Enam Suami Tampan

Tidak Pernah Bosan



Tidak Pernah Bosan

0Liang Shujun menatap Dong Huiying dengan pandangan sedih, "Zhu Xingfang?" Ia mempertanyakan hal yang barusan didengarnya.     

"Ya, Zhu Xingfang!"     

Dong Huiying menyipitkan matanya dengan tatapan waspada, "Aku baru ingat. Aksen Zhu Xingfang saat bicara berbeda dengan penduduk asli Gunung Taihang. Sebelumnya, ia pernah minum denganku dan ia baru pindah ke Gunung Taihang sebulan yang lalu."     

"Benar sekali," Liang Shujun menganggukan kepala dan setuju dengan ucapan Sang Istri. Ia berpikir, saat Dong Huiying mengingat hal ini, sebenarnya apa yang diinginkannya?     

Dong Huiying mulai berpendapat, "Liang Shujun, kepercayaanmu kepada kelemahan dan nafsu manusia tidak bisa diubah dalam semalam. Kau pasti sadar jika Zhu Xingfang begitu berani sehingga melakukan hal seaneh itu terhadap adik keenam. Meskipun suaminya hanya seorang saja, poliandri adalah hal yang biasa di Dinasti Yuan."     

Setelah memotong sambil menelan ludah, Dong Huiying melanjutkan, "Zhu Xingfang seorang yang tergila-gila dengan hubungan seks. Tidak mungkin dia bisa bertahan hanya dengan satu suami saja. Ditambah lagi, dengan usianya sekarang, kira-kira ia sudah empat puluhan tahun!"     

"Sang Istri, apa maksud dari yang kau katakan?" Liang Shujun samar-samar merasa ia telah menemukan sebuah 'kunci' dari perkataan Dong Huiying. 'Kunci' ini mungkin bisa menyelesaikan bahaya tersembunyi Zhu Xingfang. Namun, ini masih belum jelas. Liang Shujun masih membutuhkan beberapa petunjuk.     

Dong Huiying tersenyum. Mata hitamnya yang besar mulai terlihat licik. Ini pertama kalinya Liang Shujun mengetahui bahwa istrinya sangat cerdas.     

"Maksudku, aku curiga bahwa apa yang Zhu Xingfang lakukan kepada Liang Yixuan bukanlah yang pertama kalinya. Sebelum ia pindah ke Gunung Taihang, dia mungkin saja melakukannya kepada orang lain. Bagaimana pun, ia sangat temperamental, dan kita tidak boleh membiarkan hal ini." Dong Huiying mencoba meyakinkan Liang Shujun.     

Sambil menatap mata Liang Shujun, Dong Huiying berbicara dengan nada serius,"Kau punya koneksi yang lebih luas daripada aku. Jika kau ingin menyelidiki lebih lanjut, siapa tahu kau akan mendapat keuntungan tidak terduga?"     

Dong Huiying sudah mengatakan semuanya. Jika Liang Shujun masih tidak mengerti, maka dia bodoh sekali. Mata Liang Shujun tiba-tiba menyipit dan berkata, "Kenapa sama sekali tak terpikirkan olehku?" Tiba-tiba ia tersadar, "Ya, aku bisa memulai dari itu, kan? Orang seperti dia dengan bintik-bintik yang jelek, pasti punya lebih banyak lagi di pantatnya … hehehe!"     

Dong Huiying terbatuk dan merasa canggung. Seketika Liang Shujun ingat bahwa wanita di hadapannya adalah salah satu dari tiga penjahat dari Gunung Taihang. Dong Huiying jauh lebih terkenal daripada Zhu Xingfang. Selain dua wanita itu, yang satu lagi adalah seorang teman yang biasa mengajak mereka minum.     

Dahulu, kakak beradik keluarga Liang semuanya menentang hubungan antara Sang Istri dengan Zhu Xingfang. Saat itu Sang Istri sangat marah ketika mendengarnya. Namun, justru Sang Istri sekarang berdiri di garis yang sama dengan para suaminya, dan bahkan membantu mereka berurusan dengan Zhu Xingfang.     

Liang Shujun tidak bisa berbuat banyak. Ia menatap Dong Huiying lagi. Kali ini, sepertinya ia telah menemukan benua yang baru.     

"Sang Istri ini … Jika dia dari dulu seperti ini, tentu lebih baik!" Pikir Liang Shujun.     

Luka yang telah dialami tak bisa semudah itu dilupakan. Namun, Liang Shujun tidak mengharapkan Sang Istri untuk berurusan lagi dengan Zhu Xingfang. Asalkan Sang Istri bisa melalui hari-harinya dengan baik, ia juga bisa mempertimbangkan untuk menerimanya kembali. Tak peduli betapa bencinya keluarga Liang, ia tetaplah Sang istri keluarga Liang. Kehidupan enam bersaudara Liang akan sangat bergantung kepadanya.     

Dong Huiying merasa curiga, "Mengapa kau menatapku seperti itu?" Ia mengusap pipi dengan rasa tidak nyaman.     

Liang Shujun mungkin adalah tipe pria yang tampan dari segi fisik. Namun, ketampanannya bertahan tak lebih dari tiga detik. Setelah beberapa saat, tampangnya kembali menjadi sinis.     

"Tentu saja itu karena Sang Istri cantik. Bagaimana denganku? Tak pernah membosankan, kan?"     

Lidah Dong Huiying diam dan tercengang, ia tak bisa berkata apa-apa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.