Istri Liar Kaisar Jahat

Kematian Yang Mengerikan? (1)



Kematian Yang Mengerikan? (1)

0Pang Zihuang dengan gugup bolak-balik di Ruangan Belajar Kerajaan. Matanya sekali-sekali melirik kearah pintu sambil kegelisahan merayapi wajah tampannya.     

Sial! Pikirnya. Kenapa bocah kecil itu belum kembali? Sudah begitu lama. Kami akan memberinya pukulan yang baik saat dia kembali…     

Pada saat itu, pintu terbuka. Selain dari Yang Mulia Permaisuri, hanya satu orang yang diizinkan bertemu dengannya tanpa pemberitahuan. Pang Zihuang, sangat marah, berteriak marah dan bergegas menuju pintu. Sebelum Pang Ran bahkan bereaksi, lengan kuat meraih dan memukulnya – tepat di bokongnya.     

"Anak nakal!" teriak Pang Zihuang. "Kapan kamu kembali? Apa kamu tahu berapa lama kami menunggumu? Sial! Kamu menyelinap keluar untuk makan daging babi panggang merah, bukan? Kami akan memukul bokongmu sampai berdarah atau Kami tidak akan cocok menjadi Ayah Kerajaan lagi!"     

Bagi Pang Zihuang, perjalanan dari Istana ke Kediaman Pangeran Keenam biasanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam, tapi orang ini membutuhkan tiga jam untuk kembali! Dia pasti menyerah pada godaan dan menyelinap masuk ke restoran untuk camilan. Lagi pula, itu bukan yang pertama. Yang dibutuhkan hanyalah bau daging dan anak nakal ini akan sepenuhnya hilang kendali.     

Pang Ran, rupanya, tidak tahu kenapa Ayah Kerajaan jadi kacau. Baginya, dia tidak melakukan kesalahan! Sebelum bahkan dia mulai menjelaskan situasinya, pukulan kuat lain mendarat padanya. Pang Ran melompat kesakitan dan lari untuk menghindar, berteriak, "Ayah Kerajaan! Apa yang mungkin telah kulakukan sehingga membuatmu marah? Hukumanmu tidak adil – aw! Ayah Kerajaan, tolong berhenti memukulku! Bokongku akan terlepas! Tolong aku, Dewi! Ayah Kerajaan akan memukulku sampai mati!"     

Tak bisa bersembunyi dari tangan Pang Zihuang, Pang Ran mengabaikan semuanya dan berlari ke arah Gu Ruoyun.     

Di matanya, sekali dia bersembunyi di belakangnya tidak akan ada bahaya yang datang.     

Hanya ketika Pang Ran memanggil Gu Ruoyun sehingga Pang Zihuang sadar bahwa dia ada di dalam ruangan. Dia dengan cepat menaruh tangannya di punggungnya. Dengan wajah tampannya yang menunjukkan tanda kecanggungan, dia berkata, "Kamu pasti Nona Gu Ruoyun, pemilik Aula Ratusan Herbal? Anak nakal ini membuatku sangat marah… kamu pasti bersenang-senang bersama kami."     

"Uhm..Yaa…" kata Gu Ruoyun dengan malu. "Sebenarnya…alasan kenapa kami datang terlambat bukan karena kenakalan Yang Mulia Pangeran Keenam… itu salahku. Aku bertemu teman lama di perjalanan, yang membuat kami tertunda. Yang Mulia tidak tahu apa-apa."     

"Kamu dengar itu?" Kata Pang Ran dengan marah sambil mengintip dari belakang gadis muda itu, tapi dengan cepat dia bersembunyi lagi karena takut saat Pang Zihuang menatapnya dengan pandangan mematikan.     

Tiba-tiba, suara menggelegar terdengar dari luar Ruangan Belajar Kerajaan: "Yang Mulia Kaisar, Penasehat Kerajaan meminta bertemu!"     

Penasehat Kerajaan? Pikir Pang Zihuang, menaikkan alisnya.     

"Suruh dia masuk," memberi jawaban yang tidak bersemangat.     

Seketika, sebuah tangan mendorong pintu dan Lin Yue dengan jubah putih masuk dalam ruangan. Tatapannya melewati Gu Ruoyun kemudian Pang Ran sebelum akhirnya sampai pada Pang Zihuang. Dia melangkah maju dan menggabungkan kepalan tangannya untuk memberi salam sebelum membungkuk dengan dalam, mengatakan, "Yang Mulia Kaisar, aku, pelayanmu yang rendah hati, datang padamu untuk meminta keputusan yang adil."     

Penasehat Kerajaan memegang posisi yang sangat tinggi di Negeri Penyu Hitam, dia adalah satu dari beberapa orang yang tidak perlu berlutut dan bersujud ketika bertemu dengan Kaisar. Hak istimewanya bisa sampai pada titik itu bukan hanya karena dia adalah seorang peramal, tapi juga karena adik perempuannya menjadi selir kecil kerabat keluarga Xia di Kota Surga! Walaupun pria itu hanya kerabat jauh, dan adik Lin Yue hanyalah sekedar selir - tidak lebih baik dari simpanan; jadi selama orang memiliki koneksi dengan kediaman Xia, bahkan jika mereka hanya sekedar tukang sapu, tidak ada yang berani melangkahi mereka.     

Karena itu Pang Zihuang tak punya pilihan selain menunjukkan rasa hormat pada Penasehat Kerajaan meskipun dia merasa jijik terhadap pria itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.