Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Nasib Meremehkan Semua Orang (1)



Nasib Meremehkan Semua Orang (1)

0

Dengan hanya status Istri Bangsawan Mu, dia sewajarnya tidak mengetahui rahasia yang mendalam di benua ini. Di mata rakyat biasa, keluarga kerajaan sudah menjadi wujud yang paling tertinggi. Dalam kata-kata mereka, seluruh dunia adalah tanahnya kaisar!

Namun, hanya orang-orang di posisi yang sangat penting mengerti bahwa masih ada seorang guru yang kuat mengendalikan kekuatan kerajaan! Pada akhirnya, keluarga kerajaan bukan apa-apa melainkan hanya boneka dari kekuasaan itu.

Jadi, mendengar kata-kata Istri Bangsawan Mu, ekspresi Gao Tu dengan jelas tidak begitu bagus.Namun, Gao Tu hanya menyapu matanya ke Istri Bangsawan Mu sebagai peringatan sebelum menoleh untuk melihat ke semua orang di ruang utama.

"Yun Luofeng, demi statusmu sebagai anak satu-satunya Kediaman Jenderal, aku akan memaafkan kejahatanmu dengan menentang kekuasaan kerajaan! Tetapi pelayanmu yang melakukan tindakan kejahatan yang keji, membuatnya menjadi selir Wu Qi sudahlah hukuman yang paling ringan."

Gao Tu sedikit mengangkat dagunya, nada suaranya yang mengesankan tidak meninggalkan ruang untuk berdebat.

"Haha …. "

Tiba-tiba, sebuah tawa yang ditetesi dengan ejekan memotong melewati udara dari luar ruang utama.

"Kaisar ini cukup mengesankan—dapat menganugerahkan pernikahan seenaknya. Mungkinkah kau berpikir bahwa kau adalah penguasa di benua ini?"

Ketika kata-kata tersebut diucapkan, seorang kakek berjubah biru kehijauan dengan santai masuk ke ruang utama. Langkahnya lincah. Walaupun kau dengan jelas hanya melihat dia mengambil dua langkah, seluruh tubuh orangnya sudah tiba di hadapanmu. Seolah-olah seperti ledakan asap biru kehijauan begitu cepat sehingga tidak mungkin untuk dilihat.

"Kakek!"

Mata Ning Xin menyala dengan suka cita ketika dia melihat Penatua Ning. Dia melangkah menuju kakek tua itu, wajahnya yang cantik dan berwibawa membawa senyuman yang hangat.

"Kakek, kau datang?"

"Xin'er," Penatua Ning menepuk kepala Ning Xin dengan mata penuh kasih sayang. "Ceritakan kepada Kakek, apa ada yang mengganggumu selama kakek pergi?"

Setelah mengatakan ini, mata Penatua Ning menyapu tajam ke arah Gao Tu yang angkuh.

"Kakek," Segera setelah Ning Xin mendengar ini, wajahnya menjadi penuh dengan keluhan. "Sebelum ini, aku mendengar Xiao Feng menyebutkan bahwa hari-harinya di Long Yuan tidak menyenangkan. Aku sebelumnya berpikir itu terlalu berlebihan. Namun, ketika aku pergi ke restoran dengan Xiao Feng untuk makan hari ini, Wu Qi dari Keluarga Wu langsung menerobos masuk pintu dan bahkan mau menyerang Xiao Feng."

Apa yang disebut berlebihan? Keluarga Wu bukanlah satu-satunya yang mengetahui bagaimana melakukan ini, Ning Xin juga bisa menggambarkan situasi sebagai sesuatu yang lebih serius dari itu.

Benar saja, wajah Penatua Ning menggelap. Wajah uzurnya tertutup rapat oleh awan gelap, mirip seperti hampir mau hujan badai.

"Kemudian, aku tidak bisa tahan anak orang kaya itu lagi, jadi aku bertindak sendiri. Siapa yang tahu bahwa Wu Qi akan benar-benar mau membawaku pulang dan membuatku melayani dia!"

Ning Xin mendidih dengan kemarahan di antara gigi yang gemertak, dengan sengaja menegaskan kata "melayani". Mata Ning Xin yang jernih dipenuhi oleh kemarahan. "Tentu saja, bagaimana aku bisa membiarkan mereka mengambil keuntungan dariku? Jadi aku melumpuhkannya! Kakek sudah lihat apa selanjutnya. Kaisar ini ingin melampiaskan kemarahan Keluarga Wu, jadi dia menangkap Xiao Feng dan aku ke dalam istana. Kaisar berencana untuk memaksaku menjadi selir si bajingan itu dan bahkan mengatakan bahwa aku hanya pantas menjadi selirnya!"

Semakin Ning Xin berbicara dia semakin sedih. Ning Xin telah mengikuti Kakeknya semenjak dia masih kecil. Siapa yang tidak bertindak hormat ketika bertemu dengannya? Kapan dia pernah merasakan ketidakadilan seperti ini? Tidak hanya Gao Tu memaksanya menjadi seorang selir, tetapi Ning Xin juga dinyatakan bahwa dia hanya pantas untuk menjadi selir dari putra yang boros ini!

Penatua Ning dengan dingin mendengus, sebuah cahaya dingin memancar dari matanya yang asing. "Xin'er, Kakek sudah lama bilang kepadamu bahwa kau tidak perlu merasa kasihan ketika berhadapan dengan musuh. Berurusan dengan seorang bajingan seperti itu, apakah cukup kau hanya melumpuhkannya saja? Kau seharusnya juga mengambil tangan dan mematahkan kakinya, membuatnya tidak bisa berdiri lagi seumur hidupnya."

"Instruksi Kakek benar, aku akan mengingatnya," Ning Xin menjawab dengan senyum sambil mengedipkan matanya yang menawan.

Pasangan kakek dan cucu ini berbincang seperti tidak ada orang lain yang hadir benar-benar membuat Wu Ran sangat marah. Matanya menatap tajam pada Ning Xin; pandangannya seperti dia ingin mengeksekusi Ning Xin dengan menyayat ribuan kali!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.