Bos Mafia Playboy

Jati Diri Kevin



Jati Diri Kevin

0Siang itu, Brian baru saja kembali menjemput Laura dan juga keluarganya. Nampak pasangan suami-istri yang seumuran dengan sang empunya rumah.     

"Selamat datang, Tante. Om. Laura akan mengantarkan kalian ke kamar." Brian melirik sosok wanita yang berdiri di sebelah Laura. Dia memberikan sebuah isyarat agar wanita itu mengantarkan kedua orang tuanya ke kamar.     

Tak jauh dari sana, Imelda juga menyambut kedatangan Laura dan juga keluarganya. Dia sangat senang bisa bertemu dengan kedua orang tua dari calon kakak iparnya.     

"Laura! Papa dan mamamu seumuran dengan papa ya ... mereka pasti akan senang jika berkumpul," ucap Imelda begitu Laura kembali dari kamar orang tuanya.     

"Dia bukan papaku, Imelda. Papaku meninggal saat aku masih kecil. Sebenarnya dia adalah sahabat dari papa." Laura tersenyum tipis menceritakan sebuah kisah pahit di dalam hidupnya. Dia harus kehilangan seorang kakak dan juga ayah di waktu yang sama. Hal itu sempat mengguncang hati ibunya.     

Mendengar penjelasan itu, Imelda merasa tak enak hati. Tak seharusnya dia mengatakan sesuatu yang menciptakan kecanggungan di antara mereka.     

"Maaf ... aku tak bermaksud untuk ... " sahut Imelda atas ucapannya yang dirasanya tak sopan.     

"Tak masalah, Imelda. Kejadian itu juga sudah sangat lama. Aku justru merasa beruntung saat Om Dirga mau menjadikan mama sebagai istrinya. Kebetulan sekali, Om Dirga seorang duda. Istrinya juga meninggal saat perjalanan pulang dari liburan bersama anak-anaknya." Laura justru menceritakan kisah keluarganya. Toh ... sebentar lagi, Imelda juga akan menjadi bagian dari keluarganya.     

Di saat Imelda dan Laura berbicara, Kevin menghampiri mereka dengan segelas air dan juga beberapa vitamin untuk Imelda. Dia benar-benar harus memastikan keadaan wanita yang berstatus sebagai istri dari Brian Prayoga.     

"Selalu saja melupakan vitamin Anda, Dokter Imelda," keluh Kevin atas wanita hamil yang selalu saja mengabaikan dirinya. Hal itu membuat Adi Prayoga harus mempekerjakan Kevin di Kediaman Prayoga.     

"Anda terlalu berlebihan, Dokter Kevin. Sekarang sudah ada Laura di sini, Dokter Kevin bisa kembali ke klinik saja," usul Imelda pada seorang dokter yang selama ini bekerja untuk Keluarga Prayoga.     

"Andai bukan Om Adi Prayoga yang memintaku di sini ... aku pasti sudah melarikan diri harus menangani seorang pasien seperti Anda, Dokter Imelda." Jawaban Kevin itu justru membuat dua wanita itu terkekeh geli. Mereka semua juga sangat tahu, betapa sulitnya menghadapi seorang Imelda Mahendra.     

Mereka bertiga akhirnya mengobrol banyak hal mengenai dunia kedokteran. Dengan profesi yang sama, obrolan ketiga dokter itu bisa sangat menyambung satu sama lain. Terlebih hubungan mereka sebelumnya juga sudah lumayan dekat.     

Tak jauh dari mereka bertiga, pasangan suami istri yang baru saja dijemput oleh Brian berada di luar kamarnya. Mereka melihat keakraban antara Laura dan dua orang lainnya yang tampak sedang mengobrol. Ada sesuatu yang sangat menarik perhatian Dirga, suami dari ibunya Laura.     

"Apa yang kamu lihat, Dirga?" tanya Verlita Anggara, ibu dari Laura.     

"Coba kamu perhatikan mereka bertiga! Bukankah pria muda itu sangat mirip dengan mendiang suamimu?" Sontak saja Verlita langsung memandang ke sebuah titik di mana pria muda yang disebut lelah Dirga berada.     

Seketika itu juga, Verlita Anggara langsung menunjukkan wajah terkejut dan juga sedikit pucat. Dia tak pernah membayangkan jika akan ada seseorang yang begitu mirip dengan suaminya yang telah meninggal. Rasanya seperti sebuah mimpi di dalam kehidupan yang nyata.     

"Ada apa, Om? Adakah yang bisa saya bantu?" Tiba-tiba Brian sudah berdiri di belakang mereka berdua. Dia mendengar sebuah pembicaraan yang cukup menarik baginya.     

"Siapa pria muda yang sedang duduk di samping Laura? Mengapa wajahnya sangat mirip dengan mendiang papanya Laura? Bolehkah kami berkenalan dengan keluarganya?" Dirga berpikir jika pria muda itu pasti memiliki hubungan dengan sahabatnya yang telah tiada. Dia berpikir mungkin saja sahabatnya itu memiliki anak lain dari selingkuhannya atau wanita lain. Mengingat ayah dari Laura adalah sosok dokter tampan yang disukai oleh banyak wanita.     

Untuk beberapa detik, jantung Brian berhenti untuk sejenak. Entah mengapa, dia merasa jika Laura dan Kevin adalah saudara kandung. Namun ... dia harus memastikan segalanya sebelum menyimpulkan hal itu.     

"Tunggu, Tante! Apakah Laura memiliki saudara kandung yang lainnya? Kebetulan sekali papaku menemukan Kevin di pinggir jalanan beberapa tahun yang lalu. Sayangnya, dia tak mengingat apapun tentang masa lalunya." Brian mencoba menggali informasi yang mungkin saja akan membuka tabir kehidupan dari Kevin.     

"Benar .... Kakak laki-laki Laura menghilang di hari yang sama dengan kematian suamiku. Mungkin pria itu adalah Leonard?" Tiba-tiba saja, tubuh Verlita bergetar hebat. Dia merasa jika pria yang mirip dengan suaminya itu adalah anaknya yang hilang bertahun-tahun silam. Rasanya sangat mendebarkan namun juga menakutkan.     

Dengan sangat terburu-buru, Verlita berlari ke arah mereka bertiga. Dia pun langsung memeluk Kevin begitu erat. Ada sebuah keyakinan di dalam dirinya jika pria yang dipeluknya itu adalah anak laki-lakinya yang hilang.     

"Leonard! Akhirnya mama menemukanmu." Saat itu juga, air mata kebahagiaan mengalir deras dari mata Verlita. Hal itu membuat kedua wanita itu sangat bingung dengan hal itu.     

"Lepas, Ma! Dia adalah Dokter Kevin. Seorang Dokter yang selama ini sangat banyak membanuku, sejak awal kuliah sampai sekarang." Laura merasa sangat malu karena secara mengejutkan ibunya langsung memeluk sahabat yang sudah seperti saudara baginya.     

Sedangkan Kevin ... masih terlihat bingung dan juga terkejut. Entah mengapa, dia merasa sangat nyaman di pelukan seorang wanita yang tak lain adalah ibu dari Laura.     

"Sepertinya Tante salah paham." Kevin berusaha untuk melepaskan pelukannya itu. Dia tak nyaman saat semua orang menyaksikan dirinya dan wanita cantik yang menjadi ibu dari sahabatnya itu.     

"Kamu benar-benar adalah anakku. Aku sangat yakin dengan hal ini," seru Verlita dalam air mata berlinang sangat deras.     

Keributan itu sampai terdengar di telinga Adi Prayoga. Pria tua itu akhirnya menghentikan pembicaraan serius antara dirinya dan juga Martin untuk melihat keributan di rumahnya.     

"Ada apa ini, Brian?" tanya Adi Prayoga yang baru saja keluar dari ruang kerjanya. Di belakangnya, berdiri Martin yang tampak sangat penasaran dengan yang terjadi di sana.     

Brian mendekati ayahnya lalu memandangnya penuh arti. Dia merasa sangat bingung untuk memulai penjelasannya itu.     

"Tante Verlita mengatakan jika Kevin adalah anaknya yang hilang beberapa tahun lalu." Hanya itu saja yang bisa dikatakan oleh Brian. Dia takut jika sampai salah berbicara.     

Mendengar penjelasan dari anaknya, Adi Prayoga berjalan ke arah tamu kehormatannya itu ... yang sebentar lagi akan menjalin hubungan keluarga setelah pernikahan Vincent dan Laura diresmikan.     

"Apa yang membuat Anda sangat yakin jika Kevin adalah anak Anda, Nyonya Anggara?" tanya Adi Prayoga pada calon besannya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.