Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Undangan Jamuan Makan (3)



Undangan Jamuan Makan (3)

0

Suara Yun Xiao kasar tetapi mengandung gelompang energi spiritual, cukup untuk membuat seseorang yang bersembunyi sebagai bayangan mendengar Yun Xiao. Oleh karena itu, tepat setelah kata-kata itu itu diucapkan, seorang pria mengenakan jubah abu-abu dengan cepat masuk, membungkukkan dirinya di hadapan Yun Xiao.

"Tuan, apa perintahmu?"

Yun Xiao terdiam sesaat, lalu tiba-tiba, dia bertanya, "Apakah kamu pernah berhubungan dengan wanita?"

"Hah?" Lin Qiong tercengang. Lin Qiong tidak pernah berpikir alasan tuannya memanggil dia untuk bertanya pertanyaan seperti ini.

Sebelumnya, karena Lin Qiong takut bahwa Yun Luofeng akan mengetahui keberadaannya, Lin Qiong menjaga jaraknya. Ditambah lagi, suara yang Yun Luofeng gunakan ketika berbicara ke Yun Xiao kalem, jadi dia tidak mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Ini … " Lin Qiong menggaruk kepalanya, "Tuan, anda tidak ada perempuan di sekitar Anda. Jadi, bawahanmu ini tidak sering mempunyai hubungan dengan wanita juga. Namun, begitu saya selesai dengan satu misi, saya akan sesekali datang ke rumah bordil."

"Apakah kamu mengetahui Chungong Tu?" Yun Xiao mengerutkan kening dan membuat pertanyaan lain.

Lin Qiong benar-benar terperangah. Provokasi apakah yang Tuan dapatkan, hingga mengambil inisiatif sejauh ini hanya untuk bertanya mengenai sesuatu seperti Chungong Tu ini?"

"Tuan, anda mau Chungong Tu?"

"Iya," Yun Xiao menjawab dengan suara yang dalam, "Siapkan satu salinan dari Chungong Tu untukku."

" … " Lin Qiong sangat terkejut dan dia tidak bisa mengeluarkan suara.

Tuan sebenarnya mau membaca Chungong Tu?

Apakah mungkin mata Tuan sudah mulai terbuka?

"Ya, bawahan ini akan melakukan sesuai perintah!" Lin Qiong dengan hormat dan gesit mengepalkan tangannya. Segera setelah itu, Lin Qiong teringat sesuatu, dia berkata, "Tuan, baru saja bawahan ini merasakan ada kemunculan seseorang di belakang gunung Keluarga Yun, saya tidak tahu apakah harus …. "

Tatapan dingin pria itu mendarat di tubuh Lin Qiong, membuat Lin Qiong takut dan seluruh badannya bergetar. Lin Qiong segera menundukkan kepalanya.

"Tolong maafkan bawahan ini!"

Bagaimana Lin Qiong bisa lupa bahwa kekuatan Tuannya sangat kuat? Dengan kekuatan Tuannya, Lin Qiong menduga Tuannya sudah merasakan keberadaan orang lain. Akan tetapi, Tuannya tidak berkata apapun dan menyelidiki alasannya. Dari ini, seseorang dapat menyimpulkan hubungan antara orang tersebut dengan Keluarga Yun!

Namun, Lin Qiong dengan ceroboh mengungkapkan masalah ini! Mengetahui metode dari Tuannya, mustahil bagi Tuanya untuk melepaskan Lin Qiong dengan mudah.

"Kembalilah dan terima hukumanmu." Suara pria itu dingin dan datar, mirip dengan pukulan berat, yang dengan ganas menonjok tubuh Lin Qiong.

"Bawahan ini menerima dekretmu."

Sebuah lapisan keringat dingin muncul di dahi Lin Qiong. Ketika dia berpikir mengenai hukuman yang Tuannya sudah dekritkan, Lin Qiong tidak bisa menahan bulu kuduknya berdiri.

"Ingat, hal yang tidak harus kamu pikirkan, kamu jangan pikirkan!" Setelah mengatakan kata-kata ini, Yun Xiao pergi keluar dari rumah. Ketika Yun Xiao akan melangkah dari pintu rumah, dia berkata, "Setelah membawakan Chungong Tu, kembalilah untuk menerima hukumanmu."

Setelah Yun Xiao menghilang, kedua kaki Lin Qiong menjadi lemah, dan dia terjatuh ke posisi duduk. Lin Qiong dengan parah menampar mulutnya sendiri, wajahnya penuh dengan kekecewaan.

"Terus saja berbicara tanpa dijaga! Bagus, sekarang kau harus kembali untuk hukuman!"

Ruang utama Kediaman Yun

Ada sedikit ketidaksabaran di ekspresi kakek tua itu, dan wajah tuanya yang tenang sedang melihat keluar pintu. Ketika melihat seorang gadis muda yang sangat cantik berjalan menghadap matahari, ekspresi kakek tua itu akhirnya tenang.

Yun Luo menggerakan tangannya ke Yun Luofeng dan berkata dengan ramah, "Feng'er, kemari datang ke Kakek."

Mendengar ini, Yun Luofeng berjalan ke samping Yun Luo. Kemudian, pandangan Yun Luofeng berpindah ke pria berpakaian seragam pengawal kerajaan Putra Mahkota. Yun Luofeng menaikkan alisnya ketika bertanya, "Ada perihal apa Putra Mahkota mengirim anda untuk mencariku?"

"Yang Mulia Putra Mahkota mengirimku untuk mengantarkan sebuah undangan ke Nona Tertua."

Undangan?

Yun Luofeng tercengang, mengambil undangannya dari tangan pengawal kerajaan. Setelah membaca isi dari undangannya, Yun Luofeng terkekeh, "Saya mengerti. Anda bisa kembali dan beritahukan Putra Mahkota bahwa saya akan pergi dan hadir sebentar lagi."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.