Enam Suami Tampan

Kakak Keempat Datang!



Kakak Keempat Datang!

0

Kejadian tadi membuat Dong Huiying berteriak seperti singa. Ia sama sekali tidak menemukan alasan untuk membuat kesan baik kepada Liang Yuening. Luka tusuk yang dialaminya membuatnya marah sekaligus sakit. Kesabarannya benar-benar habis, ditambah lagi penyakit psikologis di dirinya masih belum teridentifikasi dan mempengaruhi emosinya. Kemarahan Dong Huiying benar-benar telah mencapai titik puncak.

Jika Liang Yuening adalah orang yang licik, ia pasti akan pergi sesegera mungkin. Bila itu terjadi, Dong Huiying akan melakukan hal yang tidak diinginkannya.

"Yuening?" Terdengar suara yang tidak jauh dari keberadaan keduanya.

Di sana terlihat seorang pria bertubuh jangkung dan perkasa berteriak terkejut.

Pria itu terlihat memiliki tulang yang besar dan terlihat kekar.

Dong Huiying menoleh ke sisi yang berlawanan. Ia mengamati bahwa tinggi badan pria itu setidaknya seratus delapan puluh lima sentimeter, dengan bahu lebar, pinggang sempit, dan kaki yang panjang. Ia mengenakan terusan berwarna hitam. Ia tak mengatakan sepatah kata pun, sikapnya begitu tenang.

Sorot matanya tidak selembut Liang Yixuan, tapi juga tidak semuram Liang Yuening. Dong Huiying jadi sulit menduga karakternya dan meninggalkan kesan misterius pada lelaki itu. Terutama bekas luka di pipi kirinya, yang sepertinya terbakar dan begitu menakutkan.

Di tengah kegelapan malam, pria itu lebih mirip dengan sosok hantu yang jahat. Ia berjalan selangkah demi selangkah dengan langkah kaki yang panjang. Tampak di punggungnya ia membawa semak belukar yang berduri. Tatapannya sangat tajam setajam pisau.

"Kakak Keempat?" Liang Yuening juga menoleh ke belakang. Ia terkejut saat melihat Kakak Keempat.

Dalam hati Liang Yuening, Kakak Keempatnya yang penyendiri dan apatis, selalu mengabaikan perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Jadi, sangat susah menebak apa yang benar-benar dipikirkan oleh orang ini. Namun, karena harga diri seluruh saudaranya membuatnya lebih sadar diri. 

Dengan postur itu, Liang Yuening sangat segan dan takut kepada Kakak Keempatnya ini.

Kakak Keempat mengerucutkan bibirnya dan melirik Liang Yuening. Dengan wajah kaku dan tanpa ekspresi, ia berkata, "Bagaimana dengan Dokter Xiao?"

"Eee...." Liang Yuening sulit menjawab pertanyaan kakaknya. Baik Liang Yuening maupun Kakak Keempat kini sama-sama mengerutkan kening. Liang Yuening terbatuk dan berkata, "Di rumah, sudah tak ada uang di rumah …"

Kakak Keempat menyipitkan matanya, "Kok bisa?"

Liang Yuening dengan cepat menjawab, "Siang ini, Zhou Dachun datang bersama anak buahnya untuk menagih hutang. Di rumah hanya ada 124 wen. Wanita gemuk itu juga mengambil liontin Yixuan …"

Yuening memalingkan wajahnya. Ia takut menghadapi Kakak Keempatnya.

Ibu dari keenam bersaudara ini dulunya menikah dengan sepuluh orang suami. Ia tidak memiliki anak di tahun-tahun awal pernikahannya.

Kakak Keempat dan Lao Liu memiliki ayah kandung yang sama. Liontin itu adalah peninggalan Ayah Keenam. Awalnya, liontin itu diberikan kepada Kakak Keempat, tapi Kakak Keempat melihat bahwa Liang Yixuan menyukainya, maka ia memberikan liontin itu kepada adiknya yang termuda itu. 

Namun, saat itu Liang Yixuan masih kecil dan tidak memiliki kenangan apapun terhadap liontin itu. Saudara-saudaranya yang lain juga tidak pernah membahasnya. Liang Yixuan selalu mengira bahwa liontin itu adalah benda peninggalan yang paling berharga dan kenang-kenangan dari Ayah Keenam.

Kakak Keempat membeku seperti salju dan es. Ia tetap berdiri di halaman rumah keluarga Liang, ekspresi wajahnya tampak lesu.

"Kakak Keempat," Liang Yuening mengkhawatirkannya. Hatinya gelisah setelah melihat kakaknya yang muram.

Di dalam keluarga ini, Liang Yuening paling takut kepada Kakak Pertama, Kakak Kedua, dan kemudian Kakak Keempat, yang dijulukinya sebagai 'Sang Kayu'.

Kembali dalam permasalahan sebelumnya. Malam ini, Liang Yuening melukai Dong Dabao, Sang Istri dari keenam bersaudara ini. Meskipun Dong Dabao sangat jahat, tapi bukankah tidak sampai melukainya sejauh ini? 

Liang Yuening mengerutkan kening lagi, dalam hatinya dirinya merasa kesal. Memang ia bersikap kasar dan ceroboh. Tapi dewa memang bermurah hati, ia tidak dilahirkan untuk membunuh Dong Dabao.

Mana mungkin Liang Yuening membenci Sang Istri? Dibandingkan dengan saudara-saudara yang lain, mereka begitu benci hingga menginginkan Dong Dabao cepat mati. Namun, selama Dong Dabao hidup satu hari saja, ia juga merupakan Sang Istri sekaligus pemilik dari keenam bersaudara itu. 

Sebagai seorang suami, apakah ia benar-benar berani membunuh Sang Istri? Hal ini adalah masalah besar. Jika memang begitu, Liang Yuening bisa saja membunuhnya sendiri. Namun, itu akan menjadi masalah tambahan bagi saudara-saudaranya.

Lagipula, berdasarkan kepribadian Dong Dabao, wanita itu pasti sangat kesal dengan kejadian ini. Seluruh keluarga juga pasti tidak menerima dengan adanya kejadian ini. Sedangkan saudara-saudara keluarga Liang juga belum siap dengan segala konsekuensi bila Dong Dabao dibunuh.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.