Bos Mafia Playboy

Siapa Pemiliknya? Dialah Nyawaku!



Siapa Pemiliknya? Dialah Nyawaku!

0Entah mengapa, Imelda merasa berdebar melihat kotak mewah berwarna emas itu. Ada sebuah daya tarik yang sangat kuat di dalam dirinya. Dengan penuh keraguan, wanita itu mengambilnya dan memperhatikan kotak mewah yang sudah berada di tangannya.     

Dengan sedikit gerakan saja, wanita itu pasti bisa melihat isi dari sebuah kotak yang selama ini sengaja di sembunyikan oleh suaminya. Jika dulu ia harus menahan diri pada rasa penasaran di dalam hatinya, tidak untuk sekarang. Imelda bertekad untuk mengetahui isi dari kotak mewah dan tentunya sangat mahal.     

Begitu mengambil kotak itu, Imelda lalu duduk di pinggiran ranjang yang berada dalam kamar itu. Tidak bisa dipungkiri oleh wanita itu, hatinya berdebar kencang saat menatap benda di tangannya. Mendadak, tangannya berkeringat dingin saat akan membuka kotak itu.     

Dalam gerakan pelan yang sangat hati-hati, Imelda mencoba untuk membukanya secara perlahan. Rasa penasaran di dalam hatinya, membuat wanita itu berani untuk membuka sebuah kotak yang selama ini seolah telah dikeramatkan oleh suaminya. Saat hampir saja kotak itu benar-benar terbuka sepenuhnya, tiba-tiba saja ....     

"Apa yang kamu lakukan dengan kotak itu, Sayang?" Brian datang dalam wajah panik dan langsung merebut kotak itu dari tangan sang istri. Terlihat pria itu bukan hanya panik, bahkan ia terlihat sedikit pucat seperti sedang ketakutan.     

"Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dariku, Brian? Ini bukan kali pertamanya kamu terlihat sangat panik saat aku hendak melihat isi dalam kotak perhiasan itu." Imelda mengira jika kotak itu berisi perhiasan mewah yang berharga fantastis.     

Untuk sejenak, pria itu memejamkan matanya. Ia merasa terhimpit dalam ucapan dan juga pertanyaan istrinya. Namun isi dari kotak itu tentunya sangat berharga untuknya. Sesuatu yang berada di dalam kotak itulah yang membuat Imelda jatuh ke dalam pelukannya.     

"Lebih baik kamu tak membukanya, Sayang. Ini hanya kotak biasa, lebih mirip kotak keberuntunganku saja," jelas Brian Prayoga pada wanita yang memandang dirinya penuh ketidakpercayaan.     

"Kotak biasa kamu bilang? Aku yakin jika kamu menyembunyikan sesuatu dariku, Brian!" Imelda mulai meninggikan nada suaranya, ia merasa jika suaminya itu sengaja menyembunyikan hal itu dari dirinya.     

Tanpa sadar, Brian menarik rambutnya sendiri. Pria itu tak mungkin mengatakan pada Imelda mengenai isi dalam kotak itu. Ia tak ingin membuat wanita itu salah paham terhadap dirinya. Brian berpikir jika tak seharusnya ia menyimpan benda itu di dalam kamarnya. Rasanya sangat menyesal tak memindahkan benda itu setelah menikahi Imelda.     

"Kenapa hanya diam saja, Brian!" bentak Imelda dalam sorot mata dingin yang terpercik amarah dari dalam dirinya. Ia merasa jika suaminya itu sedang berusaha menutupi sesuatu dari masa lalunya.     

"Aku tak tahu harus menjelaskan apa padamu, Sayang," jawab Brian dalam suara lembut dan tentunya penuh kasih sayang. Meskipun istrinya sedikit membentak, ia tak ingin ambil pusing. Semua itu hanya kekesalan sesaat dari wanita yang dicintainya.     

Kecurigaan Imelda semakin memuncak, saat mendengar jawaban dari Brian yang sama sekali tak memuaskan rasa penasarannya. Ia pun bangkit lalu berjalan ke arah pria yang terlihat bingung dengan wajah cemas.     

Dengan sorotan tajam yang cukup mengintimidasi, Imelda berdiri di hadapan suaminya. Ia sengaja melemparkan tatapan mematikan pada sosok pria yang tak mau menjelaskan apapun kepada dirinya.     

"Mungkinkah kotak itu berisi perhiasan mewah dari mantan kekasihmu, Brian?" Sebuah pertanyaan kembali dilontarkan Imelda pada suaminya. Namun pria itu sama sekali tak ingin menjelaskan apapun kepadanya.     

"Mantan kekasih yang mana, Sayang? Aku tak punya mantan kekasih." Hanya jawaban itulah yang keluar dari mulut Brian. Pria itu benar-benar tak memberikan jawaban ataupun penjelasan yang tepat kepada istrinya.     

Percikan api amarah yang tadinya terus ditahan, akhirnya berkobar hebat di dalam diri Imelda. Wanita itu merebut kotak itu dari Brian lalu mendorong pelan suaminya hingga terjungkal di atas ranjang besar dalam kamar itu.     

"Jika kamu tak ingin menjelaskan padaku ... biar aku yang mencari jawabannya sendiri." Imelda berusaha membuka paksa kotak di tangannya itu. Ia tak peduli dengan apapun yang mungkin akan dihadapinya. Wanita itu sudah sangat penasaran dengan sesuatu yang selama ini telah di sembunyikan oleh suaminya.     

Belum sempat terbuka sepenuhnya, Brian langsung bangkit dari ranjang lalu berusaha untuk meraih kotak itu sebelum Imelda mengetahui isi di dalamnya. Dalam gerakan sangat cepat, ia berusaha merebut kotak itu dari tangan istrinya.     

Hingga terjadi gerak tarik menarik antara pasangan suami istri yang sama-sama panik dalam posisi itu. Hingga hempasan tangan Brian yang terlalu kuat justru membuat kotak emas itu terlempar ke udara. Sontak saja mereka berdua memandang ke arah yang sama.     

Sebuah kotak yang melayang akhirnya jatuh dan melemparkan isi di dalamnya. Dalam keadaan panik, Brian berlari menuju tempat di mana kotak itu jatuh dan rusak. Dengan gerakan cepat ia mengambil sesuatu dan menyembunyikan di belakang dirinya.     

"Siapa yang sedang kamu lindungi, Brian?" Imelda merasa jika suaminya sedang melindungi seseorang dari masa lalunya. Iya tak menyangka jika suaminya itu bisa memberikan perlakuan khusus pada seseorang yang menjadi pemilik dari barang dalam kotak itu.     

"Lebih baik kamu tak melihatnya, Sayang," bujuk Brian dengan keringat dingin yang mulai membasahi wajahnya.     

Melihat pria itu sangat berkeringat, Imelda semakin mencurigai suaminya. Terlalu jelas dalam wajah Brian jika dirinya sangat ketakutan untuk menunjukkan benda yang sedang disembunyikan di belakang badannya.     

"Apa kamu memiliki istri lain selain aku, Brian?" tuduh Imelda pada sosok pria yang begitu melindungi pemilik dari benda yang berada di tangannya. Ia mencoba untuk berpikir realistis tentang hal itu. Namun rasa penasaran di dalam hatinya semakin mendesaknya untuk mengetahui kebenaran yang selama ini seolah sengaja disembunyikan oleh suaminya.     

"Jangan bercanda, Sayang! Untuk memilikimu saja aku harus menunggu selama bertahun-tahun. Bagaimana aku bisa memiliki istri selain dirimu?" balas Brian dengan sangat menyakinkan. Ia tak pernah sedikit pun berpikir untuk berpaling dari wanita yang sangat dicintainya itu.     

Imelda mencoba memahami ucapan Brian secara mendalam. Namun ia masih saja tak mengerti dengan alasan suaminya itu menyembunyikan sesuatu yang tersimpan di dalam lemari pakaian miliknya.     

Dalam langkah pelan, Imelda berjalan ke arah suaminya. Ia menatap penuh arti sosok pria yang sudah dinikahinya beberapa bulan yang lalu itu. Wanita itu berpikir, jika bujukan tak mempan ... Ia harus memberikan sedikit ancaman pada Brian.     

"Jika benda itu sangat penting bagimu, tentunya pemiliknya jauh lebih berharga dari itu .... " Wanita itu sengaja menggantung perkataannya, ia sengaja membuat Brian berpikir akan perkataannya itu.     

"Pemiliknya tentu sangat penting bagiku. Dialah nyawaku!" Sebuah jawaban dari Brian seolah mampu membuat jantung Imelda berhenti berdetak untuk beberapa saat.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.