Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Bagaimana Bisa Dia Seorang Yang Munafik? (2)



Bagaimana Bisa Dia Seorang Yang Munafik? (2)

0"Akan tetapi … " Lin Yuan berhenti sejenak, "Aku telah mendengar bahwa raja binatang buas spiritual di dalam Hutan yang Tidak Pulang Kembali tidak bisa muncul dan bertarung dengan kita! Kita hanya perlu berurusan dengan binatang buas spiritual lainnya! Dengan demikian, misi kali ini tidak sesulit dan sesusah yang kalian pikirkan."     

Hait!     

Kerumunan tiba-tiba gempar. Kata-kata Lin Yuan seperti sebuah batu yang melesat ke danau yang tenang, menghasilkan gelombang yang besar.     

"Penguasa Kota, ada sesuatu yang aku tidak mengerti. Karena misi kali ini tidak berbahaya, mengapa kau meminta kami untuk keluar bersama denganmu?"     

Lin Yuan tersenyum dan berbicara dengan murah hati. "Aku, Lin Yuan tidak pernah menjadi tipe orang yang memonopoli harta. Karena harta karun telah muncul di dalam Hutan yang Tidak Pulang Kembali, maka aku harus membaginya dengan semua orang. Ini adalah standar perilaku yang biasa aku lakukan!"     

Semua orang terlihat bersyukur, dan ekspresi beberapa orang bahkan mengandung rasa hormat.     

"Karakter pribadi Penguasa Kota selalu terhormat. Aku tidak pernah melihat seseorang dengan kepribadian yang lebih baik darinya dalam seumur hidupku!"     

"Jika itu adalah orang lain, mereka sudah pasti akan memonopoli harta karun itu. Hanya Penguasa Kota yang rela mengambilnya dan membaginya dengan kami!"     

"Panjang umur Penguasa Kota!" Suara-suara keras terdengar dari luar gerbang kota.     

Dengan tanpa dasar untuk sebuah kritik, Lin Yuan telah menyebabkan semua orang memercayainya tanpa sebuah keraguan di beberapa perkataan itu.     

"Munafik!" Long Fei mendengus dan berbicara dengan sarkastis. Suaranya sangat rendah dan ditambah dengan faktanya bahwa suaranya telah ditekan oleh suara-suara yang bersemangat tinggi, tidak ada seorang pun yang menyadari keberadaannya.     

Lin Yuan sekali lagi mengangkat tangannya untuk menghentikan semua orang saat dia berbicara dengan datar, "Dan, aku tidak memasuki Hutan yang Tidak Pulang Kembali untuk harta karun itu. Aku hanya membawa serta putriku untuk belajar melalui pengalaman hidup yang nyata. Dengan begitu, aku tidak akan mengambil harta karun apa pun di dalam Hutan yang Tidak Pulang Kembali dan semuanya akan dikumpulkan oleh kalian!"     

Kata-katanya diterima oleh kerumunan dan sekali lagi membuat sensasi yang besar. Bahkan ada beberapa orang yang sangat tersentuh hingga mereka meneteskan air mata. Mereka tidak pernah melihat siapa pun yang lebih tidak egois daripada Lin Yuan di seluruh hidup mereka! Jika dia bukan seseorang yang memiliki kepribadian seorang bangsawan, lalu siapa yang pantas untuk gelar itu?     

Melihat ke ekspresi yang sangat bersyukur, Lin Yuan mencibir dalam benaknya.     

Sekelompok idiot!     

Bagaimana Lin Yuan tahu di mana lokasi harta karun di dalam Hutan yang Tidak Pulang Kembali? Dia memasuki hutan itu hanya untuk mencari wanita itu! Orang-orang ini adalah sebuah lelucon karena diperlakukan seperti umpan meriam tetapi malah berterima kasih padanya Lin Yuan!     

Namun, ada pengecualian untuk semuanya ….     

Lin Yuan tiba-tiba menemukan sekelompok orang yang tidak tergerak dengan kata-katanya tetapi malah berdiri mengakar di tanah dengan tidak setuju. Tidak tahu apakah itu adalah kesalapahaman Lin Yuan, atau apakah benar-benar ada perasaan meremehkan di wajah orang-orang ini?     

"Uhuk Uhuk!" Lin Yuan terbatuk kering dan tatapan tegasnya langsung menatap pada Yun Luofeng dan yang lainnya saat dia bertanya dengan nada datar, "Bolehkah aku tahu jika kalian berempat ada pendapat?"     

Di antara mereka berempat, ada seorang pria paruh baya sementara yang lainnya sangat muda. Yang paling memesona adalah pria dan wanita yang berdiri di depan. Melihat pada wanita muda yang berjubah putih dan gaya luar biasa yang tak tertandingi di generasi ini, wanita itu dengan malas bersandar di dinding kota sementara mata hitam pekatnya penuhi dengan niat tersenyum.     

Pria berjubah hitam yang muram berdiri di sebelah wanita itu tidak memiliki ekspresi seolah-olah wajahnya lumpuh. Seolah-olah tidak ada yang bisa menyebabkan ekspresinya untuk berubah. Dia seperti seorang dewa yang dengan diam terus mengawasi di sebelah wanita muda itu sambil tetap tidak bergerak.     

"Siapa orang-orang ini? Siapa yang mengundang mereka ke sini?" Di dalam kerumunan, suara tidak puas tiba-tiba terdengar.     

"Penguasa Kota telah berkorban begitu banyak untuk kita dan orang-orang ini bahkan tidak mengucapkan rasa terima kasih mereka. Kepribadian mereka yang tak tahu malu benar-benar berlawanan dengan sikap Penguasa Kota yang mulia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.