Istri Kecilku Sudah Dewasa

Istriku, Tidak Usah Takut Tidak Usah Takut



Istriku, Tidak Usah Takut Tidak Usah Takut

0"Em, Tuan Chen Batian baik sekali," kata Xuanyuan Poteng sambil menegakkan pundaknya dan mengibaskan jubahnya. Dia sangat malu dan tampak sekali kecanggungan yang menggantung di wajahnya, ketika teringat saat dirinya yang dianiaya seperti tadi oleh makhluk cantik di depan gubernur pusat tersebut.     

Tapi, para pengawal kantor gubernur pusat juga sungguh tak berguna sama sekali! Bahkan mereka tidak mampu mengalahkan seorang wanita! batin Xuanyuan Poteng. Sayangnya dia lupa kalau pengawalnya sendiri juga sama saja tidak bergunanya.     

Chen Batian bisa melihat apa yang dipikirkan oleh pangeran Xuanyuan Poteng. Dia pun kemudian tersenyum dan menaikkan sudut bibirnya. Dia berpikir kalau dirinya dan pangeran benar-benar sama saja.      

Padahal, pangeran Xuanyuan Poteng yang tadi ditendang sampai terlempar oleh senjata perak wanita itu, lalu tiba-tiba kembali, hal itu sebenarnya juga sangat memalukan sekali. Tapi, dia masih saja berpura-pura tidak ada kecanggungan yang terjadi, seolah tidak ada kejadian apapun yang terjadi barusan.      

"Pangeran Xuanyuan Poteng, sebenarnya kita bisa bertanya kepada Yu Changqing, pemilik dari rumah lelang Yutang itu. Dia pasti tahu mengenai gadis itu," ucap Chen Batian menyarankan.     

Begitu mendengar ini, Xuanyuan Poteng langsung merasakan seluruh darah di tubuhnya terbangun dan membara. Dia pun kemudian berkata kepada Chen Batian dengan bersikap yang begitu tenang, "Em, apa yang kamu ucapkan masuk akal juga. Kalau begitu, sekarang juga aku akan pergi untuk menanyakan ini."      

Dasar Chen Batian gila! Kenapa tidak bilang dari tadi?! Kalau tahu dari tadi, aku tidak perlu sampai terlihat menyedihkan karena disiksa seperti ini, kan?! keluh Xuanyuan Poteng dalam hati.     

***     

Kediaman Raja Huayou, bangunan Chiming, paviliun An,      

Perut setan jiwa yang membusuk kini sudah dipotong berlapis-lapis. Kemudian, seorang anak laki-laki kecil berumur kira-kira tiga atau empat tahun, dengan tubuh berwarna kuning ditarik keluar dari perut itu.     

Bisa tahu kalau itu adalah anak laki-laki, karena pakaian dan celana katun anak kecil itu telah terkikis dan hancur oleh cairan lambung setan jiwa. Sehingga, lobak kecil dan juga telur di bagian bawah tubuh anak itu kini langsung terpampang di depan mata. Di punggung bocah itu telah dilukis simbol baju zirah oleh orang tuanya.     

Simbol itulah yang mampu membuat anak itu bisa bertahan hidup di dalam perut setan jiwa. Namun, cairan racun di dalam perut setan jiwa masih menyelimuti bocah kecil itu, yaitu cairan berwarna kuning. Jadi, meski bocah kecil itu masih bernapas, tapi sayangnya dia tidak bisa lagi membuka mata, bahkan membuka mulut untuk menangis saja tidak bisa.     

"Hiks hiks hiks anakkku, hiks hiks hiks..." guma istri Na Lanyan ketika melihat anak laki-lakinya yang masih kecil, akhirnya bisa dikeluarkan dari perut setan jiwa, jadi dia langsung menghampirinya. Namun, saat dia hendak menggendong putra kecilnya, seketika itu juga langsung dihentikan oleh tabib.     

"Jangan panik Nyonya, masih ada cairan lambung setan jiwa di tubuh anak Nyonya, sehingga membuatnya sangat rapuh. Jadi, Nyonya tidak bisa menyentuh anak Nyonya sesuka hati. Nanti, kalau cairan roh rubah sudah berhasil dibeli, maka cairan kuning yang menempel di kulit dan daging pangeran akan bisa lepas," jelas tabib tersebut.     

"Istriku, tidak usah takut, tidak usah takut. Cairan roh rubah itu adalah salah satu dari sepuluh air ajaib, dan itu pasti bisa menyelamatkan anak kita. Racun di tubuhmu baru saja diambil, jadi lebih baik kamu pergi dulu untuk beristirahat!" kata Na Lanyan setelah berjalan mendekat dan memeluk istrinya untuk menghiburnya.      

Untungnya tuhan benar-benar melindungi kita, batin Na Lanyan setelah itu. Hari ini anak bungsunya telah terseret ke mulut setan jiwa. Dan untungnya, barang berharga hasil lelang Yutang ternyata adalah cairan roh rubah. Jika tidak ada itu, maka akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menghilangkan racun tersebut.     

Setelah mendengarkan nasihat tabib dan suaminya, istri Na Lanyan lalu menyeka air matanya dengan lengan bajunya, kemudian mengangguk dan mengiyakan suaminya. Dia pun mengalihkan pandangan matanya ke arah pria dengan topeng tengkorak perak misterius yang tidak jauh dari sana.     

Tanpa berpikir panjang, istri Na Lanyan kemudian menarik lengan baju suaminya, lalu pergi menghampiri Xuanyuan Pofan dan berlutut dengan keras di lantai. "Hamba rakyat biasa, benar-benar bersyukur dan sangat berterima kasih pada Tuan. Ini adalah berkah dari hamba dan anak hamba karena memiliki teman seperti Tuan," ucapnya.     

Ketika Xuanyuan Pofan hendak mengatakan 'sama-sama' dengan bibirnya. Sahabatnya, yaitu Na Lanyan kemudian terlihat berlari dan mengajak wanita yang sedang berlutut di lantai itu untuk berdiri. Setelah itu dia berkata, "Ya ampun istriku! Kenapa kamu berlutut?! Kakak Xuanyuan Pofan adalah sahabatku. Kamu kalau begini seperti menganggapnya orang luar saja!"     

"Jangan terlalu enggan dan tidak enak padanya! Hal yang paling tidak kekurangan dalam kehidupannya adalah uang! Membeli sebotol cairan roh rubah pasti tidak ada apa-apa baginya. Baginya, barang berharga dan langka seperti itu yang ditakuti tidak ada di dunia. Tapi jika ada, sahabat baikku ini pasti tidak akan takut kalau tidak punya uang untuk membelinya!" lanjut Na Lanyan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.