Istri Kecilku Sudah Dewasa

Pesta Malam Kediaman Cheng Zhu (3)



Pesta Malam Kediaman Cheng Zhu (3)

"Liuli Guoguo jangan menangis lagi ya, Paman berwajah hitam itu masih belum meninggal, cepat lihatlah." kata Xuanyuan Pofan menarik kuping Liuli Guoguo dengan pelannya.

"Um??" gumam Liuli Guoguo yang langsung berhenti menangis. Dia pun lalu membalikkan tubuhnya dan membuka matanya lebar-lebar ketika melihat ke arah pertunjukan itu.

"Hiya! Hewan liar, lihat saja aku akan mengalahkanmu!" kata Paman berwajah hitam itu sambil menggoyangkan gelang ungu yang ada di tangannya, lalu menggerakkannya dan mengarahkannya ke harimau itu.

Tidak lama kemudian, Tubuh harimau yang tegap dan berlemak itu gemetar, lalu dia muntah darah dan meninggal, "Ekkk..." teriaknya.

Liuli Guoguo yang tiba-tiba hidungnya terasa berair, tampak mata besarnya menjadi sendu. Lalu, tiba-tiba "Huwaaahh… Uh…" dia menangis karena melihat pemandangan di depannya itu.

"Huwaaahhhh hiks… hiks… hiks... Aku tidak ingin harimau itu mati, kasihan sekali Harimau Wangwang itu! Hiks hiks hiks... kalau harimau Wangwang mati, bagaimana dengan istri harimau itu dan anaknya?! Hiks hiks hiks hiks..." kata Liuli Guoguo. Dia pun segera berbalik ke arah Xuanyuan Pofan dan memeluknya, serta menggeliat karena dia membuat dirinya terlalu masuk ke cerita pertunjukkan itu. Walaupun paman berwajah itu memang kuat, tapi harimau itu sangat kasihan menurutnya.

Para pelayan dan pengawal di sana hanya dia saja, "..." 

Keringat tampak bercucuran di kening mereka, Apa yang harus dilakukan oleh kita semua untuk membuat Liuli Guoguo tidak bersedih lagi? batin mereka. Karena jika Liuli Guoguo menangis, pasti itu akan membuat Raja Huayou tidak senang, kalau Raja Huayou tidak senang, maka merekalah yang was-was dan panik.

"..." Xuanyuan Pofan sekali lagi mengangkat bibirnya tanpa bersuara, lalu mengangkat telapak tangannya untuk memberi aba-aba lagi.

Sehingga… Yang awalnya sebenarnya harimau itu mati, malah sekarang menggerak-gerakkan kepalanya, lalu tubuh yang tegap dan berlemak itu berdiri.

"Liuli Guoguo lihat itu cepat lihat, harimaunya tidak… tidak mati!" kata Xuanyuan Pofan. Sejujurnya dia tidak ingin mengakui ini, namun saat ini juga dia benar-benar melakukan hal yang sangat kekanak-kanakan. Sudahlah sudahlah, yang penting Liuli Guoguo senang tidak apa-apa… batinnya.

"Um?" gumam Liuli Guoguo, Keajaiban terjadi lagi? batinnya.

Liuli Guoguo membalikkan badannya, lalu melihat ke pertunjukan itu, kemudian dia hanya melihat harimau yang tadinya mati tergeletak, sekarang sudah berdiri dan menggoyangkan ekornya. Lalu, dia memajukan kepalanya untuk duduk ke kaki paman berwajah hitam itu. Lalu… mereka.... berpelukan!

Wow! Benar-benar indah dan bagus sekali! batin Liuli Guoguo, "Woh, wow hebat sekali! Kakak Po cepat lihat itu, Harimau Wangwang dan paman berwajah hitam itu sekarang menjadi teman! Kakak Po cepat cepat lihat ! Cepat Lihat..." teriaknya.

Liuli Guoguo yang sangat polos itu tertawa dengan senangnya sambil menarik-naik lengan kakak Ponya. Dia berusaha menunjuk-nunjuk ke arah Harimau Wangwang dan Paman berwaja hitam yang saling berpelukan.

"..." Xuanyuan Pofan mengelus-elus telinga kecil Liuli Guoguo, "Iya… aku melihatnya, um... mereka sangat hebat." katanya. Demi membuat Liuli Guoguo tetap senang dalam imajinasinya, dia hanya bisa menyuruh orang yang memerankan harimau itu tetap menjaga perannya seperti itu. Dia bersyukur kalau Liuli Guoguo tidak meminta maju untuk melihat secara dekat harimau itu. Kalau tidak, dia tidak tahu bagaimana lagi cara menghibur Liuli Guoguo.

Sebenarnya, Liuli Guoguo sangat ingin sekali pergi dan menyentuh harimau itu, tapi dia ragu, karena dia takut kalau nanti harimau itu menerkam dan memakannya. Jadi karena keraguan itu, dia lebih memilih untuk tetap berada di pelukan kakak Ponya sambil melihat pertunjukan dan menyantap paha ayam.

Setelah pertunjukan itu selesai, datanglah seorang wanita yang cantik dengan riasan, sedang berjalan masuk dari pintu masuk ke tengah-tengah aula utama. Wajahnya sangat penuh kepercayaan diri dengan alis hitam tebal dan bibir yang merah.

Liuli Tian yang baru saja meneguk secangkir bir, melihat ke ibu keduanya yang masuk ke aula utama dan membuat suasana hati yang awalnya bahagia jadi tidak senang, "Bibi Hong, kenapa kamu bisa datang kesini?" tanyanya sambil mengerutkan alis.

Hong Mudan hanya tersenyum kepada Liuli Tian, tapi dia tidak menjawab pertanyaannya. Kemudian, dia malah mengalihkan pandangannya ke Raja Huayou yang duduk di singgasana. Lalu, ketika dia melihat Liuli Guoguo yang ada di pelukan Raja Huayou, dia pun berhenti karena terkejut.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.