Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Kemarahan Jinyang (6)



Kemarahan Jinyang (6)

0Jinyang tidak memercayai bahwa orang yang melakukan ini adalah ayahnya yang memanjakannya dan melindunginya selama ini.     

Namun, terlepas seberapa pun Ayah Kaisar mencintai istri dan putrinya yang manja, begitu istri dan putrinya bentrok dengan statusnya, Ayah Kaisar bisa merelakan mereka tanpa ragu-ragu untuk menstabilkan posisinya.     

"Yang Mulia Tuan Putri!" Pelayan istana itu berdiri dari lantai dan dengan marah menatap pada Cheng Feiyang. "Pelayan ini dan Yang Mulia Permaisuri juga mendengar bahwa Yang Mulia telah mencapai kesepakatan dengan Aliansi Kebebasan. Yang Mulia akan memancing para anak muda berbakat dari empat kerajaan ke Hutan Cobaan Surgawi dan Aliansi Kebebasan akan menolong Yang Mulia untuk menaikkan kekuatannya. Wu Zun juga pergi ke Hutan Cobaan Surgawi untuk menolong Aliansi Kebebasan membunuh para anak muda berbakat dari empat kerajaan."     

"Diam!"     

Mendengar ini, Cheng Feiyang menjadi marah karena rasa malunya dan mengayunkan telapak tangannya ke dada pelayan istana itu. Pelayan istana itu terlempar, dan darah keluar dari mulutnya tanpa henti.     

"Xiao Ju!" Jinyang berlari ke pelayan istana itu dan menolongnya berdiri. "Apakah kau baik-baik saja?"     

"Yang Mulia Tuan Putri, Yang Mulia Permaisuri yang telah menyelamatkan hidup pelayan ini, dan Yang Mulia Permaisuri telah memperlakukan pelayan ini dengan baik. Pelayan ini seharusnya mengikuti Yang Mulia Permaisuri setelah dia meninggal, namun pelayan ini takut Yang Mulia Tuan Putri akan ditipu, jadi pelayan ini tetap …. "     

Suara pelayan istana itu sangat lemah. "Sekarang, pelayan ini bisa pergi melayani Permaisuri lagi …. "     

"Sungguh kurang ajar!" Cheng Feiyang berteriak dengan marah. Jika bukan karena si p*lacur kecil ini, Jinyang tidak akan mengetahui semuanya begitu cepat, jadi Cheng Feiyang melepaskan semua kemarahannya ke pelayan istana itu. "Kau adalah seorang pelayan istana dari Kerajaan Jinyang, namun kau berani untuk tidak mematuhiku. Kejahatanmu pantas dihukum mati!"     

Apa yang menggelikannya, pelayan istana itu tidak peduli mengenai nyawanya lagi, jadi mengapa dia akan peduli mengenai ancaman Cheng Feiyang?     

Jinyang bisa merasakan napas pelayan itu melemah, jadi dia dengan perlahan meletakkan pelayan itu ke lantai sebelum mengalihkan matanya yang dipenuhi kebencian ke arah Cheng Feiyang.     

"Ternyata kau adalah orang yang menggiring Aliansi Kebebasan untuk pergi ke Hutan Cobaan Surgawi. Demi keuntungan pribadimu, kau membunuh semua anak muda berbakat dari empat kerajaan dan menjadi kaki tangan dari Aliansi Kebebasan?" Dada Jinyang naik turun dengan tidak beraturan. "Cheng Feiyang, aku beri tahu padamu, tidak mungkin aku akan menikah dengan Aliansi Kebebasan! Dalam mimpimu!"     

Jinyang sangat marah hingga memanggil Ayah Kaisarnya dengan namanya, kemarahan di matanya mendidih keluar.     

Brak!     

Tiba-tiba, pintu didorong terbuka.     

Cheng Feiyang berbalik untuk melihat sembari mengerutkan keningnya dan seorang sosok yang compang-camping dengan cepat memasuki ruangan. Dia adalah seorang wanita yang cantik, namun dia terlihat seperti habis dari sebuah pertarungan dan tampak babak belur.     

"Nona Lang?" Cheng Feiyang terkejut.     

Dia adalah Lang Xinyue, wanita yang datang dengan Presiden Aliansi Kebebasan pertama kalinya Presiden berkunjung. Bagaimana dia bisa menjadi sangat babak belur? Dan mengapa dia datang ke Kota Fengyun pada saat seperti ini?     

Lang Xinyue mengerutkan keningnya. "Aku datang untuk membawa pergi Putri Jinyang!"     

"Apakah Presiden menyuruhmu datang untuk membawa Jinyang?" Rasa hormat dalam suara Cheng Feiyang terdengar sejelas siang hari. "Kami sudah lama menunggumu di sini. Kau bisa membawa Jinyang pergi sekarang."     

Lang Xinyue mendengus namun tidak menjawab Cheng Feiyang. Jika Lang Xinyue tidak menggunakan Jinyang lagi, dia tidak akan repot-repot untuk datang dan membawa Jinyang pergi.     

"Aku tidak akan pergi," Jinyang dengan dingin menyatakan, menekan niat membunuh yang berputar di dalam dirinya.     

Tanpa Ibu Kerajaan sebagai sandera, apakah mereka berpikir mereka bisa memaksanya?     

"Jinyang, Ayah Kaisar mohon padamu." Wajah Cheng Feiyang penuh dengan permohonan. "Ayah Kaisar telah memperlakukanmu seperti mutiara di telapak tanganku dan sangat mencintaimu. Apakah kau tega membiarkan Ayah Kaisar ditekan oleh Aliansi Kebebasan? Terlebih lagi, kau seharusnya tahu bahwa orang tuamu mempunyai keputusan penuh atas pernikahanmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.