Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Jing Lin yang Babak Belur (4)



Jing Lin yang Babak Belur (4)

0

Yun Luofeng melipat lengannya di dada, tubuhnya bersandar dengan malas di tubuh Yun Xiao. Dia mengangkat alisnya ketika melihat Jing Lin, yang wajahnya dipenuhi kemarahan.

"Yang seharusnya pergi dari sini adalah kau."

"Ho Ho!" Jing Lin mendengus dua kali, ejekan di matanya bahkan menjadi lebih jelas. "Aku adalah tabib keluarga kerajaan, dan kau hanya seorang sampah yang semua orang hina. Semua orang akan mengetahui bahwa orang yang dimaksud Penatua Rong adalah kau! Namun kau masih tidak ada malu untuk tetap disini. Kau mempunyai perilaku yang sama dengan kakekmu! Pada saat itu, aku telah memperingatinya, tabib kerajaan seperti kita tidak akan pernah mengulurkan tangan untuk menolong Yun Qingya. Pada akhirnya, kakekmu masih tidak tahu malu untuk berlutut di tanah dan mengemis kepada kita! Humph! Dia pikir hanya dengan berlutut bisa dibantu? Tidak! Bahkan jika kakekmu bunuh diri di hadapanku pun, aku tidak akan membantunya!"

Bisa dikatakan bahwa keadaan pikiran Yun Luofeng, pada awalnya, masih tenang dan datar, tetapi sekarang dadanya naik dan turun dengan dengan kasar.

Hanya dengan membayangkan adegan Kakeknya yang putus asa berlutut pada saat itu, hati Yun Luofeng akan melonjak dengan marah! Namun, Kakek tidak menerima bantuan apapun meski dia sudah berlutut dan sebaliknya, Kakek bahkan menderita penghinaan yang lebih lagi!

Bisakah kau bayangkan seorang kakek tua yang berambut putih dan menua dengan pasrah berlutut dalam angin dingin yang menggigit untuk menyelamatkan putranya, dan orang-orang di sekitarnya tidak memberinya apa-apa selain cemooh dan ejekan!

Seberapa memilukan dan tragisnya ini?

Dibandingkan dengan penghinaan yang diderita kakeknya, dia lebih menderita karena luka serius putranya! Jika itu bukan karena paman kedua yang untungnya bertahan, mungkin kakek tua itu akan sekali lagi merasakan kesakitan melihat anaknya yang meninggal di depan matanya!

Seluruh Paviliun Medis menjadi hening mengikuti kata-kata Jing Lin.

Semua orang bisa merasakan suasana tegang, seperti udara di sekitar telah membeku ….

"Yun Xiao."

Suara Yun Luofeng tidak terburu-buru berbunyi di tengah suasana yang tegang ini. "Kau mengatakan aku harus membalas dendamku sendiri! hanya dengan membalas dendamku secara pribadi bisa membuatku lebih senang!"

Baru saja, tidak ada yang merasakannya, tetapi Yun Luofeng dengan jelas merasakan hasrat dari Yun Xiao untuk membunuh!

Yun Luofeng sadar bahwa Yun Xiao tidak diragukan lagi memiliki niat untuk membunuh! Jika bukan karena kata-kata Yun Luofeng, kepala Jing Lin mungkin sudah terpisah dari tubuhnya sesaat setelah itu! Meski begitu, apakah ini sesuatu yang Yun Luofeng inginkan?

Tidak!

Ini tidak berarti hasil yang Yun Luofeng ingingkan!

Jing Lin paling bangga dengan kemampuan medisnya sendiri! hanya dengan kejam menginjak-nginjak kemampuan medis Jing Lin baru dia akan menyerah pada keputusasaan yang tiada ujung!

"Jing Lin, kau berdiri di samping dan melihat seseorang meninggal, dan itu bukan salahmu! Tetapi kau menolong keluarga Mu, dan itu di mana kau sudah melakukan kesalahan besar. Aku akan memaafkanmu karena telah meninggalkan seseorang meninggal, tetapi aku tidak akan memaafkanmu karena sudah berpihak pada keluarga Mu!"

Pandangan Yun Luofeng yang licik dan lurus saat dia perlahan berjalan menuju Jing Lin.

Jing Lin mendengus, mengangkat kepalanya untuk melihat Yun Luofeng. Tepat ketika dia bertemu mata hitam gadis itu, ada gemuruh di pikirannya, seperti spiritualnya menerima pukulan keras, dan seluruh tubuhnya tidak bisa menahan tetapi bergetar.

"Plak!"

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Jing Lin, suara licik dan sombong mencapai telinganya.

"Tamparan ini-kau berdiri sebagai pengganti Keluarga Mu untuk membayar kembali orang tuaku!"

"Plak!"

Tamparan lagi dan lagi!

Pikiran Jing Lin sudah ling lung, sama sekali tidak mampu bereaksi.

"Tamparan ini mewakilkan Kakekku! Kau bisa menyaksikan kematian seseorang dan tidak berbuat apa-apa, tetapi kau tidak ada hak untuk mempermalukan seorang ayah yang sudah tua sedang ingin menyelamatkan putranya!"

"Plak!"

Sebuah tamparan yang keras sekali lagi, Jing Lin merasakan bintang-bintang emas berkedip di depan matanya, dan seluruh tubuhnya menjadi pusing.

"Sepertinya kau juga melihat dirimu sendiri telah melakukan sebuah kejahatan, jadi kau tidak menghindar atau pergi! Oleh karena itu, aku akan memberimu beberapa tamparan lagi."

Apakah seperti itu?

Di mata semua orang, itu karena Jing Lin terlalu malu sehingga dia tidak menghindar atau pergi dari tamparan Yun Luofeng. Namun, tidak ada yang sadar akan dampak yang juga datang dari dalam jiwanya pada saat itu ….


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.