Istri Kecilku Sudah Dewasa

Aku Pergi Mencari Kakak Po (3)



Aku Pergi Mencari Kakak Po (3)

0

Gedebuk!

Liuli Guoguo dengan mulusnya masuk ke dekapan Xuanyuan Pofan, "Kakak Po, ternyata kamu belum tidur ya?"

Xuanyuan Pofan mengangguk sambil tersenyum lembut melihat LIuli Guoguo, lalu dia menjawab, "Liuli Guoguo tengah malam seperti ini kamu pergi mencariku? Ada apa? Um?" Dia mengira kalau Liuli Guoguo diganggu lagi oleh keluarganya.

Liuli Guoguo membuka kedua tangan kecilnya dari pelukan Kakak Ponya itu, lalu menarik kedua tangannya dan menggenggam dengan erat bantal kelinci miliknya, "Aku ingin tidur bersama Kakak Po… ingin dipeluk!" katanya dengan polos. Dua lesung pipinya tampak dengan jelas ketika dia berbicara tadi.

Para pengawal penjaga pintu dan Cui Le hanya diam saja ketika mendengarkan ucapan Liuli Guoguo, "...."

Nona, tidak, tidak pantas kan ini? Gadis muda harusnya bisa menahan. Aduh ya ampun... kenapa aku tadi tidak bisa menghentikan Nona sih? batin Cui Le dengan cemas.

Xuanyuan Pofan pun tertawa lepas, karena dia tidak bisa menahan tawanya lagi, matanya tampak bersinar bahagia. Lalu, dengan segera menggendong Liuli Guoguo semakin erat kepadanya, "Iya, Kakak Po mu ini sangat bersedia kok." tuturnya. Dia pun menyentuhkan keningnya ke kening Liuli Guoguo, kemudian berjalan kembali ke kamarnya tadi.

Para pengawal hanya bisa membatin ketika melihat adegan seperti itu, Oh Tuhan! Tuan, dimana prinsip moralmu sekarang?

Karena bersama tuannya sudah bertahun-tahun, jadi dia melihat Tuannya bisa tersenyum sampai tertawa itu hanya dapat dihitung dengan jari saja. Namun hari ini, mereka para pengawal, sudah tidak tahu berapa kali sudah melihat Tuannya itu tersenyum dengan senang.

Nyonya pilihan Tuan sendiri ini… um… kan masih kecil! batin salah satu seorang pengawal.

Tapi dalam dua hari ini, bisa dilihat dari setiap aktivitas mereka, demi Tuannya ini mereka tampak tidak ragu sama sekali menganggap Liuli Guoguo sebagai Nyonya mereka nantinya.

Pertunjukan yang manis sudah selesai, tidak ada satupun orang yang memedulikan Liuli Fangfang yang menggigil dan tergulung sambil berbaring di dalam selimut hampir seperti orang mati. Dia sangat iri sekali melihat Raja Huayou bersama Liuli Guoguo. Sampai akhirnya pandangannya beralih kepada Cui Le yang berdiri di depan pintu, dia pun segera berteriak, "Cui Le!!! Cepat kesini menghadapku! Gendong aku kembali ke Bangunan Xiang Zhu! Cepat!" perintahnya.

Cui Le yang terkejut karena tiba-tiba namanya dipanggil oleh seseorang, dia pun segera melihat ke arah selimut yang di ada di tanah, membuat matanya menggelap. Walaupun nyalinya ciut, tapi dia sangat benci dan muak dengan Liuli Fangfang, kakak keempat yang selalu memperlakukan Liuli Guoguo dengan buruk itu. Meskipun nantinya mendapat resiko akibat perbuatannya, dia tetap saja tidak mau untuk memedulikan Nona keempat yang jahat itu.

"Nona keempat, hamba sibuk sekali ini, tidak ada waktu untuk menggendong Nona. Apalagi hamba juga tidak, ku-at meng-gen-dong Nona." kata Cui Le yang hanya melirik ke Liuli Fangfang sambil menekan kata-kata yang diucapkannya, lalu dia masuk ke kamar pelayan.

"Kamu… Bajingan, Apa kamu tidak mau hidup hah! Cepat kembali kesini! Kembali!!!" kata Liuli Fangfang dengan mata aprikotnya yang memerah karena marah. "Dasar pelayan bajingan! Lihat saja nanti, aku akan mematahkan kakimu, mencabut bola matamu, memotong lidahmu, lalu membuang tulang bajinganmu itu ke hutan yang gelap! Huwaaahhhhh! Bajingan! Kembali kataku!" katanya lagi dengan kasar.

Para pengawal tidak tahan melihatnya, mereka takut mulut Liuli Fangfang yang cerewet itu akan mengganggu Tuannya. Akhirnya, mereka pun mendorong pengawal kedua belas yang ada di baris paling belakang untuk menyeret Liuli Fangfang keluar. Pengawal kedua belas tidak bisa berkata apa-apa, dia pun akhirnya pergi ke arah Liuli Fangfang, 

"Kamu, apa yang kamu lakukan?! Jangan, jangan mendekat!" kata Liuli Fangfang seolah sedang mengancam. "Huwaaahhhh..." teriaknya kemudian.

Gedebuk! 

Di luar bangunan Chen Yin lalu seperti sedang kejatuhan barang yang berat.

Pengawal kedua belas melirik ke barang berat tersebut, ternyata itu adalah Liuli Fangfang yang ada di tanah. Lalu, dia menepuk-nepuk untuk membersihkan kedua tangannya, "Heh, kamu kira aku ingin memelukmu? Kamu tidak suka denganku? Aku yang justru tidak suka denganmu, tahu?!" katanya yang sangat berterus terang itu, lalu dia pun menutup pintu bangunan Chen Yin.

"Hei… Kamu, kamu jangan menjatuhkanku di sini!" teriak Liuli Fangfang. Mati aku! Mati aku! Kalau begini aku bisa malu bertemu dengan orang nantinya! Huwaaahhhh! batinnya setelah itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.