Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Putra Mahkota yang Menyesal (2)



Putra Mahkota yang Menyesal (2)

0

Orang seperti diktator yang memiliki nafsu birahi tidak layak kesetiaannya!

Yun Luofeng berjalan perlahan-lahan ke batu nisan, melihat langsung ke ukiran di batu nisan seolah-olah dia melihat pasangan terhormat di medan perang.

"Ayah, ibu, aku datang menemuimu …. "

Dia bukanlah Yun Luofeng yang sebenarnya dan hanya mencoba untuk bertahan dengan tubuh ini! Namun, setelah bergabung dengan tubuh ini, dia perlahan merasakan kesamaan dengan pemilik sebenarnya dari tubuh ini.

"Kalian tenang saja, aku akan membalas dendam ayah dan ibu cepat atau lambat! Baik itu perdana menteri, kaisar bodoh, atau mereka yang benar-benar membunuhmu, aku akan membuat mereka membayar untuk apa yang mereka telah lakukan kepadamu!"

Mendengar kata-kata gadis itu, kakek tua itu menunjukkan senyum bersyukur. Namun, ketika kakek tua itu berbalik ke Mu Xingchou yang telah dibawa ke kuburan, wajah tuanya tiba-tiba jatuh.

"Mu Xingchou, kau pencuri tua, memang pantas kau menerimanya, hahaha!" Yun Luo tertawa. Walaupun senyum Yun Luo cerah, tetapi matanya suram. "Berlutut sekarang."

"Kau—"

Mu Xingchou sangat marah dan akan membantah si kakek tua.

"Bruk!"

Di saat itu, seseorang menendang keras ke belakang lutut Mu Xingchou. Terlengah, Mu Xingchou berlutut di tanah dengan keras.

Malu!

Ini adalah penghinaan besar!

Kepala Mu Xingchou ditekan hingga ke tanah. Dia mengepalkan tangannya, matanya penuh dengan malu dan kemarahan.

Mu Xingchou tidak pernah dipermalukan seperti ini semenjak dia mendapatkan kekuatan. Dia akan mengingat apa yang telah mereka lakukan padanya hari ini. Suatu hari, Mu Xingchou akan membuat semua pria dari Kediaman Jenderal berlutut di hadapannya dan memohon belas kasihannya.

"Yang'er, Ling'er, apakah kalian melihat ini di surga?" Yun Luo melihat ke atas langit dan berteriak keras, "Ketika tahun itu, si bangsat ini membocorkan informasi dan membuat kalian terbunuh! Tetapi sang kaisar lupa dengan sumbangan kalian dan memilih untuk berpihak dengan Mu Xingchou. Sekarang aku akan membuat mereka berlutut dan menyembah sujud di makammu selama seribu kali. Semoga jiwamu bisa beristirahat dengan tenang."

Ketika berbicara, air mata mengalir dari wajah kakek tua itu.

Sudah berapa tahun?

Sudah berapa tahun menunggu untuk hari ini?

Dan Yun Luo tidak pernah lupa bahwa ketika dia pergi ke Yang Mulia untuk melaporkan apa yang telah mereka lakukan, Yang Mulia hanya dengan ringan berkata,"Sekarang ini semua sudah terjadi, sebuah penyelidikan akan membuang-buang waktu. Terlebih lagi, Tuan Mu tidak melakukannya dengan sengaja. Bagaimana kalau begini? Biarkan Tuan Mu meminta maaf kepadamu. Seperti yang kau ketahui, tidak mungkin bagi orang yang sudah meninggal untuk datang hidup kembali. Tolong kendalikan kesedihanmu."

Meminta maaf?

Pria ini sudah membunuh putra dan menantunya dan dia lolos dengan sebuah permintaan maaf?

Maka itu, karena kemarahan, Yun Luo memerintahkan semua pasukan dari perbatasan dan meratakan kediaman Mu Xingchou! Semenjak itu, Yun Luo tidak lagi ingin terlibat dalam peperangan di negara ini. Namun, mendengar bahwa orang-orang yang tinggal di perbatasan dalam jurang penderitaan, Yun Luo tidak bisa mengabaikannya dan memilih untuk memimpin pasukan ke medan peperangan!

"Kakek." Melihat kakek tua itu yang tampaknya tidak bisa mengendalikan emosinya, Yun Luofeng cepat-cepat menghampirinya dan menyokong dengan tangannya. Yun Luofeng mengerutkan keningnya sedikit. "Hari telah larut, dan aku harus membawamu pulang untuk beristirahat. Jadi aku akan meminta Yun Xiao mengawasi mereka hingga selesai menyembah seribu kali."

"Baiklah."

Yun Luo menutup matanya. Walaupun dia telah menunggu lama untuk kejadian ini, Yun Luo masih merasa ada sebuah batu besar di hatinya, dan dia tidak bisa bernapas.

Jika Yun Luo bisa, dia berharap tidak pernah menjadi seorang jenderal, sehingga Yun Yang dan istrinya tidak akan meninggal dalam medan peperangan.

Setelah berjalan keluar dari hutan pinus, Yun Luofeng perlahan berhenti. Dengan mata gelapnya menatap ke kakek tua di sebelahnya, dia bertanya, "Kakek, apa kau menyalahkanku karena tidak membunuh Mu Xingchou?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.