Istri Liar Kaisar Jahat

Membalas Dendam (5)



Membalas Dendam (5)

0Suara gadis muda itu menyegarkan dan tenang namun membawa sepuluh ribu gelombang ke dalam hati Shiyun. Gu Ruoyun tidak repot menunggu dia berbicara dan malah menginjakkan kakinya lebih dalam ke tulang rusuk Shiyun. Wajah Shiyun memucat karena rasa sakit. Kepalanya basah oleh keringat dingin saat matanya menatap marah pada Gu Ruoyun.     

"Aku tidak tertarik mendengar ucapan yang terlalu banyak," Gu Ruoyun menatap Shiyun dengan tenang, "Katakan, dimana Yu'er!"     

"Aku..." Shiyun menggertakkan giginya dengan keras. Wajahnya benar-benar memucat, berubah seputih kertas, "Aku tidak tahu!"     

"Apa kamu bilang?"     

Mata Gu Ruoyun menjadi dingin saat kakinya menginjak lebih dalam ke dada Shiyun, "Kamu tidak tahu?"     

"Aku benar-benar tidak tahu," Shiyun mengepalkan tinjunya sambil menarik napas dalam-dalam. Akhirnya, dia berbicara dengan susah payah, "Aku tahu betapa dia sangat berarti bagimu jadi... Jadi aku ingin menggunakannya untuk mengancammu. Xia Linyu tidak bersama kami..."     

Gu Ruoyun tidak berbicara. Mata jernih, dan gelapnya dengan dingin mengamati wanita dibawah kakinya. Setelah terdiam beberapa saat, dia perlahan berbicara, "Bahkan jika dia tidak bersamamu, kamu disalahkan karena dia terjatuh dari jurang. Karena itu, aku tak akan membiarkan satupun dari kalian pergi hari ini!"     

"Gu Ruoyun, sudah kukatakan padamu semua yang ingin kamu tahu. Kenapa kamu tidak menghargai kata-katamu sendiri?"     

Lalu kenapa jika dia adalah Nona Besar dari Sekte Weapon Refining? Lalu kenapa jika dia adalah gadis berbakat? Siapa yang tidak akan takut pada kematian? Dia membuang semua citranya dan menjerit dengan panik.     

"Beraninya kamu bilang aku tak menghargai kata-kataku sendiri? Maaf, aku tak pernah mengatakan aku akan membiarkan kalian pergi!"     

Tatapan Gu Ruoyun menyapu wajah Shiyun dan perlahan mengamati anggota Sekte Weapon Refining yang lain. Bibirnya melengkung menjadi senyuman. Itu adalah senyuman dingin, begitu dingin sehingga mereka semua berharap menemukan tempat untuk bersembunyi.     

"Gu Ruoyun, aku adalah orang yang bertanggung jawab karena melukai Xia Linyu. Jika kamu ingin membunuh, bunuh saja aku. Ini tak ada hubungannya dengan adik junior Shiyun!"     

Leng Yanfeng sudah muncul kembali dari saat pengabaian Shiyun padanya. Wajahnya yang penuh tekad tidak menunjukan sedikitpun rasa takut akan kematian saat dia mengarahkan pandangan pada Gu Ruoyun.     

Lalu kenapa jika adik junior Shiyun mematahkan hatiku? Aku sudah mencintainya selama bertahun-tahun, pikir Leng Yanfeng, satu-satunya alasan mengapa Shiyun akan bersikap seperti ini karena dipaksa oleh Gu Ruoyun, si pelacur terkutuk untuk dia terpaksa melakukannya. Jika bukan karena dia, adik junior Shiyun masih akan menjadi wanita yang lembut dan baik seperti dulu...     

"Hahaha! Gu Ruoyun, kamu ingin membunuhku? Itu juga tergantung pada apakah kamu memiliki kemampuan atau tidak!"     

Wajah Shiyun sangat berubah sebelum dia tertawa liar. Dia berbicara dengan suara seram, "Ada kartu truf yang tak akan pernah ingin kugunakan. Bahkan ketika kamu memperlakukanku dengan penghinaan seperti ini, aku tidak menggunakannya. Namun, setelah mempermalukanku seperti ini, sekarang kamu ingin membunuhku? Aku, Shiyun, akan mengingat kebencian ini dan ketika saatnya tiba, aku akan mengembalikannya dengan rasa terima kasih."     

Saat dia tertawa, rambutnya tergerai dan terjerat oleh angin. Tiba-tiba, kekuatan yang kuat terpancar dari tubuhnya, memaksa Gu Ruoyun terhuyung beberapa langkah kebelakang.     

Kabut hitam perlahan-lahan muncul dari tubuhnya. Kabut itu sepertinya mengandung sesosok manusia. Sosok itu kemudian terlihat seperti berbicara dengan suara rendah, seram dan menakutkan.     

"Hal tak berguna!"     

Suara pria itu sangat lembut, hampir mirip dengan halusinasi pendengaran. Hanya Gu Ruoyun yang bisa mendengarnya dengan jelas dan mengetahui bahwa ada wujud yang tak dikenal dalam kabut hitam itu.     

Tiba-tiba, Gu Ruoyun merasakan perasaan yang sangat tidak nyaman dari dalam hatinya. Dia juga merasakan keharusan yang tidak rasional untuk menghancurkan sosok itu, seolah-olah bayangan itu adalah musuh lama...     

Saat itu, aura tebal dan dingin muncul dari samping Gu Ruoyun. Dia menatap kosong dan berbalik untuk melihat ekspresi ketakutan pada wajah Qianbei Ye yang tak tertandingi - itu adalah ekspresi yang belum pernah Gu Ruoyun lihat di wajahnya sebelumnya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.