Istri Liar Kaisar Jahat

Kedatangan Keluarga Xia (15)



Kedatangan Keluarga Xia (15)

0"Melapor ke Tuan Kedua, pengawal kami telah berada di Aula Ratusan Herbal di Negeri Naga Nilakandi. Namun… sepertinya Gu Ruoyun sedang tidak berada di Aula Ratusan Herbal." Kata pria yang penuh keringat dingin, gemetar ketakutan sambil menunggu jawaban pria setengah baya itu.     

Walaupun Tuan Kedua selalu menampakkan wajah lembut dan hangat, hanya mereka yang tahu bahwa pria ini sungguh busuk dan kejam sampai ke tulang. Siapa pun yang mengganggunya tidak akan pernah hidup dalam damai!     

Kabut terbentuk di mata Xia Qi, bibirnya melengkung dengan menakutkan, "Xia Linyu, kali ini, tidak ada yang dapat menyelamatkan kamu atau ayahmu! Bahkan jika perjalananmu membuahkan hasil dan kamu berhasil menyembuhkan tuberculosis di tubuhmu, bukan berarti ayahmu akan bernasib sama! Keluarga Xia… Cepat atau lambat akan jadi milikku! Aku akan membasmi siapapun yang menghalangi jalanku!"     

…     

 Di restoran, Gu Ruoyun menatap penjahat yang sedang mengipas dirinya dengan senyum centil di wajahnya, dihadapannya dan menggosok pelipisnya seakan dia sakit kepala. Orang ini seperti jiwa yang gentayangan yang belum menghilang. Tak peduli kemana dia pergi, dia selalu bertemu dengannya.     

"Apa? Tidak ada pelayan yang membawa tandumu hari ini?"     

Setiap kali penjahat ini muncul dia akan selalu berbaring dengan malas di tandunya. Hari ini, tidak ada pelayan tandu yang terlihat; ini benar-benar kejadian yang langka. Gu Ruoyun memang sedikit bingung.     

Zuo Shangchen tersenyum lembut; wajahnya yang indah menunjukan senyuman bercanda, sudut bibirnya terangkat keatas membentuk senyuman itu benar-benar luar biasa.     

"Aku harus bergerak sekali-sekali, kamu setuju kan, Xiao Yun'er?"     

Sejak penjahat ini muncul, seluruh restoran jadi sunyi-senyap. Terutama wanita yang belum menikah itu, mereka tak bisa mengalihkan pandangan darinya. Mereka berpikir Pangeran Ketiga Negeri Penyu Hitam sudah cukup indah, tapi mereka tidak pernah membayangkan pria ini akan jauh lebih indah, penampilannya akan membuat kehancuran di kota.     

Bahkan senyum simpulnya dapat menarik hati siapapun, begitu indah sehingga dia bisa menjungkir balikkan orang.     

Mata Pang Ran bolak-balik di antara keduanya, tidak yakin tentang apa yang dipikirkan, hanya pandangan gosipnya yang menatapnya.     

"Bolehkan pangeran ini duduk?" Bibir Zuo Shangchen melengkung membentuk senyum simpul, mata indahnya tertuju pada Gu Ruoyun dari awal.     

"Duduklah. Silahkan duduk. Duduk dimanapun kamu suka."     

Sebelum menunggu Gu Ruoyun bicara, Pang Ran buru-buru berdiri, wajahnya dipenuhi senyuman lebar, "Pangeran Keempat dari Negeri Burung Vermillion telah menghiasi kami dengan kehadirannya, dan tentu saja disambut sebagai tamu Negeri Penyu Hitam, tidakkah kamu setuju, dewi? "     

Jelas, Pang Ran sudah mengenali identitas Zuo Shangchen dari awal.     

Apa? Pangeran Keempat dari Negeri Burung Vermillion?.     

Mata wanita yang sebelumnya ragu-ragu menyala, beberapa dari mereka adalah putri dari petugas kerajaan. Status mereka mengharuskan bahwa mereka tidak boleh menikah dengan rakyat biasa. Tak peduli seberapa indah pria itu, dia tidak akan mampu sesuai dengan mereka jika dia tidak punya status sosial tertentu. Namun, ini sepenuhnya berbeda jika dia adalah Pangeran Keempat dari Negeri Burung Vermillion.     

Selama kamu bisa menjadi istri atau selir Pangeran Keempat dari Negeri Burung Vermillion, maka nama keluargamu pastinya akan terangkat. Bahkan, ini adalah pria dengan keindahan yang luar biasa.     

Karenanya, beberapa gadis berdiri dan berjalan kearah Zuo Shangchen. Mereka sungguh tidak bisa menunggu lebih lama lagi.     

Seorang gadis berpakaian putih, bagaikan bunga lotus yang murni dan sempurna, dengan malu-malu merendahkan kepalanya, suaranya semanis burung oriole, "Yang Mulia Pangeran Keempat, gadis rendah hati ini adalah Xiang'er, putri Perdana Menteri Negeri Penyu Hitam. Aku tidak berharap bertemu dengan sikap anggun Pangeran Keempat. Jika Yang Mulia Pangeran Keempat tidak keberatan, bolehkah gadis rendah hati ini duduk denganmu?"     

Melihat adegan di depannya, Gu Ruoyun dengan senang hati mengangkat cangkir tehnya, dengan santai menonton pertunjukan dari samping. Mata jernihnya yang indah seperti tersenyum, namun juga bukan hanya senyuman biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.