Istri Liar Kaisar Jahat

Membalas Dendam (3)



Membalas Dendam (3)

0Hiyaa!     

Dengan kilatan mata pisau, tangan tetua yang membuat keributan itu telah putus. Dia menjerit kesakitan dan mata merahnya melotot pada Gu Ruoyun.     

Pada saat ini, para tetua dari Alam Abadi yang dikagumi oleh dunia luas tak bisa lagi mempertahankan perilaku hebat mereka lagi yang terlihat bagaikan makhluk abadi. Tubuh mereka babak belur dan kelelahan serta lebih terlihat mirip seperti pengemis yang merangkak keluar dari sarangnya…     

"Haha! Gu Ruoyun,tidak akan kami biarkan, jika kamu mau menyiksa kami."     

Tiba-tiba, terdengar tawa keras dan semua orang melihat tetua yang memakai jubah putih mengembang seperti balon. Matanya melebar dan wajahnya menjadi jahat. Itu pemandangan yang mengerikan untuk dilihat.     

Seketika, yang lainnya mengikuti. Tubuh mereka mengembang seperti balon seolah mereka akan meletus dengan satu tusukan.     

"Ledakan diri, mereka akan membuat diri mereka sendiri meledak!"     

Tuan Xia bangkit dari tanah saat ekspresinya berubah, "Ada lebih dari sepuluh Martial Emperor! Jika mereka semua meledak disini mereka akan menghancurkan Kota Surga, ini adalah malapetaka!"     

Ledakan diri dari satu Martial Emperor saja akan cukup untuk mengubah area sekitar yang berada dalam jarak lebih dari seribu mil menjadi tanah tandus. Dan sekarang, dengan lebih dari sepuluh Martial Emperor, seberapa kuatkah ledakan ini? Bahkan, Tuan Xia, dia akan mengalami cedera parah dari ledakan seperti ini. Apa lagi orang dengan kekuatan yang lebih rendah dari Tuan Xia?     

"Adik junior Shiyun, awas!"     

Wajah Leng Yanfeng berkerut dan dengan cepat dia berlari ke arah Shiyun, menarik wanita yang ada di tanah dengan erat kedalam pelukannya.     

Pupil mata Shiyun berkontraksi dan menatap dengan pandangan ngeri pada para tetua yang tubuhnya terus mengembang seperti balon. Wajahnya memucat, lalu hijau. Seperti perempuan gila, dia tiba-tiba mengangkat kakinya dan menendang Leng Yanfeng sebelum berteriak dengan keras, "Kamu hal yang tak berguna, bukankah kamu akan menghentikan ini? Hentikan mereka! Aku tak ingin mati! Aku belum menjadi kultivator nomor satu didunia, aku belum mendapatkan Qianbei Ye, aku tak ingin mati disini!"     

BUG!     

Leng Yanfeng terguling di tanah dengan satu tendangan dan menatap kosong pada wanita yang terlihat gila itu. Matanya penuh pandangan tak percaya.     

Bukankah ini adik junior Shiyun yang tenang itu? Bukankah dia orang yang lembut dan baik hati yang menariknya keluar dari jurang? Perilakunya saat ini seperti orang lain dibandingkan dengan dirinya sebelumnya...     

Menatap wanita, yang terlihat penuh kebencian itu, hati Leng Yanfeng berdenyut kesakitan. Dalam saat yang paling berbahaya, yang bisa dia pikirkan hanyalah menjaga keselamatan Shiyun tapi dia… malah menendang Leng Yanfeng.     

Hati Leng Yanfeng tak pernah terasa sedingin ini…     

Leng Yanfeng menggigit bibirnya yang tipis dengan rasa sakit yang besar di matanya. Namun, seketika, terdengar suara pelan dan menyegarkan. Suara itu tenang tanpa gejolak sedikit pun...     

"Kamu ingin membuat dirimu sendiri meledak? Itu… akan tergantung pada apakah kamu memiliki kesempatan untuk melakukannya."     

Senyum kecil gadis muda itu dingin dan sederhana dengan bibirnya yang melengkung pada sudut tidak setuju.     

"Haha! Gu Ruoyun, kami tak akan membiarkan mu membunuh kami dengan mudah!"     

Bahkan orang-orang dari Alam Abadi tertawa saat tubuh mereka terus menerus mengembung. Itu adalah pemandangan yang mengerikan sehingga semua orang-orang seketika memucat dan beberapa orang hampir menangis…     

BUG!     

Suara yang mirip kentut tiba-tiba membelah suasana tegang itu.     

Tuan Xia terperangah sebelum tertawa terbahak-bahak, "Apa ini? Pembicaraan yang menggelikan tetapi tak ada tindakan? Menakuti kami dengan suara kentut? Apa kalian mencoba meledakan diri atau karena ada terlalu banyak gas di tubuh kalian sehingga kalian harus mengeluarkannya?"     

Bahkan orang-orang Alam Abadi tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mereka menatap satu sama lain dengan wajah pucat. Mereka direncanakan untuk diledakan tetapi kenapa rasanya seolah ada sesuatu yang menekan mereka melakukannya? Tubuh mereka masih mengembung namun mereka tak bisa melanjutkan ataupun mengempis sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.