Istri Kecilku Sudah Dewasa

Para Preman, Lepaskan Pengawal Ketujuh



Para Preman, Lepaskan Pengawal Ketujuh

0Ketika Xuanyuan Poteng memandangi pengawal ketujuh dari atas sampai bawah, akhirnya pengawal ketujuh tidak tahan dengan semua tatapan menjijikan dari Xuanyuan Poteng.      

Pengawal ketujuh terlihat mengerutkan keningnya dan dengan malas berkata, "Kupikir ada dua anjing kelaparan yang mengikutiku. Aku hanya ingin menakut-nakuti mereka saja, tapi tidak ku sangka akan menakut-nakuti mereka hingga mati seperti itu."      

Pengawal ketujuh pun terlihat berbicara dengan santainya kepada Xuanyuan Poteng. Wajahnya yang dingin tapi memesona itu terlihat dipenuhi dengan ejekan dan hinaan terhadap Xuanyuan Poteng.     

Xuanyuan Poteng dan para pengawalnya merasa ditampar begitu saja ketika mendengar semua ucapan ini. Wanita bermulut racun! batin mereka. Orang bodoh berotak kecil sekalipun yang mendengar ucapan ini, bisa tahu jelas bahwa ucapan tersebut dengan menyindir mereka dengan dua makian.      

Satu memaki mereka kalau mereka itu seperti anjing. Dan yang kedua adalah memaki mereka karena tidak punya kemampuan dengan mengucapkan hanya sekedar berniat menakut-nakuti tapi malah mati.     

Xuanyuan Poteng seketika menggertakkan giginya dan langsung memicingkan matanya. Begitu melihat makhluk cantik itu, dia langsung tahu kalau wanita ini bukan wanita lembut biasa. Dia pun langsung melambaikan tangannya ke para pengawal kantor gubernur pusat yang jumlahnya lebih dari sepuluh itu, lalu menunjuk tanpa ampun ke pengawal ketujuh.      

"Wanita ini telah membunuh orang. Pengawal, cepat tangkap dia!" perintah Xuanyuan Poteng. Cih, hei wanita cantik. Begitu aku menangkapmu dan membawamu pulang, aku akan langsung melemparkanmu ke ranjang dan menikmatimu, serta melayanimu baik-baik! batinnya.     

Pengawal ketujuh merasa tak berdaya dengan semua ini, dia lalu melirik pangeran yang punya kantong jerami yang ada di hadapannya. Karena dia malas sekali bersikap omong kosong dengan pria di depannya. Sebab, itu sungguh menyia-nyiakan waktunya saja.      

Tubuh yang dibalut pakaian merah muda itu pun lalu terbang dan berputar dengan kencang di udara. Beberapa detik kemudian, senjata tersembunyi dari tubuhnya terlihat terbang bagai cahaya, dan langsung menghantam pengawal-pengawal berbaju abu-abu tersebut. Setelah itu, segera terdengar suara barang berat yang jatuh.     

Xuanyuan Poteng membelalakkan matanya dan mulutnya juga menganga dengan lebar. Bahkan, jantungnya juga berdebar karena ketakutan ketika melihat semua kejadian ini dengan mata kepalanya sendiri. Lalu, terdengar suara jeritan wanita yang sangat memekakkan telinga, dan suara jeritan itu langsung mengembalikan kesadarannya yang masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya.     

"Dasar preman! Cepat lepaskan pengawal ketujuh!" teriak Xiao Denglong sambil mengangkat kantong di punggungnya, lalu mendatangi Xuanyuan Poteng. Dia sama sekali tidak memperhatikan gerombolan pengawal berbaju abu-abu di depan Xuanyuan Poteng dan pengawal ketujuh yang mengelilingi mereka sudah jatuh ke tanah dan mati.     

Xuanyuan Poteng baru saja sangat terkejut. Hingga Xiao Denglong mendekatinya untuk menyerangnya, tapi karena dia masih dalam keadaan terkejut, jadi belum bisa bereaksi sepenuhnya untuk melawan Xiao Denglong. Namun, dia refleks menyerang kantong yang diarahkan Xiao Denglong untuk menyerangnya. Jadi dia mengangkat kakinya dan langsung menendang kantong tas itu.     

Siapa juga yang menyangka, dalam sekejap, kaki wanita cantik itu tiba-tiba terulur dan menendang Xuanyuan Poteng. Kemudian, dia hanya merasakan udara dingin yang menyeruak ke tubuhnya. Namun dia tidak tahu, jika dirinya saat ini telah terlempar terbang ke udara dan membentuk lekukan busur yang indah.     

"Huwaaahhh! Permen Nyonya kecil!" seru Xiao Denglong yang langsung berteriak ketika menyadari kalau kantong tas yang ada di tangannya tadi ditendang oleh preman di depannya. Semua permen yang ada di kantong tas itu pun keluar dan menyebar berjatuhan di tanah. Hal tersebut langsung membuatnya panik tidak karuan.     

Ketika Xiao Denglong mau mengambil permen yang berjatuhan di tanah, pergelangan tangannya tiba-tiba ditarik. Kemudian dia ditarik oleh tangan yang penuh tenaga, tapi begitu lembut. Lalu, terdengar suara yang sangat akrab di telinganya, "Semuanya sudah kotor. Beli permennya lagi saja untuk Nyonya kecil."     

Xiao Denglong lalu mengangkat pandangan matanya dan melihat kakak pengawal ketujuh yang telah menariknya dan membantunya berdiri. Dia pun jadi tenang saat melihat pengawal ketujuh baik-baik saja. Tadinya, dia sangat khawatir kalau ada hal buruk yang terjadi kepada pengawal ketujuh.     

"Em em, baiklah. Tapi para preman itu..." kata Xiao Denglong yang kemudian menoleh dan berniat menunjuk ke para preman yang tadi mengepung pengawal ketujuh. Tapi, dia terkejut karena begitu menoleh, dia malah melihat para pria berdarah yang sudah jatuh berbaring di tanah yang tidak jauh darinya. Jari yang diulurkan Xiao Denglong pun seketika terhenti di udara, "Me… Me… Mere... mereka..." gumamnya.     

Xiao Denglong benar-benar sangat ketakutan ketika melihat pemandangan ini. Dia kemudian menutup mulutnya, dengan matanya yang membelalak lebar. 'Mereka tidak mati, kan?' ucapan ini lah yang sebenarnya ingin ditanyakan oleh Xiao Denglong. Tapi, dia malah bergumam dengan terbata-taba cukup lama, dan tetap saja tidak berhasil menyelesaikan ucapannya ini.     

"Bukan masalah, mereka layak mendapatkannya," seru pengawal ketujuh.     

Pengawal ketujuh kemudian melihat Xiao Denglong yang langsung lemas dan tubuhnya gemetaran karena terkejut dan ketakutan. Dia pun segera memapah Xiao Denglong dan berkata, "Ayo pergi. Kita beli permennya Nyonya kecil lagi."     

Siapa juga yang tahu, tiba-tiba sudah ada benda berat yang jatuh di pelukan pengawal ketujuh. Dia pun segera menundukkan kepala untuk melihat apa itu, dan ternyata itu adalah Xiao Denglong yang sedang dipapah di tangannya. Karena sekarang, Xiao Denglong telah jatuh pingsan di dalam pelukannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.