Mahakarya Sang Pemenang

Satu Kali untuk Setiap Gol



Satu Kali untuk Setiap Gol

0Ibisevic akhirnya mencetak gol. Para reporter yang menonton pertandingan mengira mereka tidak perlu cemas tentang apa yang akan mereka tulis di dalam artikel mereka nantinya.      

Tapi penampilan pria Bosnia itu masih belum berakhir.      

Dia melakukan tembakan jarak jauh yang hampir merobek gawang lawan menjelang akhir babak pertama. Bola itu hanya menyerempet tiang gawang dan melesat keluar.      

Kali ini, komentator tidak lagi mengejek kemampuan menembaknya yang buruk. Melainkan, dia berseru, "Dia hampir mencetak gol untuk yang kedua kalinya!"     

Para pemain Nottingham Forest mengucapkan selamat kepada Ibisevic selama jeda turun minum saat akhirnya dia bisa memecahkan kebuntuan golnya. Lalu mereka membahas dengan penuh semangat tentang taruhan antara boss dan Carl Spicer. Mereka mendorong Ibisevic untuk menang. Semua orang menantikan tampilan botak Carl Spicer.      

Twain tersenyum saat dia melihat para pemain memanfaatkan jeda turun minum untuk bersenang-senang. Dia merasa bahwa pertandingan ini sudah mereka menangkan, dan tidak ada kata-kata lain yang perlu ditambahkan. Norwich City dan Nottingham Forest pada dasarnya tidak berada di level yang sama. Mereka takkan bisa mencegah tim Forest untuk menang di kandang mereka setelah unggul dua gol.      

Nottingham Forest sedikit melambat di awal babak kedua dan bergerak mundur.      

Mereka melakukan ini karena Twain tahu bahwa Norwich City, yang bertanding di kandang, jelas akan meluncurkan serangan balik. Mereka tidak peduli dengan perbedaan kekuatan antara kedua tim. Yang mereka tahu hanyalah "dihabisi" di kandang mereka sendiri bukanlah hal yang menyenangkan.      

Sekarang adalah giliran tim Forest untuk terus memperlebar selisih gol. Selama Norwich City ingin menyerang, maka mereka akan meninggalkan celah di lini belakang. Setelah tim Forest memanfaatkan satu atau dua peluang, mereka bisa mengakhiri pertandingan ini lebih awal.      

Ini juga merupakan salah satu taktik yang biasa digunakan Nottingham Forest – mendapatkan keunggulan dalam pertandingan tandang dan kemudian bergerak mundur untuk memancing lawan menyerang mereka sambil menunggu peluang untuk menyerang balik. Selama mereka bisa unggul lebih dulu, taktik ini sudah teruji.      

Seperti yang diduga, Norwich City mulai menyerang. Mereka benar-benar perlu mencetak gol – tidak ada tim yang ingin kalah di kandang sendiri, apalagi kalah tanpa bisa mencetak gol satupun.      

Nottingham Forest dengan sabar menghalangi Norwich City di lini tengah dan lini belakang.      

Pertandingan belum memasuki menit ke enam puluh tujuh saat George Wood merebut bola dan melakukan kombinasi satu-dua dengan Cohen, bola dioper ke Eastwood di depan.      

Para pemain Norwich City bergegas mundur untuk bertahan, dan Eastwood tidak memberikan peluang bagi mereka. Dia mengoper bola ke Bentley di sisi yang lain.      

Bentley menendang dan memberikan umpan silang.      

Di tengah lapangan, Ibisevic bergerak maju dengan kecepatan tinggi, melompat tinggi dan melakukan sundulan yang kuat dan akurat!     

Kiper Norwich City, Ward, masih belum sempat bereaksi --- saat Bentley menerima bola, dia melirik ke arah gawang sementara Ibisevic masih berada diluar kotak penalti...      

"GOOOOL!!! Gol yang bersih dan indah! Dengan serangan balik yang cepat, Nottingham Forest kembali menunjukkan kemahiran mereka dengan serangan satu-dua yang cepat. Dan Ibisevic memasukkan bolanya ke gawang. Dia muncul di tempat dan waktu yang tepat. Gol itu tidak sulit baginya!"     

"Ini adalah gol keduanya dalam pertandingan ini! Luar biasa, dia belum mencetak gol dalam empat pertandingan berturut-turut dan telah dikritik sebagai pemain yang tidak bisa mencetak gol. Aku sama sekali tidak menduga dia akan tampil bagus di pertandingan ini!"     

Setelah mencetak gol, Ibisevic kembali berlari ke kamera dan melakukan isyarat perayaan yang sama seperti saat dia mencetak gol pertama. Lalu dia dipeluk oleh rekan-rekannya yang sangat gembira.      

※※※      

Twain melakukan tos dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya untuk merayakan gol itu. Lalu dia melirik sekilas ke arah boks pers di tribun dan berkata pada Dunn yang ada disampingnya, "Kalau aku tahu Ibisevic akan mencetak gol di pertandingan ini, aku akan mengirimkan tiket untuk Carl Spicer. Aku penasaran apakah dia menonton siaran langsung pertandingan ini? Aku sudah mengamankan sepersepuluh kemenangan! Ha ha!"     

"Entah dia menang atau kalah, tujuan Spicer sudah terpenuhi – dia jadi terkenal gara-gara semua orang membesar-besarkan itu." kata Dunn pada Twain.      

"Aku tidak peduli apa tujuannya. Aku hanya ingin membuatnya tampak konyol." Twain mengangkat bahu dan melingkarkan lengannya di leher Fleming, dokter tim yang berdiri disampingnya.      

※※※     

Setelah gol kedua Ibisevic memberikan keunggulan tiga gol bagi Nottingham Forest, mereka sedikit mengendurkan kewaspadaan dan menjadi kurang agresif dalam menyerang. Mereka bahkan tidak berusaha untuk memanfaatkan sejumlah peluang. Pertandingan itu mengalami kebuntuan di lini tengah.      

Twain melihat waktu pertandingan. Tanpa terasa, waktu sudah hampir mencapai tujuh puluh lima menit.      

Dia melangkah ke pinggir lapangan, berdehem, dan berteriak ke arah lapangan, "Ibi! Ibi!"     

Ibisevic mendengar suara teriakannya dan menoleh ke pinggir lapangan.      

"Apa kau sudah lelah?" tanya Twain dengan suara keras. "Kau mau aku menggantimu?"     

Ibisevic menggelengkan kepalanya dan memberinya isyarat kalau dia masih bisa lari. Dia telah menemukan kondisi terbaiknya setelah bersusah payah. Dia tidak ingin digantikan lebih awal.      

"Kalau begitu terus cari peluang untuk mencetak gol!" Twain mengayunkan kepalan tangannya. "3:0 masih belum cukup!"     

Setelah memberikan instruksi kepada Ibisevic, Twain membentuk corong di depan mulutnya dan berteriak, "Tunjukkan lebih banyak semangat! Jangan menahan diri kalian di depan lawan yang seperti ini! Cetak sebanyak mungkin gol untukku!!"     

Suaranya nyaring. Tidak hanya fans Norwich City yang duduk di belakang area teknis yang mendengarnya, anggota unit pelatih Norwich City yang berada tidak jauh darinya dan para pemain Norwich City yang berada dekat dengan pinggir lapangan juga bisa mendengarnya.      

Hal ini tiba-tiba saja memunculkan rasa marah karena telah "diremehkan!"     

Fans Norwich City di belakang area teknis tim tamu mulai ribut dan mengubah taktik mereka untuk mencaci Twain, sambil mengirimkan pesan pada para pemain di lapangan, "Kita diremehkan, dan kalian masih bermain seperti setengah tidur! Bangkitkan semangat kalian! Masukkan setidaknya satu gol ke gawang keparat-keparat Nottingham Forest itu!"     

Manajer Norwich City, Worthington, tampak marah dan jijik dengan cara arogan Tony Twain yang membuat pernyataan di depan umum seperti itu. Sebagai manajer tim Liga Premier, dia tidak bisa menerima hinaan seperti ini.      

Dia harus melawan balik dan membuat bajingan itu, Twain, tahu di kandang siapa dia berada saat ini!     

Dia mulai memberikan misi pada tim dan menurunkan dua pemain penyerang, menunjukkan bahwa dia ingin mencetak gol di kandangnya sendiri!     

Kalau semua orang tahu apa yang dipikirkannya sebelum pertandingan ini, mereka akan menganggap pemikirannya saat ini sangatlah menyedihkan --- sebelum pertandingan, dia ingin setidaknya mendapatkan satu poin di kandang. Dengan sedikit keberuntungan, tidak akan sulit untuk mengalahkan Nottingham Forest yang hanya punya satu striker untuk mencetak gol...      

Tim Norwich City menggila seperti sekumpulan anjing liar yang mengamuk di kandang, mulut mereka berbusa dan meraung sambil menerkam ke arah gawang yang dijaga Akinfeev.      

Jadi, saat Ibisevic mencetak gol keempat ke gawang mereka, baru saat itulah mereka sadar bahwa mereka semua telah ditipu oleh Tony Twain!     

※※※     

Inilah yang terjadi pada saat itu...      

Segera setelah mereka melihat seluruh tim Norwich City mulai bersemangat dan bergerak maju untuk menyerang seolah-olah baru menelan stimulan, tim Nottingham Forest segera mundur dengan koordinasi serentak dan memadatkan pertahanan mereka. Mereka tidak memberikan peluang bagi Norwich City dan sekaligus memberikan kesan bahwa Nottingham Forest tidak ingin menyerang setelah unggul tiga gol. Dengan hanya sepuluh menit tersisa, akan terlalu berat dan tak ada gunanya kalau mereka menyerang sekuat tenaga.      

Itulah yang biasanya dirasakan oleh sebagian besar tim.      

Norwich City tidak mencurigai apapun. Mereka hanya ingin mencetak gol di kandang untuk menyelamatkan muka mereka. Oleh karena itu, mereka tidak mempedulikan celah yang terbentuk di lini belakang. Dari mulai striker sampai bek, mereka semua bergerak maju dan menyerang.      

Dalam dua kesempatan, saat mereka mendapatkan dua tendangan sudut untuk timnya melalui serangkaian bombardir serangan di depan gawang Forest, kiper mereka, Ward, bahkan berlari hingga hampir berdiri di dekat lingkaran tengah, seolah-olah dia sedang menimbang-nimbang apakah dia akan ikut menyerang...      

Semua orang di stadion Carrow Road tidak menyadari betapa bahayanya situasi ini dengan hanya lima menit tersisa di dalam pertandingan.      

Akhirnya, di menit ke delapan puluh tujuh, Nottingham Forest mendapatkan peluang setelah Norwich City menyerang mereka dan Akinfeev menangkap bola lalu segera menendangnya untuk meluncurkan serangan.      

Tiago tidak menahan bolanya terlalu lama di lini tengah. Dia bahkan tidak sempat menyesuaikan bola di kakinya dan langsung mengirim bola ke Bentley. Lalu Bentley melakukan operan langsung.      

Ibisevic memasuki wilayah lawan dari sayap dan dia tidak offside!     

"Tidak offside! Sama sekali tidak offside!" Komentator terus berteriak. Sekarang Ibisevic telah menerima operan Bentley dan dia menggiring bola ke arah gawang yang dijaga Ward! Dia berlari sendirian melewati wilayah musuh!     

Saat para pemain Norwich City, yang menunggu di depan untuk mendapatkan peluang menyerang, menoleh dan melihat bukan rekan mereka yang mendapatkan bola, melainkan pemain Nottingham Forest, mereka sangat terkejut.      

Tapi, pemain Norwich City terdekat berjarak dua puluh meter jauhnya dari Ibisevic, bagaimana mungkin mereka bisa menyusulnya?     

Sekelompok pemain berusaha mengejar dengan sia-sia, sambil melihat Ibisevic berlari menjauh dan semakin dekat dengan gawang.      

Ward menyerangnya dengan gagah berani tapi dia melompat dan terjatuh berkat gerak tipu Ibisevic. Di hadapan Ibisevic adalah sebuah gawang yang terbuka lebar, tanpa halangan dan seolah sudah menunggunya.      

Tanpa ragu, Ibisevic memasukkan bolanya ke dalam gawang.      

"Hat-trick!!! Oh, ya Tuhan! Ini terlalu... luar biasa!" Komentator itu bangkit dari kursinya, dia mencondongkan tubuhnya untuk melihat langsung ke arah lapangan di bawahnya. Mulutnya ternganga lebar. Dia tidak percaya dengan apa yang barusan dilihatnya.      

Tidak hanya komentator itu yang tidak bisa mempercayainya, bahkan kubu Nottingham Forest juga gempar – mereka mengira Ibisevic melakukan terobosan dengan mencetak dua gol di pertandingan ini. Mereka sama sekali tidak menduga kalau dia akan mencetak hat-trick!     

Mencetak dua gol tidak bisa dianggap baru. Sebuah hat-trick hanya bisa terjadi secara kebetulan.      

Bahkan Tony Twain memegangi kepalanya dan tertawa tak percaya.      

Ibisevic berlari ke depan kamera untuk yang ketiga kalinya setelah berhasil mencetak gol dan membuat isyarat perayaan yang sedikit berlebihan.      

"Apa ini benar-benar Ibisevic, yang sudah 'mencetak gol seumur hidupnya dalam satu musim?' Sebuah hat-trick! Semoga dia tidak hanya tampil luar biasa di pertandingan ini saja... Kalau dia terus tampil bagus di setiap pertandingan, Tony Twain akan bangun sambil tertawa setiap kali dia bermimpi!"     

"Norwich City secara kolektif terus bergerak maju di menit-menit terakhir dan ingin mencetak setidaknya satu gol. Tapi mereka sama sekali tidak menduga Nottingham Forest akan memanfaatkan peluang ini. Mereka benar-benar lupa siapa lawan yang mereka hadapi. Itu bukan tim lain, melainkan tim Nottingham Forest milik Tony Twain! Kalian tidak boleh melonggarkan penjagaan terhadap gawangmu kalau kalian bermain melawan mereka! Kalau tidak, seperti inilah pertandingan akan berakhir..."     

Dia benar. Saat ini, hanya ada suara sorakan dari fans tim tamu di Stadion Carrow Road. Fans tim tuan rumah sudah kehilangan suara mereka. Mereka memang sempat mencaci dan mengutuk Tony Twain yang arogan dan licik tapi sama sekali tidak menduga kalau mereka akan kembali kebobolan. Orang-orang pertama yang bisa menenangkan diri mereka menduga bahwa 'olok-olok' dengan suara nyaring yang bisa didengar semua orang tadi adalah penggunaan taktik psikologis yang disengaja oleh Tony Twain. Dia hanya ingin membuat orang-orang Norwich City kehilangan ketenangan mereka dan memberikan kesempatan bagi Nottingham Forest untuk mencetak setidaknya satu gol lagi...      

Pria mengerikan itu! Dia masih belum puas meski sudah unggul tiga gol. Keinginan dan hasratnya untuk mengejar kemenangan dan gol seolah tak ada habisnya. Kapan dia akan berhenti? Dia mungkin akan berhenti bukan setelah dia merasa puas, melainkan karena... dia sudah mati.      

Setelah mengungkapkan rasa terkejutnya atas hat-trick Ibisevic, Twain merayakannya dengan senang bersama orang-orang di pinggir lapangan.      

Para fans Norwich City yang sudah kembali tenang memang menebaknya dengan benar. Komentar keras Twain dari pinggir lapangan tadi memang sengaja dilakukan untuk memprovokasi lawan, membuat mereka menyerang dan meninggalkan pertahanan mereka begitu saja.      

Dia merasa tidak cukup hanya mencetak tiga gol saat melawan tim seperti Norwich City... Tim mereka membutuhkan kemenangan besar untuk mendorong dan memotivasi semangat juang mereka.      

Dia merasa sedikit puas dengan ... empat gol.      

※※※     

Pertandingan berakhir seperti ini. Norwich City benar-benar dihabisi di kandang oleh Nottingham Forest. Skor 4:0 bukan hanya kegagalan biasa, melainkan benar-benar kehilangan muka.      

Usai pertandingan, Tony Twain menjadi karakter pendukung. Tokoh utamanya adalah striker Bosnia, Ibisevic, yang berhasil mencetak hat-trick.      

Dinobatkan sebagai pemain terbaik di pertandingan ini, Ibisevic memegang sebotol sampanye yang diperolehnya sebagai hadiah saat dia dikelilingi para reporter di zona umum. Para reporter penasaran dengan alasan dibalik terobosannya ini.      

Ibisevic tidak menawarkan penjelasan baru. Dia hanya berkata, "Manajer Twain telah memberiku kepercayaan diri untuk berada di starting lineup selama lima pertandingan berturut-turut. Dia sudah berada dibawah banyak tekanan. Aku merasa harus melakukan sesuatu untuk membantunya meringankan tekanan itu, jadi aku mencetak gol."     

Pierce Brosnan menyeruak dan bertanya, "Bisakah kau mengatakan sesuatu tentang aksi perayaanmu tadi? Apa artinya itu karena kau tidak pernah melakukan itu sebelumnya di Jerman? Aku melihat kau melakukan aksi perayaan yang sama untuk ketiga golmu tadi..."     

Ibisevic mengingat ekspresi Twain dan tertawa, "Sebenarnya itu adalah aksi untuk tamparan di wajah. Aku hanya melebih-lebihkannya sedikit."     

"Tamparan di wajah?" Kerumunan reporter itu saling pandang dengan tatapan kosong -- aksi perayaan macam apa itu?     

"Kenapa tamparan di wajah?" Seorang reporter untuk The Sun bertanya, "Siapa yang kau tampar?"     

"Seseorang mengatakan aku tidak bisa mencetak dua puluh gol dalam satu musim, jadi aku akan memberinya satu tamparan di wajah untuk setiap gol yang kucetak," Ibisevic masih terus tertawa dan menambahkan, "Setidaknya dua puluh kali."     

Mendengarnya mengatakan itu, semua reporter itu gempar.      

Pierce Brosnan mendengar komentar itu dan menghela nafas panjang dalam hati --- ah, dia adalah pemuda yang baik, dan dia sudah dirusak oleh contoh-contoh buruk setelah bergaul dengan Tony Twain selama lebih dari sebulan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.