Istri Liar Kaisar Jahat

Qianbei Ye Tiba (3)



Qianbei Ye Tiba (3)

0Yan tertawa mengejek dan berpikir: jika kamu ingin aku membantu, kamu harus memohon padaku. Dia hanya sekedar manusia rendah, yang picik, kenapa aku harus membantunya?     

Terutama karena manusia ini hanyalah seorang Martial King kecil. Dia mungkin telah begitu beruntung bisa membuat seekor naga menyerah padanya tapi sifat ini tak akan mengubah kebencianku terhadap manusia!     

Dahulu kala, karena ulah para manusia yang licik dan hina itu membuat jenisku sekarang sudah punah. Hanya aku yang berhasil selamat melalui keberuntungan belaka.     

Aku membenci semua manusia! Kecuali orang itu, aku menyetujui kontraknya hanya untuk menyelamatkan nyawaku sendiri. Bukan berarti aku akan melayaninya dengan sepenuh hati.     

"Yan, kamu sungguh tak mau membantu?" Gu Ruoyun menatap lurus pada Yan saat kemarahan terpancar dari tatapan dingin, dan jernihnya. "Bagus, bagus sekali! Kamu pasti sangat kuat, namun aku tidak menerima siapapun yang tidak membantuku. Jika memang begitu, saat masalah ini terselesaikan, aku akan memberimu kebebasan. Namun, kamu tak boleh menyesalinya!"     

Yan tidak tahu mengapa tetapi saat dia melihat cara Gu Ruoyun memandangnya, dia merasa panik. Tetapi, saat dia memikirkan semua yang telah dilakukan para manusia itu padanya dahulu, hatinya menjadi jahat lagi. Dia berbalik menjauh dan tidak menatap Gu Ruoyun lagi.     

"Suhu!"     

Saat itu juga, Naga Biru berbalik dan melihat Gu Ruoyun memegang sebuah batu sebelum menelan batu itu tanpa aba-aba. Hatinya berguncang dan gelombang panik tiba-tiba meletus dalam dirinya.     

Naga Biru memekik, "Jangan lakukan itu, Suhu, kamu tak boleh memakannya. Kamu akan meledak!"     

Batu roh suci adalah kristal yang terbentuk dari dalam air roh suci, sifat-sifatnya sangat ampuh. Bahkan seorang Martial Emperor akan dengan mudah meledak dan mati setelah mengkonsumsinya.     

Menyakitkan! Pikir Gu Ruoyun. Seketika, Gu Ruoyun merasakan kekuatan besar meluap dalam tubuhnya. Menyerbu dengan kejam melalui seluruh jaringan tubuhnya seolah mencoba untuk meledakkan setiap saluran…     

Gu Ruoyun tak tahu bagaimana penampilannya sekarang namun dia bisa membayangkan keadaannya benar-benar menakutkan. Disaat-saat seperti ini, kebisingan dunia luar tampak menghilang. Bahkan raungan keras dari Naga Biru terasa seperti suara seekor nyamuk atau lalat, yang berdengung di telinganya…     

Yan tertegun, dia menatap Gu Ruoyun dengan linglung.     

Wanita ini tidak mungkin tak tahu tentang kekuatan besar dari batu roh suci, jadi mengapa dia menggunakannya hanya untuk meningkatkan kekuatan dan menyelamatkan pria itu?     

Tiba-tiba, Yan mengingat kejadian di Gunung Surga dimana Gu Ruoyun sepenuhnya mengabaikan keselamatannya sendiri untuk melindungi bawahannya. Ini tak ada bedanya. Berdasarkan anggapan Yan, manusia selalu egois, licik dan jahat. Mereka akan rela membunuh saudara mereka sendiri hanya untuk mendapat kekuatan. Yan tak pernah bertemu seorang manusia yang akan rela menyerahkan hidupnya untuk orang lain.     

Bahkan orang yang telah menyelamatkan semua hewan roh di Pegunungan Hewan Roh bertahun-tahun lalu ingin menyatukan semua ras hewan roh dan mempersembahkannya pada seorang wanita. Orang itu tentunya tidak melakukan itu hanya karena kasihan.     

Mungkinkah aku telah salah selama bertahun-tahun?     

Ini adalah pertama kalinya Yan meragukan pendiriannya sendiri, yang selalu dianggap tepat 100 persen. Karena pendirian ini dia membantai begitu banyak manusia tanpa merasa bersalah karena para manusia yang penuh kebencian itu pantas mati!     

"Yun'er!!!"     

Gu Shengxiao dengan cepat berbalik setelah mendengar teriakan Naga Biru dan hampir menjatuhkan pedangnya karena terkejut. Tanpa berpikir dua kali, dia menyerbu ke arah gadis muda itu dan memeluknya dengan erat.     

"Yun'er, apa yang terjadi padamu? Jangan menakuti aku seperti ini, bangun, Yun'er!!!"     

Gu Shengxiao memegang gadis muda itu, saudara kandungnya, dengan erat dalam pelukannya, berusaha keras untuk membangunkan adiknya. Namun, mata gadis muda itu tetap tertutup rapat, keningnya mengerut kesakitan seolah dia tak mendengar suara mendesak pria itu…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.