Istri Liar Kaisar Jahat

Menciptakan Keributan Di Kota Batu Hitam (2)



Menciptakan Keributan Di Kota Batu Hitam (2)

0BUM!     

Serangan kuat menyambar tubuh Gu Ruoyun. Namun, dia bahkan tidak menggerakkan ototnya. Memakai jubah hijau, dia berdiri tegak bagaikan pohon bambu yang tinggi saat sinar teduh dari cahaya matahari terbenam menyinari wajah mulusnya yang kotor. Beberapa saat kemudian, raut wajah semua orang berubah.     

Sebagai seorang Martial Honor tingkat rendah, Komando Kedua tidak mampu membunuh wanita ini dengan satu serangan!     

Dan lagi, wanita ini bahkan tidak mengelak dari serangan itu!     

Dia berdiri dengan kuat seolah sudah tertancap di tanah dan tidak bergeser seinci pun!     

"Martial Honor tingkat rendah?" Gu Ruoyun tersenyum tenang dan melihat si pria kumis samping, yang sekarang memiliki tampang buruk di wajahnya. Gu Ruoyun berbicara dengan langkah santai, "Maaf, ku pikir kekuatanmu terlalu lemah. Mungkin kalian semua harus menyerangku sekaligus. Aku tidak tertarik menghadapi dirimu sendiri."     

BAM!     

Seketika, aura dari tubuh Gu Ruoyun bangkit, menciptakan badai dari langit.     

"Seorang Martial Honor!!!"     

Awalnya pria kumis samping itu melihat Gu Ruoyun dengan hina. Namun, ketika dia merasakan kekuatan yang terpancar dari wanita muda itu, dia sepenuhnya terkejut. Mata lebarnya tampak seperti sedang melihat sesuatu yang tak dapat dibayangkan saat mengarahkan pandangannya pada sosok jubah hijau yang berkibar-kibar.     

"Mustahil! Bagaimana mungkin dia sudah menerobos menjadi Martial Honor tingkat rendah dalam waktu yang singkat? Ini benar-benar mustahil!"     

Lagipula, baru satu tahun lalu, pria dengan kumis sebelah merasakan bahwa wanita ini hanyalah seorang Martial Emperor.     

Namun, dalam waktu satu tahun, dia sudah menerobos ke jajaran Martial Honor!     

Apa sebenarnya yang dia lakukan di makam itu selama satu tahun? Bagaimana kekuatannya dapat meningkat banyak dalam waktu singkat?     

Secercah keserakahan melintas di mata pria berkumis samping. Baginya, Gu Ruoyun pasti mendapatkan semacam khazana di makam. Sudah pasti itu caranya hingga dia berhasil melesat begitu cepat dengan kekuatannya. Jika dia bisa mendapatkan khazana ini, kecepatan menerobosnya tidak akan lebih pelan dari Gu Ruoyun!     

"Pengawal, kepung wanita ini!"     

Seruan kerasnya langsung menyadarkan semua orang. Mereka dengan segera mengepung Gu Ruoyun, menarik senjata dan mengarahkannya pada Gu Ruoyun.     

Ekspresi Gu Ruoyun sama sekali tidak berubah. Wajahnya masih setenang permukaan danau.     

Pria berkumis samping tidak bisa mengerti. Meskipun dia sudah menerobos ke jajaran Martial Honor, dia masih bukan lawan dari Perampok Taring Serigala. Bagaimana dia masih bisa tenang saat mengantarkan dirinya pada mulut kematian?     

"Gu Ruoyun, aku tahu kamu pasti telah menemukan khazana di Makam Penguasa Tertinggi. Cepat serahkan khazana itu dan mungkin aku akan menunjukan belas kasih dan mengampuni hidupmu." Pria berkumis samping memerintahkan dengan suara berkuasa sebelum tertawa dingin sambil menatap Gu Ruoyun yang terkepung.     

Gu Ruoyun tidak menjawab. Tatapannya menembus melalui kerumunan dan menatap langsung pada pria terpelajar.     

"Aku bisa memberikan kalian pilihan; melayaniku, atau… Mati!"     

Saat dia menyadari pihak lawan tidak menganggap dirinya sama sekali, pria berkumis samping menjadi sangat marah. Dia melotot marah pada Gu Ruoyun sebelum berkata, "Memangnya siapa dirimu hingga Perampok Taring Serigala harus menerima melayanimu? Pemimpin, izinkan aku membunuh wanita ini sekarang."     

Sebelumnya, aku tak menggunakan setengah dari kekuatanku yang sesungguhnya. Itu sebabnya aku tak bisa membunuhnya.     

Walaupun wanita ini sudah menerobos ke jajaran Martial Honor di makam, dia baru berada dalam kurun waktu satu tahun. Aku sudah menjadi Martial Honor selama bertahun-tahun. Karena ini, aku tak bisa dibandingkan dengan Gu Ruoyun yang baru saja menerobos.     

"Wanita, kamu memiliki keberanian datang kesini dan membuat masalah. Karena itu, kamu harus menerima pencerahan dalam kematian!"     

Pria berkumis samping mengangkat pedang besarnya dan dengan seketika, muncul tepat di hadapan Gu Ruoyun.     

Orang seharusnya tidak menilainya dengan tubuh besarnya; seorang pria kurus bahkan tak mampu menandingi kecepatannya. Dia cepat seperti angin.     

Namun…     

Gu Ruoyun menatap pria itu dengan tenang sebelum bibir tipisnya membuka dan berkata dengan suara tajam, "Enyah kau!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.