Bos Mafia Playboy

Malu Dilahirkan Oleh Mama



Malu Dilahirkan Oleh Mama

0Begitu mobil Brian sampai di gerbang rumah yang ditinggali oleh ibunya, para penjaga itu langsung membuka lebar gerbang rumah. Mereka cukup tahu sosok pria yang sempat tinggal di rumah itu. Meskipun hanya beberapa hari saja, para penjaga itu tak akan pernah melupakan hal itu. Terlebih, ada seorang mantan anak buah Adi Prayoga yang juga menjadi orang bayaran dari Natasya.     

Brian bergegas turun dari mobil diikuti oleh beberapa orang yang juga datang bersamanya. Ia pun beranjak masuk ke dalam sebuah rumah yang sudah terbuka lebar.     

"Keluarlah, Ma!" teriak Brian tanpa lagi peduli dengan tata krama dalam bertamu ke rumah seseorang.     

"Apakah Papamu yang mengajari kamu berteriak tanpa ada sopan santun?" Tiba-tiba saja, Natasya keluar dari sebuah kamar yang berada di dekat tangga. Wanita itu terlihat cukup cantik dan juga anggun, aura kecantikan dan juga kelembutannya terpancar begitu jelas.     

Wanita itu bergerak ke arah anak semata wayangnya. Natasya cukup kecewa karena Brian sama sekali tidak menghormatinya sebagai orang tua. Walau bagaimanapun juga, ia adalah seorang ibu yang ingin disayangi oleh anaknya sendiri.     

"Jika kamu hidup bersama Mama, setidaknya kamu tak akan tumbuh menjadi pria arogan seperti sekarang," sindir Natasya pada anak semata wayangnya. Ia berusaha untuk memberikan belaian lembut di kepala Brian. Namun pria itu langsung menghempaskan tangannya.     

"Hentikan, Ma! Tak perlu berpura-pura baik di hadapanku," protes Brian pada seorang wanita yang sudah melahirkannya.     

Sebuah senyuman kecut terukir di bibir wanita yang cukup terluka mendengar perkataan anaknya sendiri. Rasanya terlalu memilukan saat Brian secara terang-terangan menolak perhatiannya.     

"Tak perlu berbasa-basi lagi, Ma! Cepat lepaskan perempuan yang sudah Mama culik! Aku tahu jika Mama menyembunyikannya di sini," teriak Brian cukup keras. Ia mulai memandang sekitar rumah itu untuk mencari keberadaan anak dari pelayan di rumahnya.     

Terlihat perubahan ekspresi di wajah Natasya. Tanpa sadar ia melebarkan tatapannya, tentunya Natasya cukup terkejut dengan kedatangan Brian yang tiba-tiba. Terlebih ia menanyakan sesuatu yang jelas-jelas hanya diketahui oleh orang-orang kepercayaannya saja.     

"Jangan menuduh Mama sembarangan, Brian!" sanggah Natasya atas segala tuduhan yang telah dilontarkan oleh anaknya. Ia mulai cemas terhadap rencana yang telah disusunnya.     

"Itu adalah kenyataan, Ma. Tak ada tuduhan sembarangan atas semua yang sudah Mama lakukan. Jika Mama tak membawa perempuan itu keluar .... Aku akan mendobrak setiap pintu yang tertutup di dalam rumah ini," ancam Brian penuh keyakinan. Ia pun mulai menyuruh anak buahnya untuk memeriksa kamar di sekitar tangga.     

Saat tak mendapati siapapun di beberapa ruangan di sekitar tangga, Brian dengan sengaja mengisyaratkan agar mereka memeriksa beberapa ruangan di lantai atas rumah itu. Baru saja melangkahkan kaki dalam satu anak tangga, sang nyonya rumah sudah berteriak pada mereka.     

"Hentikan, Brian! Mama akan membawa perempuan itu ke sini," seru Natasya yang berhasil membuat Brian mengurungkan niatnya.     

Wanita itu langsung memerintahkan beberapa orang yang bekerja untuknya. Natasya menyuruh mereka segera melepaskan sosok perempuan yang sudah disekapnya selama beberapa hari terakhir.     

Brian tersenyum sinis yang penuh kemenangan pada wanita cantik yang berdiri tak jauh darinya.     

"Bukankah tadi Mama mengatakan tak menculik perempuan itu? Mama sengaja ingin menipu aku." Terdengar suara tawa Brian yang sengaja ingin menertawakan ibunya itu. Apalagi melihat wajah Natasya yang mulai gelisah karena gertakan dari anaknya sendiri.     

"Mama tak berniat menipumu. Itu jauh lebih baik jika kamu tak mengetahuinya." Dengan begitu gampangnya, Natasya mengatakan hal itu seolah sesuatu yang baru saja dilakukannya bukanlah sebuah kejahatan saja.     

Pria itu kembali terkekeh menertawakan ibunya. Ia tak pernah membayangkan jika sosok wanita yang telah melahirkannya berubah sangat menakutkan.     

"Jika posisinya terbalik ... aku yang berada dalam posisi itu. Bagaimana jika ada seseorang yang berusaha untuk menculik dan menyekapku tanpa ampun." Brian sengaja mengatakan perumpamaan itu agar Natasya bisa mengerti posisinya.     

"Mama tak akan pernah membiarkan hal buruk terjadi padamu," tegas Natasya dengan sangat menyakinkan. Di saat yang sama, beberapa orang bayaran Natasya membawa seorang wanita yang masih muda dengan tangan terikat.     

Percikan api amarah terpancar begitu jelas di wajah Brian. Ia merasa tak tega pada perempuan muda anak dari pelayan di rumahnya itu.     

"Bawa dia masuk ke dalam mobil dan langsung antarkan menemui ibunya!" perintah Brian Prayoga pada orang-orang yang datang bersamanya. Ia tak perempuan itu terlalu lama berada di dalam rumah itu.     

"Baik, Bos." Dua orang bodyguard langsung membawa perempuan muda itu meninggalkan rumah Natasya. Terlihat sebuah trauma yang begitu besar terlihat dari sorot mata perempuan itu.     

Brian berjalan mendekati ibunya, ia memperhatikan sosok wanita yang terlihat sangat lembut namun berhati kejam. Ingin rasanya ia menghabisi wanita yang berdiri di hadapannya itu. Brian memegang erat tangan ibunya dalam perasaan yang tak bisa dikendalikan olehnya.     

"Bagaimana Mama bisa melakukan kejahatan seperti itu? Aku benar-benar sangat membenci Mama! Aku malu dilahirkan dari rahim seorang wanita kejam seperti Mama!" Brian berteriak sangat keras lalu menghempaskan ibunya ke sebuah sofa besar dengan sedikit kasar. Ia mulai hilang kendali akan dirinya sendiri.     

Di saat yang sama, sosok Rizal Hartanto baru saja masuk dan melihat kejadian itu. Ia langsung menghampiri Natasya dan memastikan keadaannya.     

"Apa kamu baik-baik saja?" cemas sosok pria yang baru saja datang.     

"Aku tak apa-apa, Mas. Brian hanya sedikit emosi saja." Natasya tak mungkin menyalahkan anaknya sendiri. Ia sangat mengerti dengan kemarahan dari anak semata wayangnya itu.     

Brian tertawa dalam kepiluan di dasar hatinya. Ia merasa geli saat ibunya memanggil ayah dari Eliza Hartanto itu dengan sebutan 'Mas'. Ia mulai menyadari jika malam itu, Rizal Hartanto lah yang sudah bermain gila dengan ibunya.     

"Jadi pria ini yang membuat Mama mengerang dan juga menjerit dengan sangat menjijikkan," hina Brian pada sosok pria dan juga wanita yang memperlihatkan kemesraan di hadapannya.     

"Apa maksudmu, Brian? Jangan bilang kamu .... " Tanpa Natasya menyelesaikan ucapannya, Brian tentunya sangat tahu kalimat apa yang seharusnya diucapkan oleh ibunya.     

Tanpa perasaan dan juga peduli dengan wanita di depannya itu, Brian tertawa lepas menertawakan ekspresi malu yang dipertontonkan oleh Natasya.     

"Apakah baru sekarang Mama merasa malu? Aku bahkan mendengar setiap desahan dan gerakan yang telah kalian lakukan. Sangat menjijikkan!" terang Brian Prayoga pada ibu dan juga pasangan tidak sahnya.     

"Dasar anak kurang ajar!" Sebuah pukulan mendarat di wajah Brian. Rizal Hartanto tak terima dengan hianaan yang telah diucapkan oleh Brian Prayoga. Ia sangat murka saat pria itu menghina wanita yang sangat dicintainya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.