Enam Suami Tampan

Ia Mengedipkan Matanya dan Berjalan Santai



Ia Mengedipkan Matanya dan Berjalan Santai

0

"Lao San?" Liang Yuening buru-buru masuk. "Suara apa yang tadi kudengar? Hei, bukankah …" Liang Yuening baru saja ingin bertanya, apakah Si Jalang Dong Dabao berulah lagi. Namun, saat ia ingat bahwa ia telah melukai Dong Huiying, ia pun langsung tutup mulut.

Sebenarnya, ia juga disalahkan atas hal ini. Jika bukan sifatnya yang terburu-buru, Dong Huiying tak akan terluka.

Saat itu Liang Shujun sedang menyisir rambutnya. Matanya berbinar menatap Liang Yuening sambil tersenyum, "Lao Wu, berani sekali kau sembarangan memanggil nama saudaramu?"

"Eh …"

Liang Yuening merasa bersalah, kemudian ia menyentuh hidungnya.

Saat Liang Shujun melangkah dengan santai, ia mengedipkan mata, ia bersikap begitu sopan. Tak peduli bagaimana bahasa tubuhnya, sikapnya ini membuat orang langsung terpesona.

"Kemarilah." Gestur tubuh Liang Shujun sedikit melambai dan membelai dagu Yuening. Kemudian, tangannya menyentuh pinggang adik kelima. Liang Yuening seperti seorang wanita yang sedang digoda olehnya.

"Kau harus memanggilku dengan nama Kakak Ketiga. Kau mengerti?" Ia menyentuhkan dahinya ke dahi Liang Yuening. Suaranya begitu menggoda, membuat Liang Yuening merasa tersipu malu.

Wajah kedua kakak-beradik itu begitu indah seperti lukisan. Setidaknya bagi Dong Huiying yang saat ini sebagai seorang pengamat. Namun, Liang Yuening merasa risih, seketika jantungnya terasa seakan jatuh ke tanah.

"Kakak, Kakak Ketiga?" Liang Yuening buru-buru mendorong tubuh kakaknya menjauh darinya. Tubuh Liang Shujun seperti seseorang yang tidak memiliki tulang, begitu lentur. Wajah Liang Yuening hampir pucat karena tegang, "Aku tadi mendengar suara, apa itu?" 

Ia menatap Liang Shujun dengan cemas. Kakaknya begitu ceroboh dan Liang Yuening merasa menyesal karena meremehkannya. Namun, bagaimana pun, Liang Shujun adalah saudaranya, jadi Yuening sangat peduli kepadanya.

"Hehe …?" Tubuh Shujun melambai, dan bersandar kepada Liang Yuening, seolah-olah tak memiliki tulang untuk menyangga tubuhnya. Ia bersandar lebih dekat ke pipi adik kelima dan menghembuskan udara dari mulutnya ke pipi Liang Yuening yang putih bersih, "Kenapa? Adik kelima, kau mencemaskan kakakmu ini?"

Liang Yuening seketika berubah marah. Ia hampir saja menampar kakaknya, untungnya ia masih bisa menahannya. Namun, matanya yang jeli sangat tajam. Liang Shujun meliriknya. Sekali lagi Liang Yuening mendorong tubuh kakak ketiganya itu.

"Liang Shujun! Huft!!"

Liang Yuening sampai mempertanyakan kejantanannya. Memang, Liang Shujun sepanjang hari sangat malas dan suka menyandarkan tubuhnya kepada orang lain. Hal ini membuat Liang Yuening benar-benar muak kepada kakaknya ini.

"Yah," Kata Shujun. "Benar-benar membosankan." Jari-jarinya yang panjang, lentik, dan putih membelai pipi Liang Yuening. "Aku berdandan sepanjang hari dan hidup seperti anak kecil. Sebaliknya kau, kasihan sekali kulitmu yang cantik ini."

"Hentikan!" Kesabaran Liang Yuening hampir habis. Ia hanya bisa menyumpahi kakaknya. Ia hendak menendang Liang Shujun, tapi saat itu juga ia melihat Liang Shujun mengedipkan matanya dengan penuh hasrat menggoda.

"Lihat? Kau masih sama seperti dulu. Kasar dan mudah marah." Liang Yuening yang mendengar hal itu tampak menyesal karena tidak menyadari karakter kakaknya. 

Jelas-jelas dari mereka berenam masih bersaudara, Liang Yixuan adalah yang paling dimanja. Meskipun Liang Haoming adalah seorang pria yang kaku, jarang tersenyum, tapi ia adalah orang yang memiliki pemikiran paling logis di antara saudaranya yang lain. Ketika Liang Haoming dalam kesulitan, ia bisa mengatasinya sendiri. 

Namun, hanya Liang Yuening, saudara kelima, yang tidak tahu sudah seberapa sering ia menahan amarah dan emosi. Saudara-saudaranya yang lain dididik dengan baik, penuh kebijakan, sedangkan dia? Lebih mirip orang barbar yang tidak tahu etika.

Liang Yuening sangat kesal, "Kakak Ketiga tak perlu menggurui aku! Lagipula, tidak semua orang sepertimu! Kau begitu mencintai dunia yang fana ini, kau bukan pria maupun wanita, dan reputasimu sangat buruk!"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.