Bos Mafia Playboy

Jangan Menyamakan Aku Dengan Wanita Itu!



Jangan Menyamakan Aku Dengan Wanita Itu!

0"Pemiliknya tentu sangat penting bagiku. Dialah nyawaku!" Jawaban dari Brian itu langsung membuat dada Imelda seolah menjadi sesak. Tiba-tiba saja, matanya berkabut dan mulai meredup.     

Imelda sadar jika dirinya tak ada apa-apanya dengan wanita-wanita yang pernah menghabiskan malam dengan suaminya. Nyalinya menciut dan seolah ia merasa tak berarti lagi bagi Brian. Dengan gerakan cepat, ia memalingkan badannya sebelum suaminya itu melihat butiran air mata yang mulai membasahi wajahnya.     

"Sudahlah, Brian! Kamu tak perlu memperjelas hal itu kepadaku." Suara bergetar dari Imelda, tentunya membuat Brian saja jika wanita yang sangat dicintainya itu sedang menahan isak tangis di dalam hati.     

"Jangan salah paham, Sayang!" bujuk pria yang mencemaskan wanita yang diam-diam menangis di belakangnya.     

Imelda menghapus air mata di wajahnya lalu berbalik memandang suaminya penuh arti. Sekuat hati, ia mencoba untuk menahan diri agar tak menangis di hadapan sosok pria yang sedang mempermainkannya.     

"Jika kamu masih saja menyembunyikan itu dariku ... lebih baik kamu hidup saja dengan pemilik dari benda itu. Aku akan pergi saat ini juga. Karena nyatanya, aku tak lebih berharga dari orang lain yang sedang kamu lindungi." Imelda lalu memperlihatkan senyuman tipis dan berjalan keluar dari kamar itu.     

"Berhenti, Sayang!" Brian mencoba untuk menghentikan istrinya yang hampir saja melewati pintu kamar itu.     

Namun Imelda sama sekali tak mempedulikan panggilan dari suaminya. Ia merasa jika dirinya sudah tak berguna berada di samping Brian. Rasanya sangat sia-sia berada di samping seorang pria yang masih sangat mendambakan seseorang yang lainnya.     

Brian mengejar istrinya hingga berada di pintu. Ia tak akan membiarkan Imelda untuk pergi dari sisinya.     

"Apa kamu benar-benar ingin melihatnya, Sayang?" Brian sengaja menanyakan hal itu pada istrinya. Wanita itu hanya menganggukkan tanpa mengatakan apapun padanya.     

"Kuharap kamu tak menyesalinya." Brian memperlihatkan sebuah benda yang berada di dalam genggamannya.     

Wanita itu masih sangat bingung dengan sesuatu yang berada di tangan suaminya. Imelda berpikir keras untuk menafsirkan sesuatu yang terlihat seperti kain berenda di dalam tangan Brian. Ia akhirnya tahu benda seperti apa yang sangat dilindungi oleh suaminya itu.     

"Siapa pemiliknya?" Imelda langsung menanyakan hal itu pada pria yang masih berdiri dalam tatapan yang begitu sulit untuk diartikan. Akhirnya ia paham, mengapa Brian sampai menyembunyikan benda itu begitu rapi? Wanita itu sangat yakin jika pemilik dari benda itu sangat berarti untuk suaminya.     

"Untuk apa kamu menanyakan hal itu?" Bukannya memberikan jawaban pada istrinya, Brian justru melemparkan pertanyaan balasan pada Imelda. Ia masih sangat ragu untuk menyebutkan pemilik dari benda itu.     

Imelda tersenyum sinis pada suaminya sendiri. Ia terlalu muak dengan Brian yang terlalu bertele-tele dan juga berputar-putar tanpa memberikan jawaban apapun.     

"Jangan memainkan teka-teki yang sangat memuakkan ini, Brian! Hidupku juga sudah sarat dengan teka-teki yang masih belum terpecahkan. Bagaimana kamu bisa memaksaku untuk memikirkan hal ini?" Imelda mulai melontarkan kekesalan di dalam hatinya. Ia tak tahan dengan penjelasan Brian yang terlalu berbelit-belit terhadap dirinya.     

Tak ingin membuat Imelda meledakkan amarah di dalam dirinya, Brian mengangkat kedua tangannya dan memperlihatkan dengan jelas selembar kain yang berada di tangannya.     

"Apa kamu tak mengetahui benda ini, Sayang?" cetus Brian dalam sebuah senyuman yang penuh arti.     

"Tentu saja aku sangat tahu. Apakah underwear itu milik salah satu wanita murahan yang pernah membuatmu merasakan surga dunia?" cibir Imelda pada suaminya sendiri.     

Lagi-lagi Brian melepaskan senyuman di wajah tampannya. Terlihat sangat jelas jika Imelda mulai terbakar kecemburuan dari dasar hati. Ada seberkas ide jail yang ingin dilakukannya pada sang istri.     

"Pertanyaanmu memang sangat tepat, Sayang. Aku benar-benar tergila-gila pada pemilik underwear itu. Sayangnya, wanita itu bukan seorang wanita murahan seperti yang telah kamu sebutkan itu," jawab Brian dengan sangat menyakinkan. Bahkan dengan bangga dan juga terlihat sangat bahagia, ia memperlihatkan senyuman di dalam wajahnya.     

"Ohhhh .... Jadi dia wanita yang sangat kamu cinta? Tentunya ia juga pasti sangat mencintaimu, Brian," balas Imelda dengan wajah malas dan tak lagi bersemangat. Sebuah kebenaran baru yang baru didengarnya, membuatnya hatinya terluka sangat hebat. Suami yang sangat dicintai telah menyimpan barang pribadi milik wanita lain. Hal itu benar-benar berhasil merobek hati dan juga harga dirinya.     

Brian hanya menganggukkan kepala tanpa mengatakan apapun pada istrinya. Dalam hati, ia sedang terkekeh geli dengan wajah Imelda yang cukup terpukul dengan perkataannya.     

Setelah beberapa saat terdiam, Imelda akhirnya memberanikan diri untuk memandang pria di depannya. Ia pun melemparkan tatapan tajam pada suaminya itu.     

"Mengapa kamu tak berusaha memilikinya saja, Brian?" Imelda merasa telah menjadi orang ketiga dalam hubungan Brian dan wanita pemilik selembar kain kecil berenda itu.     

"Aku sudah memilikinya, Sayang," jawab Brian diiringi sebuah senyuman pada wanita yang terlihat tertegun mendengar jawaban dari suaminya.     

Semakin lama, Imelda merasa sama sekali tak berarti bagi suaminya. Ia tak tahan lagi harus mendengar jawaban dari suaminya itu. Hatinya sudah hancur berkeping-keping tak bersisa, rasanya sangat menyakitkan di dadanya.     

"Apa! Jadi kamu berselingkuh dariku, Brian?" Imelda harus mengungkapkan kecurigaan di dalam hatinya. Ia tak ingin hanya menyimpannya di dalam hati saja.     

"Bagaimana aku bisa berselingkuh, Sayang?" Pertanyaan itu terucap berikut tawa lepas dari suaminya. Brian langsung membopong istrinya dan membawanya kembali masuk ke dalam kamar.     

Imelda mencoba untuk melepaskan diri dari suaminya. Namun ia tak berhasil melakukan hal itu, pria itu berhasil membaringkan dirinya di atas ranjang besar yang cukup mewah dalam kamar milik Brian Prayoga.     

"Apa kamu benar-benar penasaran dengan pemilik benda ini?" Brian mengangkat benda di tangannya di hadapan Imelda lalu beralih ke sudut dari balik kemeja putih panjang miliknya yang terlihat sexy di tubuh wanita itu.     

"Apa yang kamu lakukan, Brian?" protes Imelda saat merasakan tangan Brian mulai menarik selembar kain tipis yang menutupi bagian bawah perutnya.     

Pria itu tersenyum nakal dan penuh kemenangan tanpa menghentikan gerakan tangannya menarik selembar kain tipis yang dipakai oleh sang istri. Tanpa rasa berdosa sedikit pun, Brian terus saja tersenyum di hadapan seorang wanita yang terlihat semakin bingung dengan kegilaan yang dilakukannya.     

"Kita akan mengetahui pemilik benda ini setelah aku berhasil melepaskan selembar kain yang menghalangi mataku untuk menikmati sebuah pemandangan yang sangat menarik dan juga menggoda," ungkap Brian dalam rayuan mematikan yang mampu melumpuhkan seluruh akal sehat seorang Imelda Mahendra.     

"Hentikan, Brian! Jangan menyamakan aku dengan wanita itu!" protes Imelda dengan wajah tidak suka atas semua perkataan ataupun kelakuan Brian terhadap dirinya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.