Istri Kecilku Sudah Dewasa

Perayaan Imlek (Bagian 2) - Selamat Tahun Baru



Perayaan Imlek (Bagian 2) - Selamat Tahun Baru

Kuil Chiming,      2

Liuli Guoguo yang kecil dan bulat bagaikan bacang merah kecil itu masuk ke kamar utama Raja Huayou. Kemudian, dia pun melirik ke kanan, melirik ke kiri, mata besarnya tampak beralih ke lemari pakaian bermotif awan berwarna ungu di dekat jendela.     

Huh! Em! Sudahhh... batin Liuli Guoguo yang tanpa ragu langsung bersembunyi, menahan napas, dan berkonsentrasi. Dia lalu bergumam sendiri, "Tidak bisa menemukanku, Tidak bisa menemukanku." Wah ini benar-benar mendebarkan, batinnya.     

Tidak lama kemudian, seorang pelayan berjalan melewati kamar utama Raja Huayou dan melihat pintu yang sedang terbuka. Matanya melirik ke dalam, lalu dia pun masuk ke dalam dan memandangi setiap sudut kamar utama itu. Pelayan itu kemudian melihat pintu lemari yang terus bergerak di lemari pakaian bermotif awan berwarna ungu itu, alisnya setelah terangkat dan dia pun tersenyum.     

Hehe, Nyonya kecil, hamba sudah menemukanmu, loh! batin pelayan itu sambil berjalan perlahan satu langkah demi satu langkah ke arah lemari pakaian. Aroma permen buah juga tercium semakin kuat, senyumannya pun juga ikut semakin lebar. Pelayan itu memelankan langkahnya sampai berjalan ke depan lemari pakaian, dia menarik napas sedalam-dalamnya, lalu membuka pintu lemari tersebut.     

"Huwahhhhhhh..." teriak pelayan itu setelah membuka pintu lemari tersebut.     

"Ahhhhhh" teriak si bacang kecil di lemari itu yang ikut menjerit. Liuli Guoguo sangat terkejut, Uh, padahal aku kan cukup bagus bersembunyinya?! Kenapa Xiao Denglong begitu cepat menemukanku? Batinnya dalam hati.     

"Hahahahah, Nyonya kecil, hamba sudah menemukan anda, sekarang waktunya anda yang menutup mata dan hamba yang bersembunyi!" kata Xiao Denglong sambil tertawa terbahak-bahak.     

"Iya deh, iya!" Tutur Liuli Guoguo sambil memanyunkan bibirnya.     

Si Bacang kecil merah itu pun keluar dari lemari pakaian, kemudian dia berbalik di pintu lemari. Tangan kecilnya diletakkan di depan wajahnya sambil berkata dengan imutnya, "Aku sudah menutupi mataku loh! Cepat kamu sembunyi! Satu, dua, tiga...."     

***     

Ketika hari perayaan Imlek, seperti biasa di dalam kerajaan semua orang sangat sibuk tidak karuan. Liuli Guoguo juga sama, dia tidak menganggur. Dia kini sedang meringkuk di dekapan Kakak Po-nya setelah selesai menikmati dumpling anggrek dan kentang tumbuk gula batu yang lezat. Dia terlihat menepuk-nepuk perut kecilnya dan langsung menarik pelayannya Xiao Denglong untuk bermain petak umpet bersamanya.     

Kalau tidak begitu seberapa beraninya Xiao Denglong, mana mungkin dia berani masuk ke kamar tuannya sembarangan. Ini semua karena Xuanyuan Pofan mengijinkannya, hanya karena ingin menyenangkan gadis kecilnya.      

Liuli Guoguo terlihat tersenyum cerah ketika sedang bermain petak umpet bersama pelayan. Dia bermain petak umpet dan bermain elang tangkap ayam. Lalu, setelah bermain elang tangkap ayam, dia kemudian bermain rumah-rumahan.     

Ketika Xuanyuan Pofan datang dan mau menggendong Liuli Guoguo untuk pergi makan malam tahun baru, si bacang kecil imut itu tidak bersedia. Dia pun berkata, "Kakak Po. Aku masih ingin bermain sebentar, sebentar saja lalu baru kita makan malam tahun baru ya?" Kemudian dia memiringkan kepalanya, mengigiti jemari putihnya sambil memanyunkan bibirnya, tampak di wajahnya tanda ketidaksediaan.     

Xuanyuan Pofan lalu berkata dengan sabarnya, "Liuli Guoguo, kita makan malam tahun baru dulu ya. Setelah itu mau menyalakan kembang api, Em?"     

Liuli Guoguo cemberut dan memanyunkan bibirnya, dia kemudian berpikir sejenak, berpikir sana, berpikir sini, lalu barulah dia berkata, "Em.. Baiklah." Setelah itu dia menoleh ke pelayannya dengan ekspresi tidak rela. Ekspresi itu seolah berkata 'Kalian tunggu aku ya. Selesai makan malam tahun baru, kita main lagi.'     

Pelayan pun tersenyum dan menganggukkan kepala.      

Liuli Guoguo kemudian mengulurkan kedua tangan mungilnya ke arah Kakak Po-nya, lalu berkata dengan imut, "Aku mau digendong!" Sehingga, si bacang merah pun digendong oleh pemuda tampan itu dan masuk ke dalam Aula kuil Chiming di ruang makan untuk menyantap makanan lezat.     

Aroma wangi dan lezat melayang ke hidung kecil Liuli Guoguo. Setelah Liuli Guoguo melihat meja bundar mahoni di ruang makan, makanan di sana tampak lebih banyak, lebih benderang, lebih menggoda dibandingkan bintang-bintang. Ketika memandangi meja penuh makanan yang lezat itu, mata anggur besar Liuli Guoguo berkedip-kedip dan air liurnya pun menetes. "Kakak Po, cepat turunkan aku!" katanya.     

Liuli Guoguo mulai menggerak-gerakkan tubuhnya di dekapan Xuanyuan Pofan karena dia ingin segera turun. Sekarang dia seolah merasa kalau Kakak Po-nya saat ini juga adalah penghalang terbesarnya yang menghalangi dia untuk menikmati makanan lezat itu.      

Liuli Guoguo yang seperti itu bagaikan serigala yang tiga hari tiga malam kelaparan, lalu melihat kelinci putih yang gemuk dan menggiurkan. Kemudian, dia hanya tinggal mencengkramnya saja.     

"..." Xuanyuan Pofan tak bisa berkata apa-apa. Kenapa sekarang aku jadi tidak disukai oleh Liuli Guoguo? tanyanya dalam hati sambil tersenyum ketika melihat tingkah Liuli Guoguo ini.     

"Lepaskan aku, lepaskan, cepat turunkan aku! Aku mau makan makanan lezat itu!" teriak Liuli Guoguo dengan kedua mata besarnya yang menatap tajam ke meja penuh makanan sambil berteriak. Tangan kecilnya melambai-lambai, kaki kecilnya pun terlihat menendang-nendang.      

Seluruh pelayan yang melihat hanya bisa diam saja.      

Xuanyuan Pofan pun tampak mengelus keningnya sendiri, Hem… Dasar si kecil, batinnya.     

***     

Perut Liuli Guoguo semakin membesar sekarang. Setelah bersendawa kelima kali, dia pun berhenti, dan tidak memegang sendok ataupun garpunya lagi.      

Xuanyuan Pofan kemudian mencubit lembut hidung kecil istrinya dan bertanya, "Sudah kenyang?"      

Liuli Guoguo pun mengangguk-angguk, "Em em! eeehkkk" dia terdengar bersendawa untuk keenam kalinya. Dia lalu menutup hidungnya dengan kedua tangannya karena malu, "Hehe, makanan lezat semuanya, kenyangnya...!" katanya.     

Xuanyuan Pofan tersenyum, dia pun membungkuk lalu menjilat bibir kecil Liuli Guoguo yang penuh minyak. Setelah menjilati sampai bibirnya bersih, dia pun berdiri.      

Leher Xuanyuan Pofan tiba-tiba dipeluk erat oleh dua tangan kecil gemuk, "Menyenangkan sekali. Kakak Po, aku juga mau menjilat bibirmu!" kata Liuli Guoguo.     

Xuanyuan Pofan yang mendengar hal tersebut hanya diam saja.      

Seluruh pelayan seolah sedang menggoyang-goyangkan ekor anjing yang tidak tampak dan berseru dalam hati, Wokkk wokkk wokkkk, makanan anjing pertama tahun baru nih! batin mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.