Istri Kecilku Sudah Dewasa

Pelukan Hangat (1)



Pelukan Hangat (1)

0

"Apakah ini masih bisa disebut kaki? Tampak sudah membengkak seperti bakpao, lebih lagi seperti bakpao yang rusak karena terkukus lama. Bahkan, kaki itu membengkak, melepuh, dan bernanah." tutur Xuanyuan Pofan dengan ekspresi tidak tega melihat kaki Liuli Guoguo. Padahal, sebelumnya jelas-jelas dia berada di sana ketika Liuli Guoguo tersiram air panas.

Mengingat hal itu, hati Xuanyuan Pofan sangat sedih, seakan seratus tamparan di hatinya tidak cukup untuk membalas rasa bersalahnya.

"Sakit ya?" tanya Xuanyuan Pofan sambil meniup-niup luka Liuli Guoguo.

"Em..." Liuli Guoguo menjawab sambil menyandarkan kepalanya.

"Jangan takut, kita sudah memanggilkan tabib untukmu." tutur Xuanyuan Pofan sambil mengusap rambut di kepala Liuli Guoguo dengan halus. Dia merasakan rambut Liuli Guoguo yang masih basah, rambut nona kecil itu memang masih dalam keadaan basah dan harus segera dikeringkan. "Pelayan cepat bawakan handuk kering." perintah Xuanyuan Pofan.

"Laksanakan, laksanakan!" Cui Yin menjawab dengan gemetaran, tampaknya dia masih belum percaya bahwa Raja Huayou begitu perhatian dengan Nonanya. Dengan segera dia melaksanakan perintah Raja Huayou, kemudian dia pergi mengambilkan handuk kering untuk Nonanya.

Xuanyuan Pofan menerima handuk kering yang diberikan Cui Yin, lalu dia menutup dan mengusapkan handuk kering itu ke rambut basah Liuli Guoguo dengan sangat lembut. Selain itu, dia juga memindahkan energi sedikit ke tubuh Liuli Guoguo, ditambah pula dengan menggeluarkan tenaga dalam.

Beberapa saat kemudian, rambut basah Liuli Guoguo telah kering setelah pemuda itu membantu mengusap rambutnya.

"Cui Yue, Cui Le…" tutur para pengawal yang menjaga di pintu, tampak para pengawal tercengah kaget.

"Raja Huayou yang berdarah dingin, demi seorang gadis kecil menggunakan tenaga dalamnya untuk mengeringkan rambut? Ya tuhan!" ucap Cui Yin.

"Kakak keenam! Huh..." tutur Xuanyuan Poxi sambil melangkah masuk ke dalam kamar dengan napas terengah-engah. Tidak tahu sebenarnya Kakaknya yang jadi raja ini salah makan obat apa, sampai harus berlari kencang sambil memeluk gadis kecil itu. Dan hal itu dia lakukan seperti mendapatkan harta karun dunia yang takut direbut oleh orang lain.

"Apakah harus sampai berbuat sedemikianrupa?" tanya Xuanyuan Poxi.

Terkait hal itu, Xuanyuan Poxi ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi? Sehingga yang dia lakukan adalah mengikuti kakaknya dari belakang. Tapi, sayangnya dia tidak bisa mengikuti kecepatan kakaknya berlari, sampai baru sekaranglah kakaknya terkejar olehnya.

Ketika Xuanyuan Poxi masuk ke kamar dan melihat pemandangan di depannya, matanya langsung membelalak terkejut dan seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Bahkan, dagunya sampai ke bawah dan mulutnya tercengah lebar.

Kakak keenamnya yang berdarah dingin ini, bisa-bisanya menggunakan tenaga dalamnya untuk mengeringkan dengan cepat rambut basah gadis kecil itu. Bahkan, lebih parahnya kakak keenamnya sampai memegang kaki kecil dan tangan kecil gadis itu, dan.....

"Huh…" terdengar tiupan dari bibir Xuanyuan Pofan.

"Meniup-niup lukanya?" Xuanyuan Poxi bertanya-tanya.

"..." dalam pikiran Xuanyuan Poxi timbul banyak pertanyaan. Dalam batinnya berkata, Beritahu dia, kakak keenamnya ini disihir atau sudah dalam pengaruh sihir sih?

"Tuan, Tabib sudah datang." tutur Liuli Fu dengan terburu-buru. Dia memberitahu bahwa tabib berjenggot putih telah datang, tapi ketika melihat pemandangan di depannya, dia turut terkejut, tidak berani berkata-kata.

Xuanyuan Pofan memegang kaki kecil gadis itu, lalu melirik ke arah tabib berjenggot putih, kemudian bertanya, "Apakah kamu pernah meracik obat?"

"Meracik, pernah meracik obat. Saya sudah mendapatkan sertifikat khusus peracikan obat dari peracik obat Luo Hui." jawab tabib berjenggot putih.

"Yang lainnya keluar?" terdengar suara dingin Xuanyuan Pofan.

Semua orang yang mendengar perintah Xuanyuan Pofan dengan segera meninggalkan ruangan, termasuk Xuanyuan Poxi. Mereka keluar satu persatu tanpa bicara sedikitpun, seolah mereka takut melihat kening Xuanyuan Pofan yang mengkerut, bahkan saat itu seakan timbul hasrat ingin membunuh.

Setelah semua orang keluar dari kamar, Xuanyuan Pofan meletakkan tangan Liuli Guoguo yang kecil di dekapannya, lalu dia memeluk dan meletakkannya sehingga bersandar ke lututnya.

Xuanyuan Pofan berkata kepada Tabib yang berpinggang agak bengkok itu, "Kaki dan tangannya terluka karena tersiram air panas. Tolong, gunakan obat terbaik yang dapat menjamin dalam penyembuhan kulitnya. Selain itu, dapat membuat kulitnya kembali seperti semula."

Di sisi lain, Liuli Guoguo mengedip-ngedipkan mata besarnya, lalu dia tersadar, otaknya sudah mulai bekerja lagi. Saat ini dia ada di pelukan yang hangat ini membuatnya merasa seperti bermimpi.

"Laksanakan." tutur Tabib berjenggot putih sambil berjalan maju dengan gemetaran.

Jika saja Xuanyuan Pofan mundur ke samping dan membiarkan tabib sendiri yang memeriksa luka Liuli Guoguo mungkin itu lebih baik. Tapi, saat ini dia harus memeriksa langsung dan melakukan setiap langkah perawatan di depan mata Raja Huayou. Hal itu benar-benar membuat Tabib sangat takut dan merasa grogi.

Saat itu, Tabib berjalan mendekati Liuli Guoguo, kemudian saat dia akan mengulurkan tangan untuk memegang dan memeriksa kaki kecil Liuli Guoguo yang terluka tiba-tiba...

"Hanya boleh melihat, tidak boleh menyentuh." perintah Xuanyuan Pofan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.