Istri Kecilku Sudah Dewasa

Istriku



Istriku

0"Tuan, Na Lanyan memohon untuk menemui anda. Dia bilang putra bungsunya telah ditelan oleh setan jiwa. Dia berharap anda membantunya," kata pengawal kesebelas saat melapor kepada Xuanyuan Pofan begitu dia masuk.      

Mendengar semua ini, ekspresi Xuanyuan Pofan masih tetap tidak berubah. Dia kemudian hanya menjawab dengan santai, "Lakukan!"     

Uh... Kenapa pangeran begitu tenang? Bagaimanapun, anak yang tertelan itu adalah anak dari Na Lanyan, batin pengawal kesebelas yang bingung. Dia pun kemudian segera menjawab 'laksanakan' kepada Raja Huayou. Lalu, dia langsung buru-buru keluar untuk melaksanakan perintah.     

Setelah tidak ada yang menghalangi, Na Lanyan dan istrinya segera berlari menuju paviliun An seperti kuda liar yang bebas.     

"Hei, hati-hati! Ada pintu mekanis di sana!!" kata pengawal kesebelas yang buru-buru mengingatkan. Aku paham perasaan dua orang yang ingin menyelamatkan ini. Tapi, tidak boleh juga langsung masuk karena itu bisa menyebabkan kehilangan nyawa, loh! batinnya.     

Siapa juga yang tahu, adegan selanjutnya hampir saja membuat buta mata pengawal kesebelas. Dia melihat dua orang suami istri itu mulai melemparkan pukulannya, lalu terdengar suara yang keras. Selanjutnya, panah tajam, senjata tersembunyi, roda bayangan, dan jaring terbang, semuanya sudah diserang dan ditangkis satu persatu oleh suami istri itu sambil berlari kencang saat menerjang masuk ke paviliun An lewat pintu mekanis.     

Pengawal kesebelas pun langsung menelan ludahnya dan segera menutup pintu mekanis dengan keras. Dia tahu kalau suami istri itu ingin segera masuk agar menyelesaikan masalahnya dan menyelamatkan anaknya. Tapi, entah kenapa tidak bisa menunggu sebentar hingga pintu mekanis itu terbuka sepenuhnya.      

Padahal, pengawal kesebelas belum selesai membuka pintu mekanis itu dengan penuh. Tapi, suami istri itu malah langsung menerjang masuk dan bisa saja mengakibatkan luka berat pada tubuh mereka, dan hal ini seharusnya tidak perlu sampai terjadi.     

Ketika pengawal kesebelas melihat Na Lanyan dan istrinya hendak menerjang masuk ke paviliun An, mereka tiba-tiba dengan cepat melintas dari tempat lain. Lalu, terdengar bunyi pintu ditutup dengan keras. Sehingga, pintu mekanis ke paviliun An pun langsung tertutup rapat lagi.      

Suami istri itu lalu menyeka keringat dingin di kening mereka. Entah seberapa tinggi ilmu bela diri Na Lanyan dan istrinya, sehingga mereka bisa menerjang masuk pintu mekanis dari luar. Tapi, tetap saja itu sangat berbahaya, bahkan mereka bisa kehilangan nyawa jika menerjang masuk pintu mekanis tersebut dengan sembarangan.     

***     

Xuanyuan Pofan saat ini masih mengawasi roh jiwa yang sudah dibedah di atas meja. Tidak lama kemudian, dua tangannya tiba-tiba sudah digenggam oleh benda yang berat. Dia lalu memalingkan pandangan matanya, dan ternyata adalah Na Lanyan, sahabat baiknya. Baju di tubuhnya sudah sobek-sobek, bahkan juga ada luka yang cukup banyak di tubuhnya.     

"Sahabat baikku, Xuanyuan Pofan, tolong aku!" pinta Na Lanyan.     

"Yang Mulia Raja Huayou, selamatkan anakku!!" kata istri Na Lanyan dengan terengah-engah. Dia terlihat menghisap ingusnya yang terus mengalir karena menangis dan tidak sempat untuk mengatur napasnya. Kemudian dia mengeluarkan setan jiwa yang gemuk dari kantong semestanya, lalu melemparkannya hingga jatuh ke lantai.     

Terlihat jelas ada tonjolan besar di bagian perut yang busuk. Dan terlihat simbol pengembalian mimpi tingkat sembilan di keningnya yang sangat mengerikan, dan menandakan kalau setan jiwa itu telah tersegel.     

Xuanyuan Pofan kemudian menjabat kembali tangan Na Lanyan, lalu mengangkat pandangan matanya dan memanggil empat tabib yang tidak jauh dari situ, "Tinggalkan yang itu dulu, tolong bedah dulu yang ini."     

"Laksanakan!" jawab keempat tabib tersebut.     

Setelah pengawal kedua belas memahami situasi yang terjadi, dia pun dengan segera menekan tombol pintu gerbang. Lalu, menurunkan meja yang ada roh jiwa tingkat empat itu ke lantai terbawah dan masuk ke kandang api besi. Setelah itu, dia menaikkan satu meja yang lain.     

Na Lanyan melihat ini dan buru-buru menaruh setan jiwa yang menelan putra bungsu mereka di atas meja tersebut dengan bantuan para pengawal. Kemudian dia menyeka keringat dari keningnya, lalu menepuk bahu Xuanyuan Pofan dan berkata, "Sahabatku, terima kasih!"     

Xuanyuan Pofan melihat tangan yang gosong di bahunya dengan noda merah. Dia pun seketika mengerutkan alisnya yang indah, lalu berkata dengan santai, "Hanya sekalian saja."     

Na Lanyan hanya merasa seteguk darahnya tersedak di tenggorokannya. Dia pun batuk-batuk, lalu tiba-tiba dia mendengar suara benda berat yang jatuh di lantai dan seketika langsung berteriak, "Istriku...."     

Mungkin karena tergores oleh panah beracun saat dia menerjang masuk pintu mekanis, jadi istri Na Lanyan pun terluka dan sekarang akhirnya pingsan. Na Lanyan pun bergegas menghampiri istrinya. Tapi, ketika dia mau membantu istrinya, tiba-tiba ada gelembung putih muncul di mulutnya sendiri, kepalanya setelah itu miring dan akhirnya dia juga ikut pingsan.     

"Pengawal kesebelas, segera dapatkan obat penawarnya," perintah Xuanyuan Pofan dengan suara beratnya.     

"Laksanakan!" jawab pengawal kesebelas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.