Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Kepergian Yun Xiao (2)



Kepergian Yun Xiao (2)

0Yun Luofeng berkata dengan senyum, "Tidak hanya dia mengatakan bahwa kau dan dia ditunangkan ketika kau masih kecil, tetapi kau juga memiliki tanda mata pertunangan di tanganmu. Apakah itu benar?"     

Yun Xiao berpikir mengenai itu dan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak pernah mendengar hal itu. Apakah dia memberitahukanmu apa tanda mata pertunangan itu?"     

"Sebuah liontin batu giok yang diukir dengan huruf 'Ling'."     

Yun Xiao terdiam, mengerutkan keningnya seolah-olah dia mencoba mengingat liontin itu. Namun, dia tidak bisa mengingat liontin batu giok itu tampak seperti apa walaupun dia telah memeras otaknya. "Aku tidak mempunyai liontin batu giok seperti yang ia gambarkan."     

Ketika Yun Xiao pergi dari Keluarga Xiao, dia tidak mengambil apa-apa bersamanya, apalagi sebuah liontin batu giok. Jadi dia benar-benar tidak mempunyai liontin batu giok yang disebutkan Yun Luofeng.     

Yun Luofeng melirik ke Yun Xiao, "Ketika kau pergi, ibumu tidak memberikanmu sesuatu?"     

"Tidak." Yun Xiao menjawab dengan sangat tegas, mata gelapnya penuh dengan ketulusan dan kesungguhan, "Percayalah padaku, aku tidak mempunyai hubungan seperti itu dengannya."     

Sudah pasti, Yun Luofeng akan percaya dengan kata-kata Yun Xiao, tetapi Ling Yao tidak terlihat berbohong. Jadi hanya ada satu kemungkinan. Ibunya tidak memberikan Yun Xiao liontin batu giok itu!     

"Tidak apa-apa," kata Yun Luofeng, menyilangkan kakinya. Dia menggerakkan bahunya yang kaku dan bertanya dengan suara malas, "Yun Xiao, bisakah kau memijat pundakku?"     

Mengerutkan bibirnya, Yun Xiao dengan diam berjalan ke arah Yun Luofeng, tangannya terjatuh ke bahu gadis itu. Menatap dari belakang, Yun Xiao dapat melihat kulit gadis yang seperti giok itu melalui pakaiannya yang tipis. Yun Xiao merasa detak jantungnya berdetak semakin cepat. Menatap gadis itu dengan linglung, dia tidak bisa mengalihkan tatapannya dari tubuh gadis itu.     

"Yun Xiao?" Tidak merasakan gerakannya, Yun Luofeng berbalik untuk melihat apa yang terjadi. Setelah melihat mata Yun Xiao yang agresif di belakangnya, Yun Luofeng sedikit menyipitkan matanya, senyum di bibirnya melepaskan aura berbahaya, "Kau ingin melihat apa yang ada di balik pakaianku?"     

"Iya."     

Sebagai seorang pria yang jujur, Yun Xiao tidak akan berbohong, baik itu dalam tindakan, atau dalam perkataan. Dia ingin melihat tubuh Yun Luofeng, jadi dia jujur mengenai apa yang ada di pikirannya.     

Senyum di wajah gadis itu melebar, dan dia berdiri dari kursi malasnya dan mengambil beberapa langkah ke arah pria itu. "Lalu … apakah kau ingin aku melepaskan pakaianku di hadapanmu?"     

"BUM!"     

Kata-kata ambigu dari gadis itu dan gerakannya yang merangsang membuat darah pria itu mengalir ke otaknya. Dalam sekejap, tubuhnya terangsang ….     

Walaupun mereka berdua telah tidur bersama, Yun Luofeng tidak pernah telanjang di hadapan Yun Xiao. Yun Luofeng memakai piamanya bahkan jika di dalam tempat tidur. Tidak heran mendengar kata-kata Yun Luofeng, Yun Xiao akan memiliki dorongan seksual yang kuat ….     

Merasakan irama tajam dari napas pria itu. Yun Luofeng tertawa, "Yun Xiao, aku hanya menggodamu. Aku tidak akan melepaskan pakaianku di depanmu … sampai kita menyelesaikan masalah dengan Keluarga Xiao."     

Memikirkan penghinaan Keluarga Xiao terhadap Yun Xiao, Yun Luofeng merasakan niat membunuh yang kuat, cahaya dingin berkedip di matanya yang gelap.     

Keluarga Xiao! Apa yang telah Yun Luofeng lakukan terhadap Keluarga Xiao hanyalah permulaan, dan dia akan membuat orang-orang dari Keluarga Xiao hidup dalam penyesalan. Membuat mereka merasa lebih baik mati!     

Yun Xiao menatap ke wajah gadis yang sangat cantik itu, sebuah cahaya melintas matanya yang dingin dan gelap. Matanya masih sedalam dan segelap malam, jadi tidak ada orang yang bisa mengatakan apa yang ada di pikiran pria itu.     

Keesokan harinya.     

Saat fajar, Yun Luofeng mendorong pintunya terbuka setelah selesai mandi pagi. Tiba-tiba, sosok abu-abu menunggu di pintu tercermin di matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.