Enam Suami Tampan

Merasa Malu



Merasa Malu

0

Dengan bermandikan keringat, Liang Yuening berlarian pulang ke rumah. Ia pulang sendirian sambil memegang papan tembaga. Kakak Keempat yang tertegun di halaman, menatap Liang Yuening. Matanya penuh dengan tanda tanya.

Liang Yuening merasa sangat malu karena dirinya gagal melakukan hal yang ditugaskan oleh kakak keempat, "Dokter Xiao tidak ada di rumah. Ia mungkin sedang naik gunung."

Kakak Keempat mengerutkan keningnya. Saat ini, terdengar erangan ringan di kamar Dong Huiying.

Liang Yuening terdiam sesaat. Ia melihat ke jendela kayu yang terbuka, dan melihat Dong Huiying duduk di atas tempat tidur. Orang yang di sampingnya adalah Liang Yixuan. 

Adik keenam sedang menjahit luka Dong Huiying. Wajahnya terlihat sangat tenang dan tangannya sangat cekatan. Ia tahu bahwa jika ia gelisah, itu akan membuat Dong Huiying lebih menderita.

"Dia ... "Di halaman, Kakak Keempat tiba-tiba mengerang.

Liang Yuening memiringkan kepalanya dan menatapnya, "Ya, kakak keempat?"

Kakak keempat berkata dengan gusar, "Hati-hati."

 "Hmm ..."

Ia menatap Liang Yuening dengan ekspresi keheranan, "Sang Istri takut sakit?"

Liang Yuening ikut bingung dengan tanggapan kakaknya, Ia hanya memberikan ekspresi yang sama kepada kakaknya.

Memang terlihat bodoh, Liang Yuening harus menunjukkan bahwa ia tidak memahami apa yang dipikirkan Kakak Keempat.

Melihat Sang Istri merasa kesakitan sungguh hal tidak biasa. Maaf saja, dalam pikiran kakak keempat, selalu menganggap Dong Dabao adalah seseorang yang tak punya hati, paru-paru, darah, dan air mata.

Apakah ia memang takut sakit?

Sayangnya, Dong Dabao dulu begitu jahat dan kejam. Dari penampilannya, ia sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia dapat merasakan sakit.

Namun, apa yang Liang Yuening tidak tahu adalah bahwa pada saat ini, Dong Huiying menggigit bibirnya dengan kuat. Di satu sisi, karena kondisinya terbatas dan tidak ada obat bius yang digunakan. Lukanya terasa sangat menyakitkan. Sedangkan di sisi lainnya, Dong Huiying menahan sabar karena sakit yang menyakitkan.

Semakin pedih rasa sakit yang dialaminya, semakin ia ingin mencurahkannya.

Dong Huiying menatap Liang Yixuan, yang berkonsentrasi untuk menjahit lukanya. Ia menatap dingin ke lehernya yang elegan dan indah. Sejujurnya ia ingin menggigitnya dengan gemas hingga lukanya tidak terasa menyakitkan. Ia ingin menjadi kasar, ingin menusuk orang, dan ingin meneruskan semua rasa sakit di tubuhnya pada orang lain.

Namun ia tidak bisa. Ia tidak bisa melakukan itu. Oleh karena itu ia menahan diri, tapi siksaan di batinnya tak bisa dibayangkan.

Ini seperti orang yang sudah lama lapar dan tiba-tiba melihat sepiring daging, lalu segera ingin memakannya. Sayangnya karena suatu alasan dia tidak bisa memakannya. Ini semacam siksaan yang tidak manusiawi bagi dirinya!

Dong Huiying menelan ludah. Ia merasa bahwa setiap menit dan detik sudah berlalu sangat lama.

Ya Tuhan, ia benar-benar ingin meninju dirinya sendiri sampai mati. Sebenarnya luka itu sangat menyakitkan dan mengganggu, sehingga ia ingin menggaruk dinding.

"Sudah selesai!" Setelah jahitan terakhir, Yixuan menggigit benang yang bernoda darah itu untuk memotongnya.

Dong Huiying akhirnya menghela napas lega. Ketika ia melihat Liang Yixuan, ia melihat darahnya sama indahnya dengan pemerah pipi. Dong Huiying mengoleskan darahnya ke bibir tipis pria itu, menambahkan sentuhan pesona padanya.

Di bawah cahaya redup dari lampu minyak, Liang Yixuan terlihat sedikit khawatir, dan bahkan lebih mendebarkan. Dong Huiying tidak bisa menahan napas.

"Sang Istri?"

Dong Huiying menelan ludah dan kemudian berkata dengan nada tidak wajar, "Ah, tidak apa-apa. Aku hanya membayangkan untuk berterima kasih kepadamu."

Mendengar itu Liang Yixuan terdiam sebentar.

"Sang istri, kau ... tidak perlu bersikap sopan." Jawab Liang Yixuan.

Liang Yixuan tidak tahu bahwa Liang Yuening telah kembali. Ia lupa bahwa saudara lelakinya yang keempat, Liang Haoming, sedang berdiri di halaman. Saat ini, yang ada dalam benaknya adalah suatu musibah.

"Ini adalah masalah, Liang Yixuan! Sebelum Kakak Kelima berselisih denganmu, Liang Yixuan awalnya ingin dihukum untuk Kakak Kelima. Tapi Sang Istri mau memaafkan kakak kelima dan tidak menghukummu. Sedangkan kali ini, Dong Dabao menyelamatkan Liang Yixuan dari Nyonya Zhu. Sebaliknya, ia difitnah oleh Kakak Kelima, dan bahkan menderita cedera serius seperti itu ... "


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.