Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Paman Kedua yang Gembira (1)



Paman Kedua yang Gembira (1)

0

Ketika Istri Bangsawan Mu menunggu dengan puas untuk rasa terima kasih dari Yun Luofeng, dia melihat Mu Wuchen yang datang untuk mengumumkan dekret itu berjalan masuk sendirian. Dalam sekejap, wajahnya yang cantik dan penuh keagungan tiba-tiba menjadi gelap, cahaya dingin melintasi matanya yang indah.

"Di mana Yun Luofeng? Mengapa kau datang sendiri?"

Mu Wuchen melaporkan dengan senyuman paksa, "Niangniang, Yun Luofeng menolak untuk datang ke sini menjadi pendamping studi Permaisuri. Yun Luofeng bahkan menyuruh kita bertanya ke Kaisar apakah ini caranya keluarga kerajaan memperlakukan cucu dari menteri yang sangat berjasa."

"Apa?"

Wajah Istri Bangsawan Mu tiba-tiba berubah dingin, tangannya yang panjang dan seperti giok mendarat keras di atas pegangan kursi, dan dengan dingin berkata,"Yun Luofeng, si sampah, benar berkata seperti itu?"

"Itu benar!" Mu Wuchen menganggukan kepalanya. "Niangniang, Yun Luofeng hanyalah seorang sampah, mengapa kau mempromosikan dia seperti ini? Dengan identitas dia, Yun Luofeng tidak layak menjadi pendamping Permaisuri sama sekali!"

Seorang bangsawan seperti Permaisuri, apa hak yang Yun Luofeng punya untuk menjadi pendamping studi Permaisuri? Terutama karena si sampah ini tidak berterima kasih dan malah menolak maksud baik niangniang.

Mata Istri Bangsawan Mu menggelap dan perlahan memainkan cincin giok di buku jarinya. Tidak diketahui apa yang dia pikirkan.

Pada saat ini, sebuah suara tajam terdengar dari luar, mengganggu alur pemikiran Istri Bangsawan Mu.

"Yang Mulia Kaisar telah tiba."

Mendengar ini, Istri Bangsawan Mu berdiri dan bergegas merapikan penampilannya. Istri Bangsawan Mu melihat ke arah seorang sosok kuning terang, dengan cepat memasuki ruang tidur, dan berlutut dengan sikap wibawa dan anggun sambil menyapa, 'Pelayan ini dengan hormat menyambut Yang Mulia."

"Selir kesayanganku," Gao Tu melirik Istri Bangsawan Mu, yang mempunyai senyum di matanya, dan dengan dingin berkata, "Aku dengar bahwa kau pergi ke Kediaman Jenderal dan membuat Yun Luofeng datang ke sini untuk menjadi pendamping studi Permaisuri?"

Istri Bangsawan Mu mengangkat kepalanya, terperangah. "Yang Mulia, bagaimana Anda tahu…"

"Masalah ini sudah diketahui di seluruh Kota Kerajaan." Gao Tu dengan dingin terkekeh. "Semua orang mengatakan bahwa kau, Istri Bangsawan Mu, menindas anak semata wayang dari Kediaman Jenderal dan bahkan memaksanya untuk memasuki istana menjadi pendamping studi Permaisuri! Selirku sayang, di masa lalu, Marga Mu telah menyebabkan kematian putra dan menantu perempuan Yun Luo, aku tidak ragu untuk memihak Marga Mu sambil mengabaikan pembicaraan semua orang. Namun, Yun Luofeng sekarang adalah anak satu-satunya dari Kediaman Jenderal. Jika sesuatu terjadi padanya, si kakek tua itu pasti akan bertarung sampai mati dengan keluarga kerajaan! Saat ini, keluarga kerajaan untuk sementara tidak bisa mengambil tindakan melawan kakek tua itu, maka dari itu, saya harap kau jangan bertindak gegabah tanpa berpikir."

Istri Bangsawan Mu menundukkan matanya dan menjawab dengan lembut, "Pelayan ini akan mematuhi perintahmu."

"Selir kesayangaku." Ekspresi Gao Tu berubah lebih lembut saat dia memanggil wanita yang dia sangat sayang ini, matanya tidak lagi mempunyai kemarahan sebelumnya. "Aku tahu kau mempunyai kebencian terhadap Yun Luofeng. Jika bukan karena dia, Mu Wushuang tidak akan menderita dari kesedihan seperti ini! Namun, Putra Mahkota sekarang sedang sakit serius, dan aku juga sibuk dan benar-benar lelah dari terlalu banyak pekerjaan. Aku tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal biasa. Tenang saja pada akhirnya aku akan fokus pada Kediaman Jenderal! Aku pasti akan memberikan keadilan untukmu!"

Keadilan?

Jika Yun Luofeng di sini dan mendengar kata-kata ini dari mulut Gao Tu, dia pasti tidak akan bisa menahan tawa keras!

Istri Bangsawan Mu tidak bisa mengerti bagaimana seorang kaisar yang bejat dan memihak seperti Gao Tu mempunyai muka untuk membicarakan kata-kata "keadilan".

"Yang Mulia, mendengar kata-katamu, pelayan ini sekarang lega."

Istri Bangsawan Mu mengangkat ujung bibirnya dengan ringan, wajahnya yang elegan menampilkan senyum tipis. Matanya yang berkabut mengandung kasih sayang dan kelembutan saat dia menetapkan matanya ke pria tinggi dan tampan di hadapannya.

Pria mana pun tidak akan bisa menolak seorang wanita yang lemah gemulai dan lembut seperti air. Oleh karena itu, Gao Tu benar-benar melempar urusan kerajaan ke belakang pikirannya dan menggendong Istri Bangsawan Mu, berjalan ke arah tempat tidur.

Mu Wuchen dengan bijaksana menarik diri dan perlahan menutup pintu kamar tidur ketika dia keluar.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.