Istri Liar Kaisar Jahat

Perselisihan Pertama (1)



Perselisihan Pertama (1)

0"Keluar!"     

Pada saat itu, suara suram terdengar dari samping.     

Senyuman yang seindah persik yang mekar di wajah luar biasa Zuo Zhangchen menghilang entah kemana; sikap akrabnya juga hilang, dan di sudut bibirnya ada senyum dingin. Mata dinginnya menyapu wajah Jin Xiang'er, tatapannya seakan dia sedang melihat seonggok sampah.     

"Apa kamu mendengar? Pangeran Keempat memintamu menghilang! Keluar sekarang!"     

Saat ini, Jin Xiang'er tidak sedang melihat Zuo Shangchen, jadi dia tidak sadar bahwa pria itu mengisyaratkan itu padanya. Sebaliknya, dia pikir dia meminta Gu Ruoyun untuk pergi dan menatapnya dengan menghina.     

Akan tetapi, Gu Ruoyun, yang bibirnya selalu tersenyum samar dari awal, tidak meninggalkan kursinya. Ini membuat Jin Xiang'er lebih marah. Aku tidak pernah melihat wanita yang tak tahu malu seperti ini! Dia masih tetap acuh tak acuh meskipun ditendang keluar oleh Pangeran Keempat!     

"Hei, kamu tidak dengar apa yang kukatakan? Keluar dari sini secepatnya! Aku tidak pernah melihat wanita tak tahu malu sepertimu! Sebagai wanita, kamu setidaknya harus tahu sedikit batasan."     

Jin Xiang'er menatap Gu Ruoyun dengan jijik saat mata indahnya dipenuhi hinaan. Sungguh wanita yang tak tahu malu! Pikirnya. Dia mungkin menolak pergi karena dia menyukai Pangeran Keempat!     

Sayangnya, tanpa keluarga yang mempunyai status, mustahil baginya untuk menjadi istri kerajaan! Aku adalah putri Perdana Menteri di Negeri Penyu Hitam, pastinya sangat sesuai untuk Pangeran Keempat yang agung.     

"Jin Xiang'er, putri dari Perdana Menteri Negeri Penyu Hitam?"     

Terdengar tawa dingin dan pelan. Pria itu mengusap dagu wanita yang berpakaian putih itu dengan kipasnya, bibir merahnya melengkung keatas dengan dingin, matanya tanpa ekspresi dan tanpa kehangatan, seolah dia sedang melihat pria yang sudah mati.     

Gu Ruoyun menganggukkan kepalanya, mengeluarkan helaan nafas yang menyakitkan hati dan berpikir, masih ada banyak orang yang tak di perhatikan di dunia ini.     

"Pangeran…Pangeran Keempat."     

Jin Xiang'er dengan menyedihkan menatap wajah Zuo Shangchen, tidak mampu mengendalikan dirinya dari tatapan yang begitu memelas. Dia tidak pernah melihat pria yang begitu indah seperti ini. Jika aku menikahinya, aku akan puas selama sisa hidupku, pikirnya.     

"Kamu menyukaiku, kan?" Tanya Zuo Shangchen, matanya sedikit menyipit, sinar dingin melintas di matanya. Bibirnya melengkung menjadi senyum yang menakutkan dan mengerikan seolah masih mengandung sedikit kemarahan.     

"Y-Ya."     

Jin Xiang'er menganggukkan kepalanya, menjawab dengan pandangan tergila-gila, "Pangeran Keempat, Xiang'er telah mengagumimu dari saat pertama menatapmu. Bahkan jika Xiang'er tidak bisa menjadi istri Pangeran Keempat, dia bersedia berada disisi Pangeran Keempat untuk melayanimu."     

"Melayaniku?"     

Zuo Shangchen tersenyum mempesona, dan mata Jin Xiang'er tak bisa apa-apa selain jatuh kedalam kehebatannya. Ketika dia baru saja ingin melangkah maju, suara menghina pria itu berbisik di telinganya, sesaat tubuhnya berubah menjadi kotak es.     

"Apa kamu pantas?"     

Apa kamu pantas?     

Wajah Xiang'er menjadi pucat, dan melebarkan mata indahnya dengan terkejut, seketika, dia sangat yakin bahwa semua yang dia dengar adalah kesalahpahaman.     

Dia tidak meminta menjadi istrinya, hanya berada disisinya sudah cukup baik, walaupun dia tidak akan punya nama dan tanpa kelas.     

Tapi apa yang dia katakan? dia bertanya-tanya.     

"Wajah ini memang menenangkan dan menyentuh, tanpa ragu menerima gelar sebagai wanita tercantik di Negeri Penyu Hitam, sayangnya…" Zuo Shangchen menutup kipasnya, melengkungkan bibirnya menjadi senyuman, "Sayangnya sangat tidak tahu malu! Apa semua wanita di Negeri Penyu Hitam tak punya malu? Bersedia bertelanjang dan mengantar dirinya ke pintu pria yang pertama kali dia lihat? Mengikuti pangeran ini tanpa meminta status apapun? Apa kamu pikir IQ pangeran ini kurang? Kesediaanmu bertemu denganku membuktikan bahwa pikiranmu tidak bersih, namun kamu masih bersikeras menutupi kesucianmu di depanku! Maaf, bahkan jika kamu ingin menjadi pembantu dapurku, aku tidak akan terima."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.