Istri Kecilku Sudah Dewasa

Hiks, Kamu Memukulku Lagi



Hiks, Kamu Memukulku Lagi

0Wanita bernama 'Pengawal ketujuh' yang membuat Tuan mereka tergila-gila itu tampak melepas jubah ungu Tuannya dan mengenakan jubah tersebut. Pada saat ini, kepala dari pria yang sangat cantik itu berlumuran darah, dan lehernya terikat dengan tali merah. Kedua ujung tali itu terlihat ada di tangan wanita bernama pengawal ketujuh.     

Kejam! Wanita ini sangat kejam sekali! batin para pengawal baju besi emas. Meskipun mereka adalah pengawal baju besi emas yang sudah terbiasa melihat darah. Tapi, ketika melihat pemandangan di depannya ini, mereka sangat terkejut tidak karuan. Mereka lalu menatap ke pengawal ketujuh dengan tatapan yang aneh.     

Mereka tidak mengerti, ada banyak wanita yang ingin menjadi wanita ataupun istri dari Tuan mereka di dunia ini. Kenapa pengawal ketujuh ini malah tidak bersyukur dengan apa yang dia dapat sekarang?! bagaimana dia bisa sekejam ini dengan Tuan? Entahlah, benar-benar tidak mengerti dengan semua ini! batin mereka.     

"Sekarang juga lakukan apa yang aku katakan, atau aku akan mencekiknya!" kata pengawal ketujuh dengan menggertakkan giginya sambil perlahan menarik kedua sisi tali di tangannya.      

Tubuh pengawal ketujuh yang begitu cantik dan lembut sedang mengenakan jubah ungu pria itu. Leher putih yang ada banyak bekas merah, serta kaki panjang putih dan ramping itu tidak tertutup dengan baik di balik jubah ungu tersebut. Ditambah dengan tatapan galak darinya, membuat wajah para pengawal baju besi emas itu memerah.     

Setelah beberapa saat, salah satu dari mereka dengan cepat menggelengkan kepalanya dan menampar dirinya sendiri. Apa yang kamu pikirkan! Dia itu wanitanya Tuan! Apalagi Tuan sekarang pingsan karena dipukul wanita itu dan masih berbaring tak berdaya di lantai! batinnya.     

"Nona pengawal ketujuh, bicara baik-baik saja kalau ada masalah apapun. Jangan sampai melukai Tuan," kata salah satu pengawal baju besi emas itu. Bahkan, jika pengawal ketujuh itu sudah memperlakukan Tuan mereka seperti ini, tetap saja mereka tidak akan berani memakinya. Meski wanita ini pembawa bencana dan masalah, tapi Tuan mereka begitu mencintai dan memanjakannya. Dan mereka sangat tahu dengan jelas tentang hal ini.     

"Sederhana saja, cepat hancurkan pilar besi jendela itu dan siapkan kuda di bawah sana, segera!" perintah pengawal ketujuh sambil memegang tali dan menunjuk ke sebuah jendela yang tidak jauh. Dia sudah mengamati baik-baik kalau di balik jendela ada padang rumput yang tidak tertutup oleh dinding kediaman Raja An Yin.     

Meskipun jarak dari kamar ini ke bawah sedikit lebih tinggi, tapi dengan keterampilan dan kemampuan yang pengawal ketujuh miliki. Melompat turun dan jatuh tepat di atas kuda bukanlah masalah besar. Jika dia ingin melarikan diri dengan keluar dari gerbang utama, maka itu pasti lebih sulit.      

Pengawal ketujuh tidak mungkin menyeret tubuh pria bajingan yang berat itu dan terus mengancam sampai ke gerbang masuk kerajaan. Melompat turun dari jendela dan menunggang kuda adalah cara tercepat dan teraman menurutnya.     

"Ini..." kata salah satu pengawal baju besi emas dengan ragu. Tapi, pengawal lainnya setuju, "Baiklah!" Pemikiran mereka sangat berbeda dengan pengawal yang ragu itu. Wanita ini adalah bencana besar untuk Tuannya. Jika wanita itu tetap bersama Tuan mereka, cepat atau lambat akan menyebabkan masalah dan bencana. Jadi, lebih baik membiarkannya pergi sesuai keinginannya.     

Tentu saja, untuk keputusan yang mereka ambil ini, mereka harus bersedia dihukum oleh Tuan mereka. Namun bagi mereka, tidak masalah dengan hukuman apapun, yang penting tujuan mereka untuk melindungi Tuan mereka tercapai. Mereka juga yakin kalau Tuan mereka tidak akan menghukum mereka dengan berat sekali hanya karena seorang wanita.      

Wanita ini sudah tidak sekali atau dua kali melarikan diri. Semua itu juga salah dari Tuan mereka sendiri. Jadi, mana mungkin Tuan mereka melempar semua kesalahan pada mereka.     

"Kalian..." gumam pengawal yang ragu itu sambil melemparkan tatapan bingung pada kedua orang itu. Tapi kemudian, dia ditarik oleh salah satu pengawal baju besi emas lainnya, lalu menatapnya dan berkata, "Jangan ikut campur lagi."      

Selanjutnya, dua pengawal berlari keluar, dan menyiapkan kuda untuk pengawal ketujuh. Lalu, pengawal lainnya mengikuti apa yang diinginkan pengawal ketujuh yaitu mulai bekerja menghancurkan pilar jendela itu hingga berhasil.     

"Ahhh!!! Kakak keempat! Kamu, kamu, kamu… Pengawal ketujuh, kamu berani sekali! Bagaimana kamu bisa melakukan ini kepada Raja An Yin?! Pengawal! Cepat tangkap dia!" perintah seseorang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.