MEMOIRS OF QUEEN SEOHYEONG

Page 8 : 처벌



Page 8 : 처벌

0처벌(Cheobeol/Punishment)     

Ratu Heo dan rombongan dayangnya dalam perjalanan kembali dari dapur istana. Sang Ratu muda baru saja selesai melakukan inspeksi terhadap kesiapan dapur istana menghadapi jamuan negara yang akan dilaksanakan beberapa minggu lagi. Ratu Heo tak ingin jamuan besar yang diadakan Raja Uiyang untuk para utusan Joseon yang baru kembali dari Qing, berantakan hanya karena kurang kesiapan di dapur istana.     

Matahari masih belum terlalu tinggi, ketika Ratu Heo melintasi area istana utama saat matanya menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya. Refleks, Ratu Heo menghentikan langkahnya dan memfokuskan perhatiannya pada dua orang pejabat negara yang keduanya mengenakan jubah pejabat istana junior berwarna biru. Wajah salah satu dari kedua pejabat junior itu terasa begitu familiar dalam ingatan Ratu Heo.     

"Jungjeon mama, apa ada sesuatu yang mengganggu Anda ?"     

Pertanyaan Dayang Choi membuat perhatian Ratu Heo beralih. Ratu Heo menolehkan wajahnya dan menemukan Dayang Choi tengah menatapnya dengan tatapan heran.     

"Choi sanggung, kedua pejabat itu... apa kau mengenali mereka ?" Ratu Heo bertanya pada Dayang Choi dengan mata hitamnya tertuju sepenuhnya kembali pada dua pejabat junior yang masih sibuk berdiskusi tak jauh dari tempatnya berdiri. "Apa pertemuan Dewan Istana pagi ini sudah di mulai ?" lanjut Sang Ratu.     

Dayang Choi mengangkat wajahnya untuk memperhatikan dua pejabat junior yang ditanyakan Sang Ratu. Mata tua Dayang Choi menyipit berusaha mengenali dua pejabat junior tersebut, hingga akhirnya menjawab pertanyaan yang diajukan Sang Ratu padanya.     

"Menjawab pertanyaan Anda, Pertemuan Dewan Istana belum di mulai. Mengenai dua pejabat junior tersebut, hamba tak mengenali kedua pejabat tersebut. mohon maafkan hamba, jungjeon mama," jawab Dayang Choi sambil membungkukkan tubuhnya dihadapan Ratu Heo.     

Ratu Heo mengangguk singkat mendengar balasan Dayang Choi. Rasa penasaran yang dirasakan Sang Ratu semakin kuat. Wanita itu mengarahkan langkahnya mendekati dua pejabat junior tersebut.     

Percakapan kedua pejabat junior tersebut terhenti saat menyadari ada seseorang yang datang melangkah. Betapa terkejutnya kedua pejabat tersebut saat mengetahui Ratu Heo mendekati mereka. Segera saja keduanya memberi salam sambil menundukkan wajah mereka.     

"Sepertinya kedatanganku mengganggu kalian berdua. Apa benar begitu, naeuri ?" sapa Ratu Heo dengan nada suara yang terdengar ramah.     

"Kedatangan Anda sama sekali tak mengganggu kami, jungjeon mama. Mohon maafkan kami yang begitu lancang tak menyadari kehadiran Anda," jawab salah satu pejabat junior tersebut.     

"Aku tak mempersalahkan hal itu. hanya saja, wajah salah satu dari kalian entah kenapa seperti familiar bagiku. Bisakah kalian memperkenalkan diri ?" tanya Ratu Heo dengan nada yang tak ingin dibantah.     

"Hamba pejabat junior yang bertugas di kantor sensor istana, hamba Park Yun Jung."     

Ratu Heo menganggukkan kepalanya mendengar perkenalan yang diberikan seorang pejabat junior tersebut. perhatian Ratu Heo kini tertuju pada pejabat junior lainnya yang sejak tadi entah kenapa perawakannya begitu familiar bagi Sang Ratu.     

"Hamba pejabat junior yang juga bertugas di kantor sensor istana, hamba Han Nam Il," jawab Nam Il sembari mengangkat sedikit wajahnya untuk menatap wajah Ratu Heo yang begitu terkejut melihat dirinya di istana.     

~MoQS~     

Dua cawan teh terlihat masih mengepulkan uap panas. Ratu Heo menyodorkan salah satu cawan teh tersebut pada seorang pria yang mengenakan jubah pejabat junior istana. Setelah melalui beberapa bulan yang begitu berat tinggal di istana, hari ini Ratu Heo bisa kembali memasang senyuman di wajah cantiknya.     

Ratu Heo tak bisa menahan rasa bahagia yang membuncah di hatinya karena tak sengaja bertemu dengan sahabatnya sejak kecil, Han Nam Il, yang kini telah menjadi seorang pejabat istana. Tak sedikitpun senyuman pudar di wajah cantik Sang Ratu.     

"Lama tak berjumpa denganmu, orabeoni. Aku tak menyangka akhirnya kau akan menjadi seorang pejabat istana," ucap Ratu Heo berusaha membuka topik pembicaraan dengan Han Nam Il.     

Han Nam Il menyunggingkan senyuman di wajahnya mendengar Ratu Heo memanggilnya dengan sebutan orabeoni. Nam Il berusaha menjaga sikapnya tak peduli betapa dekatnya mereka sebelum Heo Jung Eun masuk istana. Meskipun begitu, Nam Il tak menampik jika ia pun merasa senang akhirnya bisa bertemu dengan Heo Jung Eun yang telah menjadi seorang ratu.     

"Saya merasa tersanjung Anda masih mengenali saya, jungjeon mama."     

"Aigoo, kenapa kau begitu formal padaku, orabeoni ? Orabeoni masih bisa berbicara santai denganku seperti dulu."     

Nam Il tersenyum simpul seraya menggelengkan kepalanya. "Saya tidak akan berani bersikap tak sopan pada Anda, jungjeon mama. Lagipula, saat ini status Anda sudah jauh lebih tinggi dibandingkan saya. Saya tak mungkin bersikap lancang pada ibu negara ini."     

Rasa sedih mengaliri hati Ratu Heo mendengar balasan yang diberikan Nam Il padanya. Hanya karena status yang dimilikinya, ia dan Nam Il tak bisa lagi berbicara dengan santai. Ratu Heo menghela nafas panjang. Ia tahu, ia tak bisa memaksa kehendaknya agar Nam Il berbicara santai padanya, hal itu akan membahayakan nasib pria muda di depannya, karena akan dianggap tak menghormati dirinya yang berstatus sebagai seorang Ratu.     

Terjadi keheningan beberapa saat diantara mereka berdua. Keduanya terlihat bingung membuka topik percakapan setelah sekian lama tak bertemu. Baik Ratu Heo maupun Han Nam Il, keduanya seakan sibuk dengan pikiran mereka masing – masing. Hingga suara Dayang Choi menginterupsi keheningan yang terjadi diantara mereka.     

"Jungjeon mama, mohon maafkan hamba. Ada sesuatu yang harus hamba sampaikan."     

Perhatian Ratu Heo kini beralih pada Dayang Choi. Sebelah alis Ratu Heo terangkat tinggi melihat ekspresi Dayang Choi yang terlihat gelisah. "Apa terjadi sesuatu ?"     

Dayang Choi melangkah lebih dekat pada Ratu Heo. tubuh dayang tersebut sedikit menunduk untuk membisikkan sesuatu pada Sang Ratu. Ratu Heo mendengarkan dengan seksama berita yang ia dapatkan dari Dayang Choi. Ekspresi tenang di wajah Ratu Heo dengan cepat berubah setelah mendapatkan berita tersebut. Ratu Heo entah kenapa terlihat begitu kesal. Dengan cepat, wanita berdangui merah tersebut beranjak dari duduknya.     

"Orabeoni, aku minta maaf karena ada sesuatu yang harus kuselesaikan. Orabeoni bisa tinggal disini untuk menikmati teh jeruk yang sudah kuhidangkan. Aku harap bisa sering bertemu denganmu, orabeoni."     

Tanpa menunggu jawaban Nam Il, Ratu Heo membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi. Han Nam Il menyaksikan kepergian Ratu Heo dalam diam. Han Nam Il tak melepaskan pandangannya dari Ratu Heo dan rombongan pelayannya yang terus menjauhi dirinya.     

Ada rasa tak rela yang merayapi hati Nam Il melihat punggung Jung Eun yang terus menjauh. Tapi, secepat itu juga, Nam Il sadar, Jung Eun bukanlah seseorang yang bisa ia gapai. Wanita itu telah menjadi milik Raja. Nam Il menghela nafas panjang dan kemudian beranjak pergi, tanpa sedikitpun menyentuh teh yang telah disajikan.     

~MoQS~     

PLAK     

"Berani – beraninya, selir rendah sepertimu bersikap begitu angkuh padaku yang statusnya lebih tinggi!"     

Selir Hong memberikan tatapan tajamnya pada Selir Yoon yang tersungkur ke tanah setelah ia tampar sebelumnya. Tidak puas melihat Selir Yoon jatuh, Selir Hong kembali memberikan beberapa tamparan. Bahkan Selir Hong tak segan menjambak rambut Selir Yoon hingga wanita yang lebih muda dari Selir Hong itu menjerit kesakitan.     

"Dasar jalang! Berani sekali kau membicarakanku di belakang!" geram Selir Hong yang kini mulai menarik paksa bagian depan dangui yang dikenakan Selir Yoon.     

"Mama, So Ui mama, ini tidak seperti yang Anda pikirkan. Aku tidak membicarakan Anda. Aku mohon, So Ui mama, tolong jangan seperti ini," ujar Selir Yoon terisak sambil berusaha menahan agar tangan Selir Hong tak sampai melepas simpul pita dangui yang ia kenakan.     

Selir Hong tak mempedulikan isak tangis Selir Yoon di depannya. Wanita itu sangat marah saat mendengar Selir Yoon sedang menggosipkan dirinya pada para pelayan istana. Begitu prosesi salam pagi selesai dilaksanakan, Selir Hong yang diberikan kelonggaran karena kondisinya yang sedang hamil, menunggu kedatangan Selir Yoon di kediamannya. Begitu Selir Yoon dan rombongan pelayan memasuki area kediamannya, Selir Hong tak bisa menahan amarahnya dan segera menampar wanita muda yang mengatainya sebagai seorang perempuan murahan.     

"Kau pikir kau lebih baik dariku, hah ?! Setidaknya aku terlahir sebagai seorang putri bangsawan! Bukan kau yang lahir dari rahim selir seorang tuan bangsawan! Kau justru yang lebih rendah dariku!"     

Selir Hong masih terus mengeluarkan amarahnya pada Selir Yoon. tak ketinggalan, tangan wanita itu terus menampar wajah Selir Yoon, tak peduli jika kini sudut bibir Selir Yoon sudah mengeluarkan darah dan menangis memohon ampun padanya.     

Sementara itu, para dayang hanya bisa berdiri ketakutan menyaksikan kejadian tersebut. mereka tak berani memisahkan Selir Hong yang terus menganiaya Selir Yoon. Tanpa ada yang sadar, sejak tadi Ratu Heo berdiri menyaksikan tindakan Selir Hong yang begitu brutal pada Selir Yoon.     

Manik hitam Ratu Heo memperlihatkan sorot dingin yang menakutkan. Sang Ratu begitu marah melihat tingkah Selir Hong yang begitu semena – mena hanya karena kondisinya yang sedang hamil. Tangan Sang Ratu yang tersembunyi dibalik dangui merahnya tampak mengepal dengan kuat.     

"Kau wanita jalang pantas mendapatkan semua ini dariku!" geram Selir Hong.     

"Apa yang sedang terjadi disini ?!"     

Sebuah suara yang begitu dingin menginterupsi tindakan Selir Hong yang hendak kembali memberikan tamparannya pada Selir Yoon. Tangan Selir Hong terhenti di udara setelah mendengar sebuah pertanyaan mengganggu dirinya. Wanita yang tengah berbadan dua itu menoleh dan menemukan Sang Ratu menatap tajam padanya.     

Selir Yoon merasa lega melihat kehadiran Ratu Heo di kediamannya. Sambil menangis, wanita muda itu perlahan duduk di tanah. Tangannya dengan gemetar berusaha menutupi dadanya yang kini sudah terbuka karena bagian depan danguinya tadi dirobek paksa oleh Selir Hong.     

"Apa yang sedang terjadi disini ? Apa tidak ada yang mau menjelaskan padaku ?" suara Sang Ratu begitu tenang tapi penuh dengan ancaman. Mata Ratu Heo menatap satu persatu para dayang istana yang kini menundukkan kepalanya berusaha menghindari tatapan Ratu Heo.     

Sementara itu, Selir Hong tak terintimidasi dengan aura mencekam yang ditebarkan Ratu Heo. Selir Hong berdiri dengan ekspresi angkuhnya. Sama sekali tak terlihat jika Selir Hong baru saja tertangkap basah melakukan sebuah pelanggaran.     

Menyadari Selir Hong yang semakin arogan dengan kehamilannya bahkan berani bertindak kasar pada selir lainnya membuat Ratu Heo marah. Di bawah kepemimpinan Ratu Heo, istana dalam tampak begitu damai. Bahkan, para selir pun menghormati Ratu Heo dengan sangat baik, sehingga tak pernah terjadi keributan seperti ini. itu sebabnya, Ratu Heo sangat marah saat mendengar keributan yang terjadi antara Selir Hong dan Selir Yoon. terlebih, melihat Selir Hong yang bahkan berani menatapnya tepat di mata, membuat emosi Ratu Heo semakin muncul di permukaan hatinya.     

"Tampaknya, ada yang perlu mendapatkan peringatan dariku," gumam Ratu Heo lebih pada dirinya sendiri.     

~MoQS~     

PLAK     

PLAK     

PLAK     

Selir Hong menggigit bibir bagian dalamnya berusaha menahan perih yang tengah ia rasakan. Suasana ruangan tersebut begitu tenang, tidak ada percakapan yang terjadi, hanya suara pukulan yang terdengar memenuhi ruangan.     

Ratu Heo mengawasi Dayang Choi yang tengah memberikan hukuman pada Selir Hong menggunakan batang kayu. Meskipun sudah terlihat bercak merah yang menghiasi betis Selir Hong, Ratu Heo sama sekali tak berniat menghentikan Dayang Choi yang terus memukuli betis dari Selir Hong.     

"Aku harap, setelah ini kau bertindak lebih bijaksana lagi, Hong So Ui. Selama ini, tidak ada seorangpun yang berani membuat keributan di naemyeongbu. Tidak peduli seberapa tinggi status kelahiranmu dan Yoon So Yong, yang jelas aku benci keributan," jelas Ratu Heo sambil menyesap tehnya dengan tenang.     

PLAK     

PLAK     

PLAK     

Selir Hong terdiam sambil menahan airmatanya agar tak jatuh merasakan sakit yang kini tak hanya dirasakan betisnya, tapi menyebar ke seluruh tubuhnya. lebih dari itu, Selir Hong merasa sangat terhina karena Ratu Heo lebih membela Selir Yoon. Rasa bencinya pada Ratu muda itu semakin memuncak. Kedua tangannya yang tengah menahan seuran chima yang ia kenakan, kini mengepal dengan kuat. Tanda jika wanita itu menahan kemarahannya.     

Pintu ruangan Ratu Heo, tiba – tiba dibuka dengan paksa, membuat Dayang Choi menghentikan gerakannya yang hendak mendaratkan pukulan pada betis Selir Hong. Dayang Choi tersentak kaget saat melihat kehadiran Ibu Suri Agung Park yang masih berdiri di ambang pintu. Tatapan Ibu Suri Agung Park tertuju sepenuhnya pada betis Selir Hong yang kini sudah berdarah – darah.     

Dengan wajah marah, Ibu Suri Agung Park melangkah masuk ke dalam ruangan dan merebut batang kayu yang dipegang Dayang Choi, dan melemparnya ke sebrang ruangan. Nafas Ibu Suri Agung Park terdengar kasar, mata tuanya berkilat penuh kemarahan pada Ratu Heo yang kini membungkuk hormat padanya.     

"Jelaskan, jungjeon. Apa yang sebenarnya terjadi disini ?!" geram Ibu Suri Agung Park.     

Ratu Heo menegakkan kembali tubuhnya dan menundukkan sedikit wajahnya di hadapan Ibu Suri Agung Park. Saya sedang memberikan tindakan disiplin pada Hong So Ui, daewang daebi mama. Semua ini saya lakukan untuk mempertahankan kedisiplinan di istana dalam. Mohon Anda tak perlu khawatir."     

"Tindakan disiplin ? Tindakan disiplin apa yang tengah kau terapkan pada Hong So Ui !" suara Ibu Agung Park semakin meninggi setelah mendengar penjelasan yang diberikan Ratu Heo padanya.     

Tanpa sedikitpun merasa gentar, Ratu Heo menyunggingkan senyuman tipis di wajahnya. Sang Ratu tak merasa takut menghadapi Ibu Sur Agung Park yang tengah marah besar padanya. Dengan tenang, Ratu Heo kembali memberikan penjelasan pada wanita tua tersebut.     

"Hong So Ui melakukan kesalahan besar di mata saya, daewang daebi mama. Ia berani membuat keributan dengan menganiaya Yoon So Yong, hanya karena rumor tak berdasar. Sebagai pemimpin di harem istana , saya tak bisa berdiam diri melihat keributan seperti ini, mama. itu sebabnya, saya memberikan hukuman pada Hong So Ui untuk mengingat kedudukannya sebagai keluarga kerajaan."     

"Tidakkah kau ingat jika Hong So Ui tengah mengandung, jungjeon ? Apa perlu tindakan seperti ini di ambil mengingat kondisinya yang tengah hamil ?"     

"Kondisi Hong So Ui yang tengah hamil saat ini, bukan menjadi alasan ia bisa terlepas dari hukuman. Sebagai pemimpin naemyeongbu, sudah menjadi tugas saya mengawasi dan menjaga seluruh keluarga kerajaan termasuk kondisi Hong So Ui dan Yoon So Yong. Saya harap Anda tak perlu cemas dengan kondisi Hong So Ui hanya karena hukuman ini, mama. Semua ini untuk menjaga kedisiplinan harem istana. Jadi, meskipun Anda menegur saya atas hukuman ini, saya rasa tindakan saya jauh dari kesalahan, karena saya hanya menjalankan tugas sebaik mungkin sebagai seorang wangbi dan juga pemimpin istana dalam, daewang daebi mama."     

Ibu Suri Agung Park tak bisa menutupi rasa terkejutnya mendengar ucapan Ratu Heo yang seolah menyiratkan dirinya tak bisa menghentikan hukuman yang diberikan pada Selir Hong hari ini. Wanita istana itu hanya bisa menatap Sang Ratu dengan tatapan tajam dan kedua tangannya yang mengepal kuat di balik dangui biru yang dikenakannya. Ibu Suri Agung Park menyadari, Ratu Heo telah memberikan batasan kekuasaan atas pengaruhnya di istana dalam.     

~MoQS~     

Korean Glossary     

Jungjeon : sebutan gelar seorang ratu. Gelar ini biasanya digunakan di dalam istana. Bisa diartikan sebagai Yang Mulia dari istana tengah. Istana tengah adalah kediaman Ratu. formalitas yang digunakan adalah Mama (Your Highness). Hanya tetua istana seperti Ibu Suri dan Raja yang bisa memanggil Ratu hanya dengan gelarnya saja (jungjeon)     

Sanggung : sebutan untuk pelayan istana dengan jabatan tertinggi. Biasanya seorang sanggung akan melayani langsung keluarga kerajaan atau menjadi kepala dari sebuah departemen di dalam istana     

Naeuri : istilah yang digunakan untuk memanggil seorang pejabat istana Senior tingkat tiga sampai pejabat junior tingkat sembilan     

Orabeoni : panggilan kakak dari adik perempuan pada kakak laki – laki. Ini merupakan bahasa lama dari oppa.     

Dangui : hanbok bagian atas yang menyerupai jaket dipakai keluarga istana sebagai pakaian sehari – hari. Yang membedakan dangui keluarga kerajaan, sanggung istana, dan wanita bangsawan adalah adanya pola emas (geumbak) di dangui milik keluarga kerajaan. Sementara dangui yang dipakai sanggung istana atau wanita bangsawan biasanya berwarna polos.     

Mama : Yang Mulia ( Your Highness)     

Seuran chima : rok yang memiliki dua pola geumbak yang biasa dikenakan oleh keluarga kerajaan.     

So Ui : peringkat dua senior untuk selir raja. Formalitas yang digunakan adalah Mama     

Naemyeongbu : istana dalam. Sebutan kerumahtanggaan istana/harem istana , dimana seorang Ratu adalah pemimpinnya. Ratu memiliki kekuasaan mutlak di dalam istana dalam, dimana Raja pun tidak bisa ikut campur.     

So Yong : peringkat tiga senior untuk selir raja. Formalitas yang digunakan adalah Mama     

Daewang daebi : gelar dari janda ratu paling senior dalam bahasa korea(Grand Royal Queen Dowager). Bisa diartikan sebagai Ibu Suri Agung. Menggunakan formalitas mama (Your Highness)     

Wangbi : gelar resmi untuk menyebut seorang Ratu atau istri sah dari seorang Raja. Gelar ini menggunakan formalitas Mama (Her Majesty). Sebutan ini biasa digunakan dalam menyebut tahta seorang ratu dalam sebuah percakapan atau dokumen negara. Dalam kesehariannya di istana, Ratu dipanggil dengan gelar jungjeon.     

~MoQS~     

Write on : 180502     

Publish on web novel :190530     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.