Enam Suami Tampan

Sakit Parah



Sakit Parah

3Mendapat ucapan seperti itu, Dong Huiying tentu kaget.     

Ya, sikap suaminya satu ini benar-benar angkuh dan aneh.     

Padahal beberapa saat yang lalu, Liang Yuening menolak memakan makanannya, bagaimana bisa sekarang suaminya ini sangat tidak tahu malu seperti ini?     

Sepertinya Liang Yuening memang sedang sakit parah.     

Dong Huiying menjawab dengan tanpa ekspresi, "Tidak!"     

Liang Yuening menghembuskan napas putus asa tapi kemudian kembali tersenyum gembira.     

"Hm, kalau tidak ada ya sudah, aku tidak memaksa. Aku tahu aku sedang masuk angin dan tidak boleh makan makanan yang berminyak, tapi aku tidak mau makan bubur."     

Setelah berkata begitu, Liang Yuening segera pergi dengan tangan dilipat ke belakang.     

Dong Huiying tertegun, "Apa otaknya juga ikut demam?"     

Ketika masuk ke dapur, Dong Huiying menggulung lengan bajunya sembari memikirkan perkataan Liang Yuening tadi.     

Ia berpikir tentang hal yang harus dimakan di malam hari. Ia pun membuka tutup panci kayu dan melihat ada bubur.     

Tepat ketika Liang Yixuan berjalan ke dapur, Dong Huiying bertanya, "Shuyu telah makan bubur yang ada di atas kompor sore ini?"     

Liang Yixuan langsung terlihat gelisah, lalu mengangguk dengan gugup, "Ya, Kakak Kedua merasa lebih baik hari ini. Sore tadi dia bilang agak lapar, jadi aku membantunya memasak bubur."     

"Oh."     

Dong Huiying menutup panci dan berkata, "Ada sesuatu yang aku lupakan. Aku akan kembali dulu untuk melihat beberapa resep."     

Liang Yixuan bertanya dengan gugup, "Apa Sang Istri marah?"     

Dong Huiying bingung, "Kenapa aku harus marah tentang hal itu?"     

"Karena Yixuan memasak di rumah tanpa seizin darimu?"     

Dong Huiying tidak bisa menahan tawanya, "Bahan makanan dibeli memang untuk dimakan, lalu buat apa lagi?"     

Ia pun ingin menepuk bahu Liang Yixuan dan tiba-tiba melihat tubuh Liang Yixuan sedikit gemetar.     

Dengan bibirnya yang mengerucut, ia melirik kaki lumpuh Liang Yixuan lagi dan mengingat kejadian yang telah dilakukannya oleh pemilik tubuhnya ini.     

"Siapa pun yang lapar di rumah akan makan sebanyak yang diinginkannya tanpa harus bertanya padaku. Ngomong-ngomong, lain kali kamu bisa menggoreng hidangan lain. Terlalu monoton untuk makan bubur saja."     

"Oh, Baiklah."     

Liang Yixuan tersenyum dan menghela napas pertanda dirinya sedikit merasa lega.     

*****     

Di malam hari, Dong Huiying merebus sepanci nasi, menggoreng dua piring daging dan sayuran. Ia pun juga menambahkan sup sebagai hidangan tambahan. Sajian makanan seperti ini sudah menjadi standar di meja makan keluarga Liang.     

Liang Yuening tidak marah kali ini. Ia pun duduk di bangku dengan nafsu makan yang besar. Padahal Liang Yuening sudah makan semangkuk bubur di sore hari, tetapi ia masih merasa belum cukup. Ia jadi berpikir bahwa langkahnya untuk menjaga perutnya tetap kosong ini tampak tepat karena dapat memakan makanan lezat di malam hari.     

Ya, Sang Istri memang galak, tapi masakannya benar-benar lezat. Setidaknya ia tidak harus mengkonsumsi bubur lagi malam ini.     

Tapi tidak tahu penyebabnya, malam ini ia tidak bisa makan daging. Padahal Liang Yuening suka sekali makan daging. Ia pun hanya menghabiskan hidangan sayur di atas meja.     

Dong Huiying yang melihat hal ini hanya bisa cemberut.     

Ia merasa bahwa emosi batin Liang Yuening ini seperti panas dan hujan, sangat tidak stabil. Sikapnya juga seperti halaman buku yang mudah dibolak-balik, benar-benar tidak bisa diprediksi.     

*****     

Keesokan harinya, Dong Huiying membuat beberapa bakpao dan membungkusnya untuk dibawa selama perjalanan, tidak lupa dibawanya keranjang jelek buatannya saat di pegunungan dulu.     

Liang Yuening yang melihat Dong Huiying hendak perg langsung bertanyai, "Kamu mau pergi kemana?"     

Dong Huiying memelototinya, "Apa hubungannya denganmu?"     

"Aku tahu, kamu akan pergi ke kota, kan? Aku akan menemanimu."     

"Kamu belum sembuh, apa yang bisa kamu lakukan?"     

Liang Yuening terlihat ragu-ragu dan tidak tahu harus menjawab apa, "Ehmm, aku sudah agak baikan."     

Ia bergumam, "Kalau begitu kamu pulanglah lebih awal."     

Dong Huiying yang menyadari gumaman itu, hanya bisa memelototinya. Ia sungguh heran dengan sikap suaminya satu ini sejak kemarin.     

Setelah berkata begitu, Liang Yuening segera melarikan diri.     

Dong Huiying tidak tahu lagi untuk menanggapi ini sebagai suatu yang baik atau buruk, ia pun menatap langit dan memikirkan penyakit yang menyerang Liang Yuening. Jika dipikir-pikir, kemarin dan juga hari ini, anak ini terus saja bertingkah aneh, apa penyakitnya separah itu? Benar-benar membuat orang jadi gila saja.     

Dong Huiying segera menggelengkan kepalanya dan berusaha tidak memikirkannya lagi. Ia segera berangkat melewati gunung dan pergi ke kota.     

Setelah menjual beberapa tanaman obat, ia melihat ada beberapa pria bertopi yang sedang menyuguhkan barang dagangannya di depan sebuah kedai.     

Salah seorang perempuan pun bertanya, "Berapa jepit rambut ini?"     

"Ah, ini? Tidak mahal, hanya empat piring tembaga."     

"Aku mau dua buah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.