Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Kunjungan Putra Mahkota (2)



Kunjungan Putra Mahkota (2)

0

Sang Putra Mahkota?

Alis Yun Luofeng kusut dan dia turun dari tempat tidur. Tapi saat Yun Luofeng sudah berdiri, dia terdiam sebentar.

Jika tidak salah ingat, sebelumnya, Yun Luofeng terpaksa berhenti berlatih karena kehilangan darah, tapi sekarang dia sudah bersih. Pakaian putihnya tidak bernoda dan elegan, seperti baru saja dicuci.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Yun Luofeng tak lagi memikirkan itu karena dia tak mengerti. Yun Luofeng menyeringai dan berkata, "Qingyan, ayo, aku ingin tahu kenapa Putra Mahkota datang ke Kediaman Jenderal."

Tanpa menunggu Qingyan menjawab, Yun Luofeng sudah berjalan keluar dari kamarnya. Beberapa saat kemudian, Qingyan akhirnya pulih dari kagetnya sembari bergegas mengikuti Yun Luofeng, hati Qingyan dipenuhi dengan keraguan.

Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, sejak Nona berusaha bunuh diri, dia seperti orang yang sama sekali berbeda. Bahkan setelah mendengar Sang Putra Mahkota datang untuk berkunjung, Nona tidak sesenang dulu akan tetapi malah memberikan kesan yang aneh.

Di ruangan utama, Jenderal Yun Luo duduk tegak, alisnya mengkerut dan menyimpan sedikit kesedihan.

Di sisi Jenderal Yun Luo ada satu orang tua dan satu orang muda, yang muda terlihat seperti berumur 18 tahun. Dia terlihat tampan, membawa peralatan yang luar biasa, memakai jubah biru dan tubuhnya tegap seperti pedang yang tajam. Seolah-olah dia bisa membunuh seseorang secara tiba-tiba.

Seorang pria tua berdiri di belakang yang lebih muda. Dibandingkan pria muda yang tenang, wajah pria tua itu sangat murka , dengan sinar mata penuh kemarahan yang tak bisa diluapkan.

"Jenderal Yun, Pangeran keluargaku sudah menunggu di sini cukup lama, apa anda tahu kapan putri dari keluargamu akan keluar?"

"Ini…" Yun Luo sedikit ragu, "Aku sudah meminta pelayan memberitahunya, seharusnya tidak lama lagi dia akan tiba."

Tentu saja, Yun Luo tidak bilang pada pria tua itu kalau dia juga menyuruh pelayan untuk tidak mengganggu Yun Luofeng jika dia sibuk dan menunggu sampai Yun Luofeng selesai sebelum memberitahunya untuk menemui Sang Putra Mahkota.

Jadi, ketika Qingyan melihat Yun Luofeng sedang tidur siang, dia menuruti instruksi Yun Luo dan menunggu di dekat Yun Luofeng sampai dia bangun.

"Hmph! Anda bilang begitu belum lama tadi, tapi berapa lama tepatnya kami harus menunggu? Nona Sulung keluarga Yun berani sekali membiarkan Yang Mulia Kerajaan menunggu di sini selama sejam!" Pria tua itu mendengus, berbicara dengan tidak sopan.

Yun Luo mengerutkan kening, dengan pelan mengalihkan matanya ke pria tua itu, "Cucuku sedang ada hal penting yang sedang dikerjakan, jadi aku hanya bisa mengatakan padamu untuk menunggu. Jika kau tidak mau menunggu, kau bisa pergi. Aku tidak akan mengantarmu keluar."

"Kau…" Pria tua itu marah dengan kata-kata Yun Luo sampai wajahnya berubah merah, nadanya tinggi, "seperti yang kita semua tahu, dari pagi hingga malam Yun Luofeng hanya tertarik pada Yang Mulia Kerajaan, Sang Putra Mahkota . Selain mengejar pria, hal apalagi yang harus dia lakukan? Sekarang setelah Putra Mahkota sudah datang, dia berani mempersulit dan tidak keluar? Apakah dengan melonggarkan kendali agar Yun Luofeng bisa mencengkramnya kembali lebih keras.Kalau dengan sengaja berpikir menghindari Yang Mulia Kerajaan bisa membuat Putra Mahkota semakin meliriknya? Dia bahkan tidak ingat apa yang sudah dia perbuat beberapa waktu lalu di siang hari: merenggut paksa pria lain! Itu sangat tidak bermoral! Sungguh tidak tahu malu!"

Kepalan tangan Yun Luo dihantam ke meja, dia memandang pria tua itu dengan dingin, matanya dipenuhi dengan kemurkaan.

"Jing Lin, Yun Luofeng adalah cucu perempuan dari Yun Luo, siapapun tidak boleh mengatakan komentar yang tidak bertanggung jawab seperti itu! Terlebih lagi, bukti apa yang kau punya untuk membuktikan rumor kalau cucuku menyentuh pria lain secara paksa itu benar? Berdasar dari kata-kata sepihak pria itu? Jika aku dengar kau mengucapkan satu kalimat tentang Yun Luofeng lagi, aku akan mengerahkan jutaan prajuritku menginjak-injak kediamanmu! Lagipula, aku sudah pernah melakukan hal seperti ini, aku tidak segan segan melakukannya lagi untuk yang kedua kalinya!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.