Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kesehatan Tubuh Kakak Po Yang Terpenting



Kesehatan Tubuh Kakak Po Yang Terpenting

1Xuanyuan Pofan pergi dari bangunan Liuli Guoguo ke perpustakaan. Begitu sampai di depan pintu perpustakaan, dia melihat pemandangan seorang gadis kecil yang imut sedang membaca buku dengan sangat serius. Entah kenapa dia merasa tersentuh dan hatinya terasa begitu hangat ketika melihat pemandangan itu. Ekspresi wajahnya yang begitu kaku dan dingin, seketika langsung berubah menjadi lembut.     

Liuli Guoguo melihat beberapa buku kedokteran. Ketika sedang enak membaca, dia merasakan ada tatapan tajam bagai elang yang sedang menatap dirinya. Dia pun mengangkat kepalanya karena ingin melihat siapa itu. "Kakak Po!" panggilnya. Seketika itu juga, sosok gadis yang tadi membaca buku dengan serius, langsung berlari memeluk Xuanyuan Pofan.      

Xuanyuan Pofan pun memeluknya balik dengan erat. Lalu menggendongnya kembali duduk ke depan meja. Dia melirik ke beberapa buku di atas meja. Sudut bibirnya tampak tertarik karena tersenyum, lalu dia berkata, "Mau menyembuhkanku..."      

Belum selesai Xuanyuan Pofan bicara, tapi Liuli Guoguo langsung meletakkan tangannya di kening Xuanyuan Pofan. "Kakak Po, keningmu sepertinya masih sedikit demam!" katanya.      

Lalu, Liuli Guoguo meletakkan tangan kecilnya ke keningnya sendiri, dan berkata dengan khawatir sekali, "Kakak Po, tadi aku membaca buku yang berjudul catatan seluruh penyakit, aku membacanya cukup lama. Di sana dikatakan kalau ada gejala tiba-tiba demam dan wajah memerah. Itu berarti ada dua kemungkinan, pertama, karena kedinginan hingga mengakibatkan flu atau masuk angin. Kedua, karena alergi!"      

"Di kamar Kakak Po ada begitu banyak penghangat, jadi tidak mungkin kalau kedinginan. Jadi, kemungkinan besar karena alergi makanan! Kakak Po, kedepannya aku tidak akan memberimu biskuit buah musim semi lagi! Kamu ternyata alergi terhadap bunga Qingqing!" kata Liuli Guoguo menjabarkan apa yang telah dia baca dan pahami dari buku kedokteran. Tangan kecilnya pun dia letakkan lagi di kening Xuanyuan Pofan.      

Xuanyuan Pofan melepaskan tangan kecil itu. Dia lalu mencubit hidung kecil Liuli Guoguo, tersenyum dan berkata, "Aku tidak sakit. Apalagi alergi. Tenang saja." Barusan itu hanya sakit yang tidak akan bisa disembuhkan oleh kamu yang sekarang masih muda ini. Mengenai demam, jelas aku demam karena tadi sudah berendam cukup lama dengan air dingin, jadi mungkin sekarang sedikit flu, batinnya.     

"Kakak Po, kamu bohong!" kata Liuli Guoguo yang tidak percaya dengan ucapan Xuanyuan Pofan.      

Xuanyuan Pofan pun menggunakan alasan tabib agar Liuli Guoguo percaya. "Tabib sudah datang memeriksaku. Dia bilang aku baik-baik saja," katanya.     

Mendengar itu, Liuli Guoguo masih terlihat sedikit tidak percaya. Tapi, ketika melihat Kakak Po sekarang kelihatannya memang baik-baik saja, akhirnya dia memanyunkan bibirnya dan memaksa diri untuk memercayai ucapan Kakak Po itu. "Oh, baguslah kalau begitu. Bagus kalau Kakak Po baik-baik saja!" katanya kemudian.     

Liuli Guoguo pun langsung bersandar di dekapan Xuanyuan Pofan dan melanjutkan, "Kakak Po, aku mau pelukan. Aku mengantuk sekali." Siapapun tahu, seberapa lelahnya dia hari ini. Jika bukan karena cemas dan khawatir dengan kondisi Kakak Po, mungkin dari tadi dia sudah tidur di ranjangnya.      

Xuanyuan Pofan pun tahu seberapa lelah dan menderitanya istri kecilnya itu. Dia pun kemudian menggendong Liuli Guoguo untuk kembali ke bangunan Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo bersandar dengan nyaman di dekapan Xuanyuan Pofan, tidak lama kemudian dia sudah tertidur.      

Xuanyuan Pofan benar-benar salut dengan kemampuan tidur Liuli Guoguo ini. Namun, baru saja mereka sampai di depan kamar Liuli Guoguo, tiba-tiba dia bersin beberapa kali. Sebenarnya, sudah dari tadi dia menahan bersinnya karena takut membangunkan istri kecilnya yang sedang tidur di dekapannya. Tapi, sayangnya dia tetap saja tidak bisa menahan bersinnya lebih lama lagi.     

"Kakak Po, ternyata kamu bukan alergi, tapi flu!" kata Liuli Guoguo dengan suara manisnya. Dia tiba-tiba terbangun dan membuka matanya dengan lebar ketika mendengar Kakak Po-nya bersin.     

"Em, iya kelihatannya begitu," jawab Xuanyuan Pofan. Berendam lama di dalam air es, mana mungkin tidak kena flu? Hanya saja, kondisi flu ku ini tidak terlalu parah. Hanya tinggal tidur dengan cukup, maka keesokan harinya pasti sudah membaik, batinnya.     

"Xiao Denglong, Ding Xiang! Cepat bawa aku ke dapur! Aku mau membuatkan sup ayam jahe untuk Kakak Po!" teriak Liuli Guoguo kepada dua pelayannya. Dia yang awalnya tidur lelap di dekapan Xuanyuan Pofan, tian-tiba membuka mata, lalu mengangkat kepalanya dari dada Xuanyuan Pofan. Setelah berteriak, dia pun langsung melompat turun dari dekapan Kakak Po-nya.     

Aku sudah tidak peduli dengan kantukku ini! Seberapa mengantuknya diriku, kondisi kesehatan Kakak Po yang terpenting! Memang ada yang lebih penting dari ini, apa?! Bercanda saja! Cih! batin Liuli Guoguo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.