itu," ujar Adi Prayoga dalam wajah yang cukup bingung. Ia tentunya sangat penasaran dengan teka-teki yang telah menghancurkan hubungan kedua keluarga.     

"Sepertinya kamu memang benar, Prayoga. Karena kebodohanku, aku telah menghancurkan persahabatan kita. Aku juga telah menghancurkan hati Irene," sesal seorang pria yang telah menikahi wanita yang sudah melahirkan Imelda dan juga Vincent Mahendra.     

Tanpa kekuatan dan juga harapan dalam sorot matanya, Davin Mahendra hanya bisa menyesali segala yang terjadi di dalam masa lalunya. Semua terasa begitu rumit dan penuh teka-teki yang harus dipecahkan. Pria itu harus kembali menggali masa lalunya untuk mengetahui sebuah insiden yang sangat menjijikan yang telah membuat banyak orang terluka.     

"Siapa yang telah menjebakmu, Mahendra? Apakah kamu memiliki musuh yang berusaha mengincarmu?" tanya Adi Prayoga pada pria yang masih saja memikirkan masa lalunya yang terlihat abu-abu baginya.     

"Musuh? Sepertinya aku tak memiliki musuh, hanya saja ... " Davin Mahendra tak ingin melanjutkan ucapannya. Ia sangat yakin jika sahabatnya itu akan sangat murka jika mendengarkan apa yang tadi ingin diucapkannya.     

Sudah bisa ditebak jika Davin Mahendra pasti akan menutupi beberapa hal dari sahabatnya itu. Ia tak mungkin mengatakan segalanya. Pasti ada beberapa hal yang sengaja disembunyikannya pada semua orang.     

"Apa yang kamu sembunyikan?" Dengan sengaja, Adi Prayoga menaikan nada suaranya. Ia tak tahan mendengar Davin Mahendra terus berusaha untuk menyembunyikan banyak hal yang ingin ditutupinya.     

"Entahlah ... aku tak yakin dengan hal yang ingin kukatakan. Rasanya sedikit takut jika aku mengatakan sesuatu yang belum jelas kebenarannya," jawab seorang pria yang bekerja untuk bada intelijen itu. Ia sangat ragu dengan sesuatu yang belum jelas kebenarannya.     

Bos mafia itu mencoba untuk menebak dan juga memperkirakan sesuatu yang masih saja ditutupi oleh sahabat lamanya itu. Ia pun tak yakin dengan sesuatu yang ada di kepalanya.     

"Apa ini tentang Jeffrey dan Natasya?" lontar Adi Prayoga dalam ekspresi yang cukup penasaran. Ia pun ingin mengetahui kebenaran yang selama ini terus menggangu kepalanya.     

"Apakah kamu bisa membaca pikiranku?" Davin Mahendra sangat terkejut mendengar pertanyaan dari seorang pria yang seolah bisa membaca pikirannya. Ia tak mungkin lagi menutupi hal itu karena Adi Prayoga pasti bisa menebaknya.     

Dalam senyuman sinis yang penuh kemenangan, Adi Prayoga menatap sahabatnya itu. Ia yakin sekali jika Davin Mahendra masih belum yakin apalagi mengetahui seseorang yang berada di balik insiden penjebakan itu. Ia akan berusaha untuk membantu ayah dari menantunya itu untuk menggali lebih dalam sesuatu yang selama ini telah terkubur begitu dalam.     

"Kita harus mengetahui seseorang yang telah menjebakmu. Aku akan membantumu untuk menyelidiki kejadian beberapa tahun silam." Adi Prayoga mendadak cukup bersemangat untuk mengetahui seseorang dibalik intrik kotor dan sangat menjijikan itu.     

"Aku akan mencoba untuk mengingat kejadian di malam itu. Semoga saja aku bisa melihat agenda kerja dan bisa memastikan siapa saja orang-orang yang aku temui di hari di mana Irene mendatangi dirimu saat hujan yang sangat deras," ucap seorang pria yang sedang berusaha keras untuk mengingat kejadian dari masa lalunya.     

Davin Mahendra mencoba mencari setiap potongan kejadian dari masa lalunya. Ia harus menemukan dalang di balik hancurnya hubungan pernikahan yang telah dibinanya selama bertahun-tahun.     

"Sebenarnya, aku memiliki sebuah catatan pada malam itu. Akan ku berikan tanggal di mana Irene menemuiku malam itu," balas Adi Prayoga sembari berjalan ke sebuah lemari brankas di kamar itu.     

"Baiklah," jawabnya singkat. Davin Mahendra hanya bisa menunggu sang bos mafia membongkar isi lemari di dalam ruangan itu. Semoga saja, tanggal kejadian itu bisa membantunya untuk menemukan sebuah kebenaran baru.     

"Sebenarnya ... aku ingin mendengar kejadian di malam Irene mendatangimu, Prayoga," pinta Davin Mahendra dengan penuh harap.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.