MEMOIRS OF QUEEN SEOHYEONG

Page 12 : 첫 번째 함정



Page 12 : 첫 번째 함정

0첫 번째 함정(Cheos beonjjae hamjeong /The First Trap)     

~MoQS~     

Matahari bahkan belum menampakkan diri di langit, tapi kesibukan sudah terasa di seluruh penjuru istana. Para penghuni istana bersiap menyambut datangnya hari yang baru. Begitupun dengan seorang wanita yang tengah duduk tenang di alas duduk dan menyiapkan diri untuk berhias. Menyambut datangnya hari baru setelah hampir satu bulan penuh memilih mengurung diri dengan kemalangan yang ia alami.     

Pintu ruangan yang bergeser terbuka, membuat perhatian Sang Wanita beralih. Kedua manik hitamnya menghujam dayang istana yang baru saja memasuki ruang pribadinya. Tatapan wanita itu menuntut penjelasan atas kedatangan si dayang istana yang sedikit tiba – tiba.     

Seakan paham dengan tatapan tajam yang diberikan majikannya, dayang istana itu membungkuk hormat sebelum akhirnya duduk bersimpuh dihadapan wanita tersebut. dayang istana tersebut bahkan tak berani mengangkat wajahnya dibawah tatapan tajam wanita istana itu.     

"Mama, hamba datang untuk memberikan informasi pada Anda," ucap si dayang istana dengan suara pelan tapi cukup untuk bisa di dengar si wanita.     

"Informasi apa yang kau bawakan untukku pagi ini ?"     

"Hamba mendengar dari dayang istana yang bertugas di junggungjeon, jika hari ini jeonha akan menghabiskan waktu paginya di sana setelah kembali melakukan salam pagi pada daewang daebi mama dan daebi mama."     

Sebuah seringai tercetak di kedua sudut bibir si wanita mendengar informasi yang disampaikan salah satu dayang kepercayaannya. Perlahan, wanita itu memperbaiki posisi duduk dan menopang wajah dengan salah satu tangannya. "Benarkah ? Hmm apa ini sudah saatnya aku keluar dari istanaku dan melaksanakan salam pagi yang terus tertunda karena kondisiku kemarin ?"     

"Jika hamba boleh memberi saran, maka ini saat yang terbaik bagi Anda untuk kembali memberikan salam pagi pada jungjeon mama," sahut dayang istana itu tampak mengubah posisinya yang duduk bersimpuh.     

"Geurae. Apa yang kau sarankan ada benarnya. Kalau begitu, siapkan pakaian dan hiasan rambut terbaik untukku. Aku ingin menunjukkan pada wanita sombong itu jika aku bukanlah lawan yang seimbang untuk wanita muda sepertinya."     

Dayang istana itu tersenyum dan menganggukkan kepala dengan cepat. Sebuah senyum tipis tercetak di wajahnya. "Hamba akan segera menyiapkannya sesuai keinginan Anda, mama."     

Tepat setelah berkata seperti itu, dayang tersebut keluar dari ruangan untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperintahkan si wanita istana. Begitu kembali sendiri di ruangannya, wanita istana tersebut menatap cermin kuningan yang terbuka di sisi kanannya dan menyeringai. Kedua manik hitamnya memancarkan tekad yang begitu kuat.     

"Jika kau pikir aku akan melupakan dan memaafkannya begitu saja, maka kau salah besar sudah bermain – main denganku, jungjeon mama. Aku menanti saat yang tepat untuk menggigitmu secara perlahan."     

~MoQS~     

"Saya tak menyangka Anda berkenan menghabiskan waktu di ruangan sederhana ini. Saya sungguh tersanjung dengan keberadaan Anda di sini, jeonha."     

Ratu Heo tak bisa menampik rasa senang yang mengaliri hatinya. Pipinya yang pucat tampak merona karena ia begitu bersemangat menghabiskan waktu bersama suaminya, Raja Uiyang. Untuk menutupi pipinya yang merona, Ratu Heo sengaja menunduk saat menuangkan teh bunga untuk Raja Uiyang.     

Raja Uiyang tersenyum tipis dan mengangguk pelan. "Geurae. Sepertinya aku sudah lama tak menghabiskan waktu bersamamu seperti ini. Terlebih kondisimu saat ini yang sedang mengandung, tentu membuatku harus lebih memperhatikanmu mulai sekarang, jungjeon."     

Lagi, Ratu Heo tak bisa menahan rasa bahagia yang membuncah di dadanya. Ucapan Raja Uiyang tentu membuat hatinya berdesir. Sekian lama suaminya kembali bersikap dingin setelah kedatangan Selir Hong ke istana. Ratu Heo tak pernah menyangka jika hari seperti ini akan tiba juga. di dalam hati, Sang Ratu mengucapkan rasa syukurnya pada langit.     

"Saya merasa sangat tersanjung dengan perhatian yang Anda berikan, jeonha. Saya akan sebaik mungkin menjaga calon bayi ini. Mohon Anda tak perlu cemas."     

Raja Uiyang tertawa kecil untuk menanggapi ucapan Ratu Heo. Pria berjubah merah itu kemudian meraih cawan teh yang tadi telah dituang teh bunga oleh Ratu Heo. Perlahan, Raja Uiyang menyesap teh sambil sesekali menghirup aroma yang menguar.     

Raja Uiyang dan Ratu Heo kemudian berbincang berbagai topik yang menyenangkan. Keduanya tampak larut dalam topik pembicaraan, hingga suara Dayang Choi di luar ruangan menginterupsi obrolan keduanya.     

"Jeonha, mama, Gwi In mama datang untuk memberikan salam pada Anda."     

Pintu ruangan terbuka dan menampilkan Selir Hong yang berdiri di ambang pintu. Dengan anggun, Selir Hong melangkah masuk lalu berhenti di depan Raja Uiyang dan Ratu Heo untuk memberikan salam hormatnya.     

"Ah Kyu Bok-a, sangat menyenangkan bisa melihatmu kembali sehat seperti ini," sapa Raja Uiyang yang wajahnya terlihat begitu cerah setelah Selir Hong datang ke paviliun Ratu Heo. "Aku baru saja akan mengunjungimu setelah selesai berbincang dan menikmati teh buatan jungjeon."     

Ratu Heo merasa lehernya tercekik mendengar ucapan hangat suaminya, menyambut kedatangan Selir Hong ke paviliunnya. Senyum lebar yang tadi menghias roman cantiknya perlahan memudar saat iris cokelat tersebut memperhatikan interaksi antara Raja Uiyang dan Selir Hong. Ratu Heo tak dapat memungkiri jika suaminya sangat mencintai wanita cantik yang duduk didepannya. Sang Ratu secara diam – diam menghela nafas panjang untuk meredakan rasa sakit yang perlahan mengaliri hatinya.     

"Berkat perhatian yang diberikan jungjeon mama, saya dapat pulih dengan sangat baik, jeonha. karena itu, kedatanganku pagi ini untuk memberikan salam pertamaku setelah pulih pada jungjeon mama," tanggap Selir Hong yang tersenyum seraya menundukkan kepala ke arah Ratu Heo.     

Tanpa siapapun sadar ketika Selir Hong menundukkan kepala, sebuah seringai muncul di kedua sudut bibirnya. Wanita cantik tersebut tengah mempersiapkan sebuah kejutan yang ia yakin tak akan dilupakan oleh Ratu Heo.     

"Syukurlah jika kau bisa segera pulih,Kyu Bok-a. Aku sangat khawatir kau akan larut dalam kesedihan. Seperti yang sudah kubilang, kau pasti akan mendapatkan lagi kesempatan untuk mengandung putraku," ucap Raja Uiyang dengan lembut.     

Mendengar ucapan suaminya, tentu membuat Ratu Heo segera mengalihkan perhatiannya pada wajah Raja Uiyang. Sungguh, Ratu Heo tak menyangka jika Raja Uiyang bisa berkata seperti itu di depannya kala Ratu Heo tengah mengandung calon anak Sang Raja.     

"Jeonha, bagaimana Anda bisa berkata seperti itu di depan jungjeon mama yang sedang mengandung putra Anda," Selir Hong kembali menunduk bahkan sedikit memalingkan wajah untuk menutupi rasa senang saat melihat wajah masam Ratu Heo.     

"Aigoo, maafkan aku jungjeon. Aku tak bermaksud untuk berkata seperti itu di depanmu. Tolong maafkan ucapanku tadi. Aku mengatakannya semata – mata untuk menghibur Kyu Bok yang baru saja mengalami kejadian menyedihkan."     

"Saya bisa mengerti maksud Anda,jeonha. Mohon Anda tak perlu khawatir lagi jika saya akan salah paham," balas Ratu Heo sambil mencengkram kuat seuran chima yang ia kenakan.     

Selir Hong tersenyum penuh arti saat melihat Ratu Heo meluapkan emosinya dengan mencengkram kuat pakaian yang dikenakannya. Rasa puas melihat Ratu Heo yang mulai jengkel, sungguh menjadi hiburan tersendiri bagi Selir Hong. Dan Selir Hong merasa sudah saatnya ia menjatuhkan tujuan utamanya dengan datang kemari.     

"Jeonha, sebenarnya saya memiliki maksud dengan kedatanganku pagi ini ke paviliun jungjeon mama. Saya pikir, pagi ini jungjeon mama pasti memiliki waktu untuk mendengar permohonan atas kejadian yang menimpa saya. Tapi, karena Anda pun berada di sini, tidak ada salahnya jika saya mengatakan juga permohonan tersebut pada Anda."     

Ratu Heo merasakan sesuatu yang tak nyaman mendengar ucapan Selir Hong. Iris cokelat Sang Ratu kini menatap tajam pada Selir Hong. Ratu Heo berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Selir Hong pagi ini.     

"Permohonan apa yang kau inginkan, Gwi In ? Jika kau memang memiliki permohonan, silakan utarakan padaku, maka aku akan mempertimbangkannya," Tandas Ratu Heo sambil menekankan bahwa dirinya adalah yang berhak mengambil keputusan sekalipun Raja Uiyang berada di ruangan bersama mereka.     

Selir Hong tahu, lewat tanggapannya Ratu Heo menegaskan apapun permohonan yang diajukan Selir Hong pagi ini, maka Ratu Heo lah yang berhak memberikan keputusan. Seringai tipis kembali muncul di permukaan wajahnya yang dalam sepersekian detik berubah menjadi ekspresi sendu dan penuh penderitaan. Selir Hong secara tiba – tiba mengubah posisi duduknya dengan bersimpuh tepat di hadapan Raja Uiyang dan Ratu Heo.     

"Kyu Bok-a, apa yang sebenarnya kau lakukan ?" Raja Uiyang terkejut melihat Selir Hong kini bersimpuh di depannya.     

"Jeonha, saya meminta untuk dilakukan penyelidikan terkait penyebab keguguran yang saya alami. Saya rasa semua ini terjadi bukan semata – mata karena musibah. Tapi, ada yang menginginkan saya mengalami hal ini."     

"Ada yang menginginkan kau keguguran ? Apa yang sebenarnya membuatmu berani mengambil kesimpulan seperti itu ?" tanya Ratu Heo dengan nada yang begitu tenang.     

"Apa yang dikatakan jungjeon benar. Kenapa kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu, Kyu Bok-a ? Bukankah para tabib mengatakan jika kau memang kekurangan nutrisi dan pola tidur yang tak..."     

"Maaf jika saya terkesan tak sopan karena memotong ucapan Anda,jeonha. Memang benar, selama kehamilan ini saya mengalami kekurangan nutrisi juga kesulitan tidur. Tapi, semua itu bisa dapat diatasi dengan meminum beberapa tonik racikan tabib. Hanya saja, beberapa minggu sebelum kejadian buruk yang saya alami, saya merasakan sesuatu yang aneh pada tonik milik saya."     

Selir Hong menjeda ucapan dan mengangkat sedikit wajahnya untuk memperhatikan ekspresi yang tergambar di wajah Raja Uiyang dan Ratu Heo. rasa senang kembali menyusupi hati tatkala melihat keterkejutan serta bingung yang menghiasi wajah Raja Uiyang. Sementara Ratu Heo malah menatapnya dengan tatapan dingin.     

"Rasa tonik yang saya minum sebelum kejadian itu terjadi, terasa berbeda dari biasanya. Hingga kejadian naas itu terjadi, saya kehilangan bayi yang berharga. Ditengah rasa sedih yang melanda, saya secara diam – diam meminta seorang dayang meminta salinan resep tonik. Dan saya mendapatkan sesuatu yang mencengangkan,jeonha."     

"Apa yang kau dapatkan dari semua itu, Kyu Bok ? Katakan padaku semuanya."     

Masih dengan posisinya yang duduk bersimpuh, Selir Hong mulai menjalankan skenario drama yang sudah ia susun sebaik mungkin. Selir Hong terisak sedih seraya mengeluarkan secarik kertas dari balik danguinya. Perlahan, tangannya meletakkan secarik kertas tersebut tepat di depannya.     

"Ada seseorang yang sengaja mengubah resep tonik saya. karena itu, tolong adakan penyelidikan untuk mencari tahu siapa yang patut disalahkan atas kejadian mengerikan yang menimpa saya. saya memohon pada Anda, jeonha."     

~MoQS~     

Setengah jam kemudian, Selir Hong keluar dari ruang pribadi Ratu Heo dengan wajah bersimbah airmata. Wajah cantik Selir Hong memperlihatkan kesedihan dan penderitaan yang besar telah menimpa dirinya. Bahkan, Selir Hong sampai harus dipapah dayang pribadinya, Jung sanggung.     

Tetapi, semua sandiwara itu berakhir kala Selir Hong dan rombongan dayangnya, keluar dari area paviliun Ratu Heo. Selir Hong melepas genggaman tangan Dayang Jung. Wanita itu kembali menegakkan tubuhnya dan berbalik menatap ke arah bangunan paviliun Ratu Heo.     

"Jungjeon mama, permainan kita baru saja dimulai. Aku harap Anda bisa menikmati semua permainan yang kusajikan ini," gumamnya sambil menyeringai penuh tekad kuat.     

Puas memperhatikan paviliun yang sebentar lagi akan menjadi miliknya, Selir Hong membalikkan tubuhnya dan berniat untuk segera kembali ke kediamannya untuk menyusun rencana selanjutnya. tapi, langkah selir yang termashur kecantikannya itu terhenti ketika iris gelapnya menemukan seorang pejabat istana muda tengah menatap sendu bangunan yang tadi menjadi perhatian Selir Hong.     

Selama beberapa detik, Selir Hong tak beranjak dari tempatnya berdiri dan malah sibuk memperhatikan lelaki yang berdiri beberapa meter darinya. Entah kenapa, Selir Hong seolah dapat merasakan rasa sedih yang diperlihatkan lelaki tersebut. Hingga teguran halus dari Dayang Jung, membuat Selir Hong kembali pada realita.     

"Gwi In mama, sebaiknya Anda segera kembali ke paviliun Anda. Jika Anda berada di luar terlalu lama seperti ini, akan menimbulkan kecurigaan dari jungjeon mama."     

Selir Hong berdeham pelan yang kemudian mengangguk dan melanjutkan langkah kembali ke paviliun miliknya. Sepanjang jalan menuju kediamannya, Selir Hong tak bisa memungkiri jika ia menaruh rasa penasaran pada lelaki yang tadi tak sengaja ia lihat tengah memandangi paviliun Istana Tengah dengan wajah sendu. Di dalam hatinya, ada perasaan menggelitik yang aneh yang tengah dirasakan Selir Hong pada lelaki tak dikenal tersebut.     

~MoQS~     

Write on 181112 | post on webnovel 190703     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.