Bos Mafia Playboy

Video Menjijikan



Video Menjijikan

0Adi Prayoga dan juga Mahendra masuk ke dalam sebuah ruang kerja yang biasanya dipakai oleh sang bos mafia. Kedua pria itu saling memandang tanpa langsung mengatakan apapun. Kemudian, Adi Prayoga duduk berhadapan langsung dengan seseorang yang sudah cukup lama dikenalnya itu.     

"Apa yang ingin kamu katakan padaku, Mahendra?" Adi Prayoga sengaja ingin memulai pembicaraan di antara mereka berdua. Ia bisa melihat jika sahabatnya itu ingin menanyakan sesuatu kepadanya.     

"Menurutmu ... siapa yang telah mengirimkan video itu padaku? Rasanya sedikit aneh jika tiba-tiba ada seseorang yang sengaja mengirimkannya." Davin Mahendra terlihat cukup cemas dengan hal itu. Seolah hal itu sengaja dilakukan untuk menghancurkan hubungan di antara dua keluarga itu.     

Adi Prayoga kembali bangkit lalu berdiri di samping jendela ruangan itu. Ia tak pernah menyangka jika segalanya menjadi begitu rumit dan juga banyak permasalahan yang hadir tanpa mereka duga.     

"Selain Natasya, kupikir tak ada orang lain yang bisa melakukan hal segila itu. Sepertinya aku harus segera membereskan wanita itu," tegas Davin Mahendra pada pria yang sejak tadi terus memandangi dan juga memperhatikan dirinya.     

Jawaban itu sedikit mengejutkan untuk Davin Mahendra, ia tak menduga jika sahabatnya itu akan tega melakukan hal buruk pada mantan istrinya.     

"Apa kamu bisa setega itu pada Natasya? Bukankah selama ini kamu cukup peduli dengannya?" sahut Davin Mahendra dalam wajah yang cukup meragukan perkataan pria yang sudah dikenalnya sejak dulu.     

"Bagaimana aku bisa peduli dengannya lagi? Dia sudah tega menyakiti Imelda, wanita itu masih saja berusaha untuk memisahkan mereka berdua. Natasya bahkan telah tega menjebak Brian dengan obat perangsang, untung saja ia bisa menyelamatkan diri." Davin Mahendra mencoba menjelaskan semua yang sudah terjadi dengan anak dan juga menantunya.     

Kedua pria itu lalu terdiam tanpa mengatakan apapun. Mereka terdiam dalam pemikiran masing-masing. Seakan mereka baru saja terhimpit sebuah beban yang cukup sulit untuk ditanggungnya.     

"Jika Natasya awalnya baik-baik saja, mengapa ia tiba-tiba datang lalu mengacaukan segalanya?" Davin Mahendra menjadi sangat penasaran dengan banyak hal berbahaya yang telah dilakukan oleh mantan kekasih dari sahabatnya itu.     

"Kamu pikir selama ini dia baik-baik saja? Natasya bersikap seolah ia baik-baik, padahal di dalam hatinya ia menaruh kepahitan yang cukup mendalam. Aku hanya takut jika wanita itu akan melakukan sesuatu yang lebih berbahaya lagi dan mengancam keselamatan Brian dan juga Imelda." Terlalu jelas kecemasan dan sedikit rasa takut di wajah Adi Prayoga. Ia bahkan benar-benar takut berada dalam situasi yang bisa menghancurkan hubungan kedua keluarga.     

Davin Mahendra tak menanggapi penjelasan dari sang bos mafia. Ia masih mengingat cukup jelas, hubungan pernikahan yang terjalin antara Adi Prayoga dan juga Natasya bisa terjadi karena kesalahannya. Andai saja Davin Mahendra tak melakukan kesalahan fatal di malam itu ... semua pasti akan baik-baik saja. Adi Prayoga tetap bisa bersama Irene, sedangkan Natasya masih bisa bersama dengan kekasihnya.     

"Ahhh!" kesal Davin Mahendra saat mengingat kebodohannya sendiri. "Hubungan ini hancur gara-gara kesalahanku. Andai kamu tak kembali menjalin hubungan dengan istriku, semua ini tak mungkin terjadi, Prayoga. Aku mendengar jika Natasya mulai jatuh cinta padamu," ungkapnya dalam suara yang lirih namun cukup jelas. Pria itu tak pernah memahami takdir yang telah membawanya.     

"Kamu masih saja menuduhku? Padahal kamu sendiri yang telah membuat Irene kembali ke pelukanku," tegas Adi Prayoga dalam wajah yang sangat geram karena pria itu masih saja menyalahkan dirinya.     

Davin Mahendra langsung berdiri cukup dekat dengan sahabat lamanya itu. Ia dengan sengaja memperlihatkan tatapan dingin yang cukup membekukan suasana di dalam ruangan itu.     

"Aku masih sangat penasaran pada video yang kamu sebutkan saat pertemuan kita di rumah sakit." Ayah dari Imelda Mahendra itu sengaja kembali menanyakan hal yang dikatakan oleh Adi Prayoga sebelumnya. Sebuah pembicaraan yang harus terhenti karena kedatangan Vincent di dalam sebuah ruangan di rumah sakit milik Irene dan Natasya.     

"Sebelumnya ... aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Kuharap kamu mau mengatakan hal itu dengan jujur," ujar Adi Prayoga pada sosok pria yang menatap dirinya penuh rasa penasaran.     

Perkataan Adi Prayoga seolah telah menjadi sebuah peringatan baginya. Padahal selama ini, Davin Mahendra merasa tak pernah membohongi sahabatnya itu. Hanya ada satu kebohongan yang selama ini telah dilakukannya pada sahabatnya itu. Selebihnya, ia selalu mengatakan semua yang seharusnya diketahui oleh sang bos mafia.     

"Kamu pikir aku pernah mendustai dirimu?" kesal Davin Mahendra pada seorang pria yang masih saja memandangnya penuh arti.     

"Tak ada maksud untuk menuduhmu, Mahendra. Hanya saja, aku tak suka jika kamu menutupi hal sekecil apapun dariku." Adi Prayoga tentunya bisa merasakan jika sahabatnya sengaja menutupi sebuah kebenaran yang ia sendiri tak mengetahuinya.     

Seketika itu juga, Davin Mahendra memperlihatkan senyuman sinis pada pria yang selama ini begitu baik memperlakukan anak perempuannya. Ia tak pernah menyangka jika Adi Prayoga akan sangat menyayangi Imelda seperti anaknya sendiri.     

"Sepertinya ... kita tak sedekat itu, Prayoga. Hubungan kita memang pernah begitu dekat, bahkan terlalu dekat. Namun segalanya telah hancur beberapa tahun silam," jelas Davin Mahendra tanpa keraguan sedikit pun. "Hubungan kita tak lebih hanya karena pernikahan anak-anak kita berdua." Davin Mahendra langsung membalikkan badan, ia tak ingin memperlihatkan kesedihan itu pada kekasih gelap dari istrinya sendiri.     

"Aku mengerti! Tentunya kamu sangat membenciku karena aku kembali berhubungan dengan Natasya. Lalu ... kenapa kamu begitu bodoh hingga Natasya harus melihat video menjijikan antara dirimu dan wanita murahan itu?" Adi Prayoga mulai hilang kendali saat mengingat kejadian di malam itu. Sebuah malam penuh tragedi yang menjadi awal kehancuran pernikahan dua keluarga itu.     

Lagi-lagi, Davin Mahendra tak menerima tuduhan yang dilontarkan oleh Adi Prayoga. Ia merasa tak pernah melakukan hal segila dan juga sehina itu pada wanita lain.     

"Bagaimana kamu bisa menuduhku tanpa bukti, Prayoga?" Kali ini giliran Davin Mahendra yang kehilangan kesabaran di dalam dirinya. Ia tak terima atas tuduhan yang cukup memalukan baginya. Pria itu tetap mencintai istrinya meskipun istrinya mencintai pria lain. Yang paling menyakitkan, pria itu adalah sahabatnya sendiri.     

Sang bos mafia beranjak dari samping jendela. Ia kemudian menyalakan beberapa layar monitor lebar yang ada di dalam ruangan itu. Dengan gerakan cepat, Adi Prayoga mencari sebuah file di dalam komputernya. Ia telah menyimpan video menjijikan itu dalam perangkat komputer di sana.     

Setelah beberapa saat mencoba membuka beberapa video, ia pun akhirnya menemukan sebuah video yang sedang dicarinya. Ia sengaja memutar video itu dalam beberapa layar di dalam sana.     

"Apa-apaan ini!" Davin Mahendra tentunya sangat terkejut melihat video di dalam layar itu.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.