MEMOIRS OF QUEEN SEOHYEONG

Page 18 : 다시 만나다



Page 18 : 다시 만나다

0다시 만나다 (Dasi Mannada/Meet Again)     

Pagi ini balai istana tampak ramai dengan para pejabat yang menghadiri pertemuan rutin Dewan Istana. Tetapi, pada pertemuan Dewan Istana kali ini terdapat empat pejabat junior yang baru saja tiba kembali dari Qing. Empat pejabat junior tersebut tengah melaporkan informasi serta pengetahuan yang mereka dapatkan selama menempuh pendidikan di Qing.     

Wajah Raja Uiyang terlihat sumringah mendengar segala informasi yang dibawa para pejabat junior tersebut. Sang Raja nampaknya begitu puas dengan segala pencapaian yang diraih para pejabat junior terbaik tersebut. Pria berjubah merah itu merasa tindakannya beberapa tahun lalu mengirim para pejabat junior dari kantor kepala sensor, tak sia - sia. Kini, para pejabat tersebut membawa sebuah pengetahuan baru yang bisa diterapkan di Joseon.     

"Aku sangat bangga dengan keberhasilan kalian selama menempuh pendidikan di Qing. Sebagai bentuk penghargaan atas bakat dan kerja keras kalian. Aku akan memberikan dekrit promosi pada kalian berempat."     

Perhatian Raja Uiyang kemudian tertuju pada Sekretaris Istana Min Jong-Ho dan Menteri Personalia Kim Yeong-Suk. Raja Uiyang secara tak langsung seolah memberikan perintah pada dua pejabat tersebut untuk melaksanakan perintahnya.     

"Doseungji, ijo, kalian pasti tahu apa yang harus dilakukan. Aku ingin dekrit promosi tersebut segera diresmikan agar ke empat pejabat ini bekerja sesuai dengan bidang yang baru," jelas Raja Uiyang.     

Sekretaris Istana Min dan Menteri Personalia Kim segera mengangguk patuh sembari membungkukkan sedikit badan mereka ke arah Raja Uiyang.     

"Kami akan melaksanakan perintah Anda sebaik mungkin, jeonha," ucap keduanya memenuhi perintah Raja Uiyang.     

Raja Uiyang menganggukkan kepala dengan puas. Senyum kembali merekah di wajah Sang Raja saat manik hitamnya tertuju pada empat pejabat junior yang masih bersimpuh tepat di depan tahtaya.     

"Aku ingin ilmu yang telah kalian dapatkan selama berada di Qing, bisa kalian gunakan sebagai bentuk pengabdian pada negara ini," ucap Raja Uiyang dengan nada renyah.     

Ke empat pejabat junior tersebut segera bersimpuh memberi hormat pada Raja Uiyang. Secara serempak, mereka mengucapkan terima kasih atas kebaikan Sang Raja yang memberikan mereka promosi jabatan.     

"Anugrah Anda sungguh tak terkira, jeonha."     

"Aku berharap banyak pada kalian. Terutama kau, Han Nam Il."     

~MoQS~     

Sementara itu, tawa berderai menghiasi bangunan istana tengah pada pagi hari ini. Di tengah angin musim gugur yang berembus lembut, tampak Ratu Heo sedang berada di salah satu taman bunganya. Senyum menghiasi wajah cantik Sang Ratu saat melangkah perlahan menyusuri petak - petak bunga yang di tanam sembari menggenggam erat jemari mungil kesayangannya.     

Tawa Sang Ratu kembali terdengar kala iris hazelnya memperhatikan tingkah putra semata wayangnya-Pangeran Yi Jae, yang melepas genggamannya dan berlari menyongsong kupu - kupu. Pangeran kecil itu tampak menggemaskan dalam balutan hanbok dan hogeon yang menghiasi kepalanya. Yi Jae begitu asyik berlarian di taman bunga milik Sang Ibu. Wajah pangeran itu bersinar penuh kebahagiaan juga bebas.     

Raut bahagia putra semata wayangnya membuat Ratu Heo kembali memamerkan senyumannya. Wanita yang hari ini mengenakan dangui berwarna kuning di padu dengan daran chima berwarna biru terlihat begitu anggun. Ratu Heo sangat bersyukur karena hidupnya kini terasa lengkap dengan kehadiran Yi Jae. bahkan, tak berlebihan rasanya jika Sang Ratu menganggap Yi Jae sebagai sumber kebahagiannya di tengah sesaknya hidup di istana.     

"Yi Jae~ya, apa kau ingin bermain lempar bola bersama aemi ?"     

Mendengar tawaran Sang Ibu, langkah Yi Jae terhenti. Pangeran yang sudah berusia tiga tahun itu menoleh pada Ratu Heo dan mengangguk riang. Segera, Ratu Heo meminta Dayang Choi mengambilkan bola kecil mainan Pangeran Yi Jae.     

Tak berapa lama, Ratu Heo dan Pangeran Yi Jae bermain lempar - tangkap bola kecil. sesekali tawa dari keduanya berderai riang membuat siapapun bisa merasakan kebahagiaan yang tengah dirasakan pemilik Istana Tengah tersebut.     

Hingga, tanpa siapapun menyadari, jika terdapat sepasang mata cokelat yang memandangi kebahagiaan Ratu Heo dan Pangeran Yi Jae dengan iri. Giginya bergemeretak tanda menahan rasa marah sekaligus iri yang naik ke permukaan hatinya. Tak ketinggalan, kedua tangannnya pun ikut mengepal.     

"Tidak akan kubiarkan Anda bahagia, jungjeon mama. Aku tak diam menyaksikan Anda bahagia setelah merampas segalanya dariku," desisnya dipenuhi dendam dan sarat kebencian.     

~MoQS~     

Han Nam-Il menghentikan langkahnya saat menyadari bangunan yang ada di depannya. Nam-Il baru saja keluar dari balai istana setelah upacara penyambutan selesai di gelar. Nam-Il tak langsung pulang seperti ketiga temannya yang lain, pejabat muda itu memilih berjalan - jalan sejenak di istana. hingga tanpa sadar jika kakinya sudah membawanya menuju istana tengah, sebuah tempat yang selalu berada dalam pikirannya selama ia menempuh pendidikan di Qing.     

Nam-Il mendongak dan memandang sendu bangunan megah tersebut. Kerinduan yang selama ini ia pendam pada Sang Pemilik bangunan tersebut, membuncah begitu saja seiring dengan hembusan angin yang membelai wajahnya. Nam-Il tak percaya jika hatinya bisa mengarahkan langkahnya menuju istana tengah.     

Tak ingin membuat sesuatu yang mencurigakan, Nam-Il memilih untuk segera pergi meninggalkan area Istana Tengah. Bagaimana pun Nam-Il harus sadar jika ia dan Heo Jung-Eun kini berada di status yang berbeda. Heo Jung-Eun telah menjadi seorang Ratu, sementara dirinya hanyalah seorang pejabat muda. Sungguh perbedaan yang begitu jauh.     

Nam-Il tersenyum pahit mengingat perbedaan tersebut. Lelaki itu menghela nafas panjang sebelum akhirnya memilih melangkah pergi dari Istana Tengah, ketika tiba - tiba ada sebuah bola yang entah darimana menggelinding dan mengenai sepatunya.     

Dahi Nam-Il mengernyit melihat bola kecil berwarna biru di dekat kakinya. perlahan, lelaki itu menunduk dan meraih bola tersebut. Beberapa kali, Nam-Il memperhatikan bentuk bola yang terbuat dari kain itu dalam genggamannya. Hingga sebuah suara membuat Nam-Il mengalihkan perhatiannya.     

"Nam -Il orabeoni..."     

Nam-Il membeku di tempat. Perlahan, ia mengalihkan perhatiannya dari bola kain biru di tangannya pada sumber suara yang ada di depannya.     

Lima meter dari tempat Nam-Il saat ini, berdiri seorang wanita cantik yang selama ini selalu berada dalam pikirannya. Wanita itu mengenakan dangui kuning dipadukan dengan chima berwarna biru langit. Warna cerah dari pakaiannya membingkai aura anggun dengan sangat baik.     

Tidak berhenti sampai di situ, fokus Nam-Il juga jatuh pada jemari mungil yang tengah di genggam sosok cantik tersebut. tersentak, Nam-Il menyadari jika ia baru saja bertemu pusat kerinduannya, Ratu Heo yang telah memiliki seorang putra.     

"Lama tak berjumpa, Nam-Il orabeoni. Apa kau kemari hendak menyapaku juga putraku ?" tanya Ratu Heo setelah berhasil menguasai rasa terkejutnya.     

Menyadari ia sedang berhadapan dengan seorang Ratu dan calon putra mahkota selanjutnya, buru - buru Nam-Il menegakkan posisi berdirinya dan membungkuk hormat .     

"Izinkan hamba menyapa dan memberi hormat pada jungjeon mama beserta wonja agisshi. Mohon maafkan kelancangan hamba yang tak langsung memberi hormat pada Anda berdua, mama."     

Ratu Heo tertawa kecil dan kembali mengurai senyum. Wanita itu merasa senang karena bisa bertemu lagi dengan teman semasa kecilnya.     

"Senang bertemu denganmu lagi, orabeoni," ucapnya dengan senyum manisnya.     

~MoQS~     

Korean Glossary     

Doseungji : Sekretaris Istana.     

Ijo : Menteri Personalia. Salah satu dari enam menteri utama dalam pemerintahan jaman Joseon. predikat status yang dimiliki menteri ini adalah pejabat senior satu, dengan menggunakan formalitas daegam (His Excellency/ Yang Terhormat).     

Jusang jeonha : sebutan gelar dari Raja dalam bahasa korea. Bisa diartikan sbg Yang Mulia Raja. (His Majesty The King) menggunakan formalitas Jeonha. Hanya tetua istana seperti Ibu Suri yang bisa memanggil raja dengan gelarnya saja (jusang)     

Dangui : hanbok bagian atas yang menyerupai jaket dipakai keluarga istana sebagai pakaian sehari - hari. Yang membedakan dangui keluarga kerajaan, sanggung istana, dan wanita bangsawan adalah adanya pola emas (geumbak) di dangui milik keluarga kerajaan. Sementara dangui yang dipakai sanggung istana atau wanita bangsawan biasanya berwarna polos.     

Daran chima : rok yang memiliki dua pola geumbak yang biasa dikenakan oleh keluarga kerajaan.     

Hogeon : penutup kepala yang biasa digunakan anak laki - laki bangsawan. Biasanya memiliki sulaman berbentuk harimau atau bangau     

Aemi : kata ganti 'aku' dari seorang wanita di depan anaknya.Jungjeon : sebutan gelar seorang ratu. Gelar ini biasanya digunakan di dalam istana. Bisa diartikan sebagai Yang Mulia dari istana tengah. Istana tengah adalah kediaman Ratu. formalitas yang digunakan adalah Mama (Your Highness). Hanya tetua istana seperti Ibu Suri dan Raja yang bisa memanggil Ratu hanya dengan gelarnya saja (jungjeon)     

Orabeoni : panggilan kakak dari adik perempuan pada kakak laki - laki. Ini merupakan bahasa lama dari oppa.     

Wonja : gelar dari Putra Pertama Raja dalam bahasa korea (First King's Son). Bisa diartikan sebagai Pangeran Pertama. Menggunakan formalitas agisshi (Your Young Highness). ini merupakan gelar kelahiran sebelum kemudian mendapat promosi menjadi seorang Putra Mahkota.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.