Bos Mafia Playboy

Kamar Hotel



Kamar Hotel

0"Rencana?" Brian menunjukkan wajahnya yang cukup penasaran pada sebuah rencana yang sedang dipikirkan oleh Eliza. Ia sengaja melemparkan tatapan tajam yang penuh arti pada sosok wanita yang baru-baru ini banyak membantunya.     

Eliza tersenyum licik yang penuh keyakinan. Ia sangat yakin jika rencananya kali ini pasti akan berhasil.     

"Sebaiknya kalian berdua ikuti aku. Rapikan pakaian kalian dulu!" Wanita itu dengan sabar menunggu Brian dan juga Imelda untuk merapikan pakaiannya. Mereka harus terlihat sempurna untuk tampil bersamanya.     

Begitu semua telah siap, Eliza bergerak ke arah pintu keluar dari kamar hotel itu. Ia mengisyaratkan agar mereka semua berjalan mengikuti dirinya.     

Setelah berjalan mengikuti Eliza, ternyata wanita itu mendatangi resepsionis Queen Hotel. Dengan penuh keyakinan, Eliza berdiri di hadapan seorang wanita yang bekerja di bagian resepsionis.     

"Selamat malam. Kami ingin mengetahui informasi mengenai kamar hotel di mana Nyonya Natasya menginap," ucap Eliza dalam tutur kata yang cukup sopan dan terdengar sangat tegas pada wanita yang berpakaian rapi itu.     

"Mohon maaf. Kami tidak bisa memberikan informasi dengan sembarang. Apalagi jika hal itu menyangkut tamu yang menginap di hotel kami." Resepsionis itu memberikan sebuah jawab yang cukup sopan dan terdengar sangat ramah.     

Wanita itu pun menolehkan kepalanya pada Brian dan Imelda. Eliza merasa harus mengeluarkan jurus pamungkas agar bisa mendapatkan informasi mengenai kamar hotel yang disewa oleh ibu kandung dari Brian Prayoga. Ia pun mencari sesuatu dari dalam tas dan menunjukkannya pada sang resepsionis.     

"Kami dari kantor kejaksaan sedang melakukan penyelidikan. Jika Anda tak bisa memberikan informasi mengenai kamar Nyonya Natasya, kami akan melakukan penggeledahan satu persatu kamar hotel ini," ancam Eliza pada wanita yang menunjukkan wajah terkejut saat mendengar mereka datang dari kantor kejaksaan.     

Resepsionis itu terlihat cukup panik lalu memeriksa data tamu di hotel tempatnya bekerja. Ia tak mungkin membiarkan orang-orang dari kejaksaan itu membuat kekacauan di hotel.     

"Kamar atas nama Nyonya Natasya berada di nomor 302. Mohon maaf jika kami tak mengetahui kehadiran Anda dari kantor kejaksaan." Wanita itu terlihat sedikit pucat karena sempat menolak untuk memberikan informasi pada petugas penegak hukum itu.     

"Kami booking kamar 301. Kami harus menginap di sini malam ini. Masih banyak penyelidikan yang harus kami lakukan. Mohon kerjasamanya." Eliza mengatakan hal itu dengan sangat lancar dan tanpa beban sedikit pun. Bahkan tak kelihatan sama sekali jika wanita itu sedang mengelabui resepsionis hotel.     

Wanita yang bekerja di resepsionis itu lalu memberikan kunci kamar yang telah dipesan oleh Eliza. Mereka pun langsung bergerak ke sebuah kamar yang sangat berdekatan dengan kamar yang telah dipesan oleh Natasya.     

"Kamu benar-benar gila, Eliza! Bisa-bisanya kamu menipu pihak hotel." Brian masih tak percaya jika Eliza sampai melakukan hal itu untuk menggali informasi tentang Natasya dan juga Teddy Julian.     

"Aku tidak menipu mereka. Jelas-jelas memang aku bekerja di kantor kejaksaan. Apa salahnya aku memberikan sedikit ancaman pada mereka?" kilah seorang wanita yang berjalan cepat menuju ke sebuah kamar hotel yang baru saja dipesannya.     

Begitu sampai di dalam kamar, Eliza meminta mereka berdua untuk duduk. Sedangkan dirinya masih harus memutar otak untuk menyusun sebuah rencana untuk ayahnya.     

"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan, Eliza?" tanya Imelda dalam tatapan mata yang cukup penasaran atas rencana wanita di depannya itu.     

"Aku ingin membuat papaku melihat sendiri saat Eliza sedang bersama dengan Teddy Julian. Papa pastinya akan sangat terkejut atas kedekatan Natasya dan juga mantan atasannya itu," terang Eliza atas sebuah rencana yang sedang disusunnya. Ia masih terus berpikir agar ayahnya mau datang ke kamar hotel itu.     

Brian sejak tadi terus memperhatikan percakapan dua wanita itu. Ia pun juga tak bisa melakukan apapun pada seorang wanita yang telah melahirkannya itu. Terlebih sudah sangat jelas jika ibunya itu telah melakukan banyak kejahatan yang telah lolos dari jerat hukum.     

"Apapun rencana kalian, aku akan mendukungnya. Sudah saatnya Mama menerima semua hukuman atas perbuatannya," sahut Brian atas perbincangan antara Imelda dan juga Eliza. Telah banyak hal melanggar hukum yang telah dilakukan oleh mantan istri dari Adi Prayoga itu.     

"Kira-kira, apakah Mama Natasya sudah berada di dalam kamar hotel yang dipesannya?" Imelda terlihat cukup penasaran akan hal itu. Ia mulai memikirkan waktu yang paling tepat untuk melancarkan rencana mereka.     

Eliza terlihat memikirkan rencana yang sedang disusunnya. Meskipun ada perasaan tak tega pada Brian, ia tetap ingin memberikan pelajaran pada wanita yang terus mempermainkan hukum itu.     

"Rencana ini dilakukan paling pas nanti malam. Saat hampir tengah malam. Aku yakin jika papaku akan mendapatkan kejutan sangat besar dan mampu mengubah segalanya," ungkap Eliza bersamaan dengan sebuah senyuman tipis yang terlukis di bibirnya.     

"Apa sebenarnya rencanamu, Eliza?" Brian sangat penasaran dengan rencana wanita itu terhadap ibu kandungnya. Meskipun ia sudah merelakan semuanya, tetap saja Brian ingin mengetahui sebuah rencana yang akan dilakukan Eliza malam ini.     

Mendengar pertanyaan itu, Eliza dan juga Imelda memandang Brian dalam waktu yang bersamaan. Mereka melihat keraguan dalam setiap ucapan dan sorot mata sosok Brian Prayoga.     

"Apakah kamu ingin kita menghentikan rencana ini, Brian? Kita masih bisa menghentikannya sekarang," ujar Imelda pada suaminya yang masih terlihat cukup bingung.     

"Benar, Brian. Kita bisa menghentikannya sekarang jika kamu tak menginginkannya," timpal Eliza atas ucapan Imelda sebelumnya. Ia tak ingin jika sesuatu yang sedang direncanakan justru menyakiti hati Brian.     

Brian mencoba tetap tenang dan tersenyum hangat pada dua wanita itu. Ia tak mungkin menghentikan sebuah rencana yang telah disusun oleh Eliza. Brian cukup yakin jika rencana Eliza adalah demi kebaikan mereka semua. Terlebih, ia juga sangat tahu jika ibunya itu telah melakukan banyak kejahatan selama ini.     

"Tidak! Aku ingin kejahatan Mama segera terungkap. Terlalu banyak kejahatan yang telah dilakukan oleh Mama selama ini. Aku akan mendukung semua rencanamu, Eliza." Brian mencoba menyakinkan wanita itu jika dirinya sudah sangat yakin ingin membuka kejahatan dari ibunya.     

"Baiklah. Kalian istirahat saja dulu. Boleh di kamar ini atau di kamar kalian tadi, aku akan menyusun rencana kita malam ini agar berjalan lancar dan tidak menyebabkan kekacauan di hotel ini." Eliza mengeluarkan laptop miliknya dan ia pun memeriksa beberapa bukti kejahatan dari Natasya. Ia juga memeriksa beberapa orang yang selama ini telah membantu kejahatan wanita itu.     

Brian pun mengajak Imelda untuk kembali ke kamarnya. Namun Imelda beralasan sedikit lelah dan ingin tetap berada di kamar itu. Sebenarnya ia sangat penasaran dengan sebuah rencana yang akan dilakukan oleh Eliza.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.