Mahakarya Sang Pemenang

Aksi Ronaldo



Aksi Ronaldo

0Pertandingan mengalami kebuntuan selama lima belas menit. Manchester United mendominasi permainan dengan keunggulan yang hampir absolut di lapangan tapi mereka tidak berhasil mencetak gol karena keberuntungan mereka tidak bagus.      

Twain tidak mengira kalau timnya akan mengalami kesulitan yang sedemikian berat di Old Trafford dan dia merasa sedikit kesal karenanya.      

Tidak ada gunanya terus bertahan saat mereka menghadapi serangan Manchester United. Kalau tim Forest tidak bisa melawan balik, perlahan mereka akan dihabisi oleh Manchester United.      

Tapi bagaimana dia bisa meredam aksi Ronaldo yang kondisinya sedang bagus...      

※※※     

Cristiano Ronaldo hampir mundur ke lini tengah untuk mendapatkan bola. Para pemain Nottingham Forest memaksanya bergerak keluar dari posisinya, jadi dia memanfaatkan situasi ini dan berlari mundur untuk menerima operan bola. Setelah dia mendapatkan bola, dia menggunakan kelincahan kakinya yang luar biasa untuk menerobos lini pertahanan tim Forest.      

George Wood merasa dia kesulitan menghentikan Ronaldo jika dibandingkan dengan musim lalu. Ini bukan karena kelincahan kaki Ronaldo. Justru sebaliknya, kelincahan kaki pria Portugis itu jadi semakin praktis. Dia tidak lagi membenamkan diri dalam menggiring bola, dia sudah tahu kapan harus mengoper dan kapan harus menembak. Keragaman aksi serangnya inilah yang membuatnya semakin sulit untuk dijaga.      

Saat George Wood melihatnya bergerak maju sambil membawa bola, dia melihat ke kiri dan kanan untuk mengecek posisi rekan setim dan pemain lawan sebelum kemudian bergerak maju untuk menghadapinya. Meski Twain tidak menyuruhnya untuk menjaga Ronaldo, saat ini pemain itu berada di zona pertahanannya, jadi bagaimana mungkin dia akan menghindar dari kesempatan untuk menghadapinya?     

Dia bergerak maju untuk merebut bola Ronaldo, tapi Ronaldo mengoperkan bolanya, tidak ingin berkutat dengan George Wood.      

Ronaldo berlari dan melewati Wood tanpa membawa bola. Setelah dia kembali menerima bola dari rekan setimnya, dia berhasil menghalangi Wood di belakangnya. Sekarang setelah dia berada di zona berbahaya, dia menduga kalau Wood takkan berani melakukan pelanggaran dengan mudah.      

Wood memang tidak berani melakukan pelanggaran. Dia ingin menyodok bola dari belakang, tapi Ronaldo melindungi bolanya dengan baik sambil menggiringnya, jadi Wood tidak bisa menemukan waktu yang tepat untuk melakukan aksinya. Setelah merasa sedikit ragu, Ronaldo menemukan sebuah celah untuk masuk ke dalam kotak penalti.      

Kali ini, dia tidak berani melakukan pelanggaran meski dia ingin melakukannya.      

Pepe bermaksud untuk memotong bola Ronaldo saat dia baru mulai memasuki kotak penalti. Dia sama sekali tidak mengira Ronaldo maswih bisa mengontrol bola di area sempit semacam ini. Tak peduli berapa banyak orang yang ingin merebut bolanya, mereka tidak bisa melakukannya! Dan karena mereka berada di kotak penalti, pemain bertahan harus berhati-hati. Kekuatan yang digunakan untuk merebut bola tidak cukup kuat, karena itulah tidak mudah untuk bisa merebut bola dengan sukses.      

Ronaldo mendekati celah yang dilihatnya dan tiba-tiba saja mengangkat kakinya untuk menembak. Meski tendangannya tidak keras, sudutnya cukup berseni.      

Garis pandang Edwin van der Sar terhalang oleh kerumunan pemain. Dia harus melompat ke depan untuk menepis bola menggunakan ujung jari-jarinya!     

"Wooow! Kondisi Cristiano Ronaldo terlihat bagus hari ini! Dia, sendirian di kotak penalti, telah menarik perhatian semua kekuatan pertahanan Nottingham Forest, tapi dia masih bisa menembakkan bola dan itu sebuah tembakan yang berkualitas pula. Kalau saja kondisi Edwin van der Sar sedang tidak prima, Manchester United pasti sudah memimpin dengan 1:0!"     

Ronaldo mengangkat kepalanya saat dia mendesak keluar dari kerumunan, bersiap untuk menyundul tendangan sudut. Dengan tinggi badan 1.89 meter, dia tidak kalah dari para bek tengah. Selain sundulannya yang luar biasa, dia benar-benar ancaman di depan gawang tim Forest.      

Pepe meraih George Wood dan menunjuk ke arah Ronaldo untuk memintanya menjaga pemain nomer 7 Manchester United itu.      

Wood tidak menolak dan berdiri di hadapan Ronaldo.      

Pria Portugis itu memandang ke arah Wood, tapi tidak menggunakan tangannya untuk mendorongnya. Keduanya hanya saling pandang. Sebuah pertahanan yang 'ramah' terhadap tendangan sudut tidak akan bisa dipahami oleh orang lain.      

Setelah bola ditendang, Wood dan Ronaldo bergerak di saat yang hampir bersamaan. Wood berusaha menahan Ronaldo, sementara Ronaldo berusaha untuk mendorong Wood menjauh.      

Kedua pemain itu saling berkutat dan melompat untuk hal yang sia-sia saja. Tendangan sudut Manchester United tidak dilakukan dengan baik dan bolanya langsung mengarah ke garis akhir...      

※※※     

Aksi Ronaldo barusan membuat seluruh tim Forest jadi gugup. Kapanpun dia mendapatkan bola, setidaknya akan ada tiga orang di sekelilingnya untuk mencegahnya menerobos dengan mudah. Lini tengah tim Forest jadi sangat ramai. Dikepung oleh tiga pemain lawan adalah hal yang normal bagi Ronaldo. Sebagai salah satu pemain penyerang yang kuat, dia layak mendapatkan perlakuan ini.      

Para pemain Forest memang berhasil menjaga ketat Ronaldo, tapi mereka mulai melupakan seorang pemain yang lain.      

Saat Ronaldo dihadang oleh blokade tim Forest, dia tidak memilih untuk menerobos secara individu atau mengangkat kakinya untuk menembak, melainkan mengoper bolanya ke kiri.      

Wayne Rooney menerima operan itu darinya.      

Hanya Rafinha yang ada di depan Rooney.      

Sebagai akibat dari penampilan aktif Ronaldo, Nottingham Forest tanpa sadar telah menggeser fokus pertahanan mereka dari sayap ke lini tengah dan hanya diarahkan pada Ronaldo saja. Bahkan ada kalanya Beckham perlu bergerak mundur ke tengah untuk membantu pertahanan.      

Setelah Rooney mendapatkan bola, tidak ada pemain Forest yang bisa menghalanginya.      

Menghadapi Rafinha yang kuat dalam menyerang tapi lemah dalam bertahan, Rooney tetap tidak menyepelekannya. Setelah melakukan gerak tipu yang membuat Rafinha menggeser pusat keseimbangan tubuhnya, dia mempercepat larinya untuk menerobos. Rafinha bereaksi dengan cepat. Saat dia melihat Rooney melewatinya, dia segera berbalik untuk menyekop kakinya. Bahkan melakukan pelanggaran akan lebih baik daripada membiarkan Rooney lolos dengan mudah.      

Bocah Inggris itu seolah punya mata di belakang kepalanya. Saat Rafinha bergerak mendekat, dia melompat. Rafinha tidak berhasil menyekop bola, tapi dia sedikit mengenai kaki Rooney.      

Rooney tersandung, tapi dia bisa segera menyesuaikan diri, berkat kebugaran fisiknya yang luar biasa dan kemudian terhuyung ke arah bola. Pepe sudah bergegas maju dari kotak penalti. Sementara itu, Beckham juga berlari mendekat dari lini tengah untuk membantu pertahanan.      

Dia baru akan mendorong Rooney ke pinggir lapangan, tapi tiba-tiba saja Rooney mengoper bolanya ke tengah.      

Ronaldo, Scholes, dan Hargreaves semuanya berada di dalam kotak penalti. Pique, Bale, Wood dan Rafinha baru saja berlari kembali ke kotak penalti Forest.      

Operan Rooney memicu kekacauan di depan gawang.      

Ronaldo baru akan berlari dan menerima bola saat dia merasakan seseorang menyentuh bahunya dan mendorongnya ke depan. Tiba-tiba saja dia memiliki gagasan dan jatuh terjungkal.      

Ronaldo, yang terjungkal, mendorong Pique yang ada di depannya hingga jatuh.      

Semuanya jadi kacau di kotak penalti. Bola terbang ke dekat gawang di tengah kekacauan itu dan tidak ada pemain yang menyentuhnya!     

Para fans Manchester United tampak senang saat mereka melihat Ronaldo jatuh ke tanah dan mendengar wasit meniup peluitnya.      

Wasit pertandingan berlari ke dalam kotak dan menunjuk ke ... titik penalti!     

※※※     

"Sialan!" Twain melihat apa yang terjadi dan merasa sangat marah. "Itu tadi jelas pura-pura! Wasit itu sudah buta!"     

Di area teknis dekat sana, Ferguson berdiri di pinggir lapangan, tersenyum dan bertepuk tangan. Dia tidak peduli apakah itu tadi hanya pura-pura, selama wasit memberikan hukuman penalti, maka Nottingham Forest-lah yang melakukan pelanggaran.      

Suara sorakan keras terdengar dari tribun Stadion Old Trafford, menenggelamkan suara cemoohan dari para fans Nottingham Forest. Keunggulan bermain di kandang terlihat nyata.      

Di lapangan, para pemain Nottingham Forest berdebat dengan wasit di tengah suara sorakan para fans Manchester United. Berulangkali menepukkan tangannya, Bale berusaha menjelaskan kepada wasit bahwa dia tidak mendorong siapa-siapa, dan itu tadi hanyalah kontak fisik yang normal. Sentuhannya tidak cukup kuat untuk bisa menjatuhkan Ronaldo.      

Tapi wasit masih tetap menggelengkan kepalanya dan berdiri di titik penalti. Dia tidak akan mengubah keputusannya.      

Tony Twain, yang merasa marah, menunjuk ke arah kelompok pemain Manchester United yang saling berpelukan dan merayakan di dekat pinggir lapangan lalu meraung, "Pembohong! Ronaldo, dasar pembohong tak tahu malu!"     

Ronaldo memiliki reputasi buruk karena sering berpura-pura dilanggar oleh lawan. Twain tidak peduli meski dia melecehkan pemain itu terang-terangan di wilayah lawan.      

Ferguson sedikit mengernyit saat dia mendengarnya. Ofisial keempat juga tertarik saat mendengar teriakannya.      

"Tn. Tony Twain, tolong tenangkan diri Anda. Saya memperingatkan Anda, jangan sampai Anda diusir ke tribun karena masalah ini."     

Twain tahu apa yang dikatakan oleh pria itu bukan lelucon. Dia menyeringai dan berhenti berteriak. Dia membalikkan badan menghadap ke area teknis dengan punggung menghadap lapangan. Dia tidak ingin melihat perayaan para pemain Manchester United.      

※※※     

Cristiano Ronaldo dikelilingi oleh rekan-rekan setimnya. Terdengar suara teriakan kegembiraan di sekelilingnya, dan dia sama sekali tidak tahu apa yang diteriakkan oleh Twain dari pinggir lapangan, tapi itu tidak jadi masalah. Setelah pertandingan usai, seseorang akan memberitahunya apa yang terjadi di pinggir lapangan. Lalu media bisa menonton dalam jarak aman dan mendapatkan hadiah saat kedua tim saling berkelahi.      

Protes para pemain Nottingham Forest tidaklah efektif, dan hukuman penalti itu takkan berubah. Mereka hanya bisa menerima hasil ini, tapi saat beberapa orang melangkah keluar dari kotak penalti, mereka menatap Ronaldo dengan tajam. Ronaldo mengambil bola dan bersiap untuk melakukan tendangan penalti.      

Diantara mereka, Gareth Bale, "si pelanggar", tak mengalihkan tatapannya yang terus terpaku pada Ronaldo.      

Ronaldo tahu bahwa dia tidak peduli apakah tatapan orang lain kepadanya tampak ramah atau tidak. Dia membawa bola ke titik penalti dan meletakkan bola di atasnya.      

"Ronaldo telah mencetak tiga puluh gol di turnamen liga dan saat ini berada di puncak peringkat striker. Tapi kelihatannya dia tidak ingin mengakhiri kegemarannya mencetak gol. Tak diragukan lagi dia akan menjadi pemain terbaik musim ini kalau dia bisa membantu Manchester United mengalahkan Nottingham Forest dan mengambil piala juara liga. Sebagai seorang gelandang, dia telah mencetak total empat puluh gol dalam satu musim. Ini adalah hasil yang sangat luar biasa! Apakah Ferguson mengira bahwa Ronaldo akan bisa memberikan ancaman yang lebih besar bagi lawan kalau diturunkan di lini depan sebagai striker dalam pertandingan ini?"     

Keriuhan di stadion Old Trafford akhirnya mereda. Ronaldo menegakkan tubuhnya dan bergerak mundur, bersiap untuk melakukan tendangan penalti. Dia berdiri dengan kedua kaki sedikit terbuka dan meletakkan tangannya di pinggang sambil menatap ke arah gawang. Dia menarik nafas dan menghembuskan nafas secara kontinyu. Ini adalah salah satu posenya yang biasa sebelum dia mengeksekusi tendangan penalti.      

Edwin van der Sar menatap bola sambil berdiri di tengah gawang dengan lengan terbuka lebar. Tinggi badang dan panjang lengannya memungkinkan dirinya untuk menutupi hampir separuh gawang.      

Kemampuannya dalam mengagalkan tendangan penalti telah meningkat pesat sejak dia berhasil mengalahkan Arsenal dalam adu penalti di pertandingan semifinal Liga Champions musim 05-06 yang membantu timnya melaju ke babak final Liga Champions.      

Dan...      

"Kelihatannya Ronaldo akan mengeksekusi tendangan penalti yang diperolehnya. Dia gagal melakukan tendangan semacam ini saat adu penalti di semifinal Liga Champions melawan Chelsea. Aku penasaran apakah kali ini dia akan punya peluang untuk menghilangkan rasa malunya?"      

Tendangan penalti Cristiano Ronaldo baru-baru ini meleset saat adu penalti di sebuah pertandingan penting dan timnya tereliminasi dengan tragis. Emosinya pasti masih berfluktuasi. Dia akan melakukan tendangan ini karena dia ingin menghilangkan bayangan kegagalannya saat itu. Tapi kalau dia terburu-buru dan kecepatan tendangannya rendah, semakin dia menginginkannya, semakin kecil kemungkinannya untuk berhasil.      

Jadi, meski tim Forest mendapatkan hukuman yang sangat buruk, situasinya mungkin tidak segenting itu.      

Saat Edwin van der Sar merentangkan kedua tangannya di depan gawang, jantung Twain yang berdegup liar mulai sedikit tenang.      

Dengan pengecualian Edwin van der Sar dan Ronaldo, semua orang lainnya berada diluar kotak penalti.      

Wasit meniup peluitnya untuk mengisyaratkan bahwa Ronaldo bisa mulai menendang.      

Ronaldo menarik nafas panjang dan mulai berlari, sementara Edwin van der Sar mencoba menilai arah tendangannya.      

Ronaldo berhenti berlari dan mengayunkan kakinya untuk menembak! Edwin van der Sar melompat ke samping!     

Bola itu menghantam lengan van der Sar dan memantul balik, tapi komentator dan fans Nottingham Forest masih belum bisa bersorak gembira, karena bahaya masih belum hilang.      

Bola yang memantul dari Edwin van der Sar kembali ke depan Ronaldo, yang masih merasa kesal....     

Mungkinkah aku gagal dalam melakukan tendangan penalti lagi?     

Ronaldo sedang kesal saat dia melihat bolanya memantul kembali.      

Dia membeku selama kurang dari sedetik, mengangkat kepalanya dan melihat Edwin van der Sar masih melayang di udara, memandang ke arahnya dengan tatapan putus asa.      

Dia tersenyum.      

Dia mengangkat kakinya untuk menembak...      

"Goool!! Manchester United berhasil memimpin! Manchester United memimpin di kandang mereka setelah dua puluh satu menit! Ah, ah, ah... Tapi kita seharusnya tidak heran dengan skor ini. Tinggal masalah waktu sebelum Manchester United bisa unggul mengingat apa yang terjadi dalam dua puluh menit pertama pertandingan ini! Nottingham Forest sama sekali tak punya peluang. Mereka hanya bisa dikalahkan dengan pasif! Mungkin Tony Twain ingin mengatakan sesuatu tentang tembakan penalti ini, tapi dia tidak bisa menyangkal skornya!"     

Sorakan yang menggemuruh terdengar di stadion Old Trafford. Kata-kata komentator itu kembali memicu kemarahan Twain, tapi saat dia mulai menenangkan diri, dia harus mengakui bahwa pria itu benar. Nottingham Forest sama sekali tidak punya keunggulan dalam dua puluh menit pertama, belum lagi mereka tidak bisa menampilkan gaya bermain mereka yang biasa. Bagaimana mungkin mereka bisa berharap untuk mengalahkan Manchester United dalam pertandingan tandang?     

Dia memunggungi lapangan dan mendengar suara sorakan yang berasal dari segala arah, tahu bahwa Manchester United unggul atas mereka. Bukannya berbalik, dia terus menghadap ke arah area teknis. Dunn dan Kerslake bisa melihat ekspresi wajahnya yang semakin muram.      

Dia menekankan tangannya ke pagar pembatas area teknis, mengepalkan tangannya, membuat buku-buku jarinya memutih. Ekspresinya tampak jelek saat dia menggertakkan giginya dan mengeluarkan suara geraman rendah, bergemuruh seperti gelombang guntur dari kejauhan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.