Istri Kecilku Sudah Dewasa

Aku Anak yang Baik (3)



Aku Anak yang Baik (3)

0"Tidak mau!" kata Liuli Guoguo sambil memukul-mukul bahu Xuanyuan Pofan. Tubuh bakcangnya, tampak meronta-ronta karena ingin lepas dari gendongan Xuanyuan Pofan.     

"Yang baik, ya! Masih ingin hadiah tidak? Hmm? Ini pertama kalinya aku memberikanmu hadiah yang sangat sangat spesial." kata Xuanyuan Pofan dengan segera membawa Liuli Guoguo ke depan buku dan mengelus rambutnya.     

"Kakak Po, kamu jahat, aku sekarang mau lihat hadiahnya. Tapi, aku tidak mau menyalin buku 'Shuxinjing', tidak mau menyalinnya, tidak mau menyalinnya." kata Liuli Guoguo dengan kepala yang menggeleng-geleng seperti harimau.     

"Yang patuh dong, aku akan menemanimu." kata Xuanyuan Pofan mengambil kuas, lalu meletakkan kuas itu ke genggaman tangan kecil Liuli Guoguo. Kemudian, dia membuka halaman buku 'Shuxinjing', dan tangannya sendiri menggenggam di tangan Liuli Guoguo. Setelah itu menggerakkan tangan Liuli Guoguo bersama dengannya menyalin buku itu di lembaran, dengan dagunya yang kini menempel di bahu Liuli Guoguo.     

Bibir Liuli Guoguo cemberut, dia sangat tidak senang karena melihat tangannya yang ada di cengkraman tangan besar Kakak Po. Sebab dia merasa tidak leluasa, di dalam batinnya sebenarnya sudah mengalir sebuah danau dari air mata. "Jelas-jelas sudah menyalin dua puluh lembar..." katanya. Suaranya terdengar sangat kecil sekecil nyamuk, seperti tidak ada tenaga sedikitpun.     

"Benar-benar menyalin dua puluh lembar? Um?" tanya Xuanyuan Pofan dengan suara lembut yang terdengar di telinga Liuli Guoguo. Setelah mengucapkannya, dia kemudian menggigit daun telinga Liuli Guoguo.     

Bahu Liuli Guoguo seketika bergetar sebentar, Apa?! Apakah Kakak Po sudah menyadarinya?? Tidak mau! Baiklah, aku salin, aku salin salin salin! Aku salin dengan benar, apa masih belum cukup! Huh! batinnya. Dia pun akhirnya menyerah dan tidak melawan lagi, dengan tegak dia menyalin buku di dekapan Xuanyuan Pofan dengan tidak berdaya.     

Bibir Xuanyuan Pofan terangkat, diam-diam dia tersenyum, Liuli Guoguo kamu masih kecil, beraninya beradu denganku, kamu mah masih bocah! batinnya.     

Di luar tirai manik-manik, para pelayan dan kedua pengawal melihat Raja Huayou mendekap Liuli Guoguo sambil menemaninya menyalin buku. Tanpa sadar mereka menelan ludah, lalu entah mengapa menghela napas. Karena tetap saja yang sudah berpengalaman lah yang bisa menjinakkan Nyonya muda, ditambah lagi keduanya selalu saja sangat mesra.     

Uhhhhhuhh...     

***     

Setelah tiga dupa terbakar,     

Bakcang kecil itu berhasil tertanam terus di dekapan Kakak Ponya, dia membuka mulut dan terdengar mendengkur, tidurnya tampak nyenyak sekali. Xuanyuan Pofan tampak tersenyum dan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia harus menggendong Liuli Guoguo dan membaringkannya ke atas ranjang, lalu menyelimutinya.     

Liuli Guoguo terlihat mengernyitkan gigi di mulut kecilnya, lalu dia memeluk erat tubu Xuanyuan Pofan, setelah itu melanjutkan tidurnya yang nyenyak.     

***      

Hari selanjutnya pada pagi hari,     

Di bawah jaring tempat tidur yang hangat, Liuli Guoguo terlihat menggaruk-garuk rambutnya sampai berantakan. Dia berbaring sambil merengut dan melihat lima permen yang ada di atas selimut. Jari kecilnya menunjuk satu persatu permen-permen itu, kemudian mulutnya berkata, "Yang merah rasa delima, yang kuning rasa jeruk, yang hijau rasa apel, yang biru rasa bluberi, yang ungu rasa anggur, makan yang mana dulu ya?"     

Untuk Liuli Guoguo pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab, karena dia benar-benar kesulitan untuk memilihnya.     

"Rasa delima." kata seseorang. Tiba-tiba terdengar suara yang rendah dan berat, Liuli Guoguo pun langsung menegakkan tubuhnya. Karena Kakak Ponya, sudah membantunya untuk memutuskan pilihannya.     

"Um, ikut apa yang dikatakan Kakak Po saja kalau begitu!" kata Liuli Guoguo yang langsung tertawa riang. Dia pun mengupas bungkus permennya, lalu memasukkan permen itu ke mulutnya. Kemudian, dia kembali masuk ke dalam selimut, kepalanya masuk semakin dalam ke selimut, sampai dia masuk ke dalam pelukan Xuanyuan Pofan, jadi dia ingin melanjutkan tidurnya lagi.     

"Pemalas kecil, tidak mau bangun." kata Xuanyuan Pofan sambil menggelitik ketiak Liuli Guoguo.     

"Pemalas besar, tidak mau bangun, hahahahaha. Kakak Po jangan menggelitikiku lagi, sangat geli sekali, uhhhh..." teriak Liuli Guoguo, karena dia dan Xuanyuan Pofan setiap pagi selalu perang gelitik.     

Tok tok.....     

Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu, "Tuan, Nyonya, ada surat dari kerajaan, tentang walikota Liuli Tian dan Tuan Putri Xuanyuan Mingxin." kata pengawal yang melapor di luar pintu.     

"Kakak?" tanya Liuli Guoguo yang langsung melompat dari ranjang, dua cepol di rambutnya tampak bergoyang-goyang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.