Mahakarya Sang Pemenang

Kalian Adalah Pemain Inter Milan! Bagian 2



Kalian Adalah Pemain Inter Milan! Bagian 2

0Durasi jeda turun minum berjalan sangat lambat bagi para pemain Inter Milan; bagi mereka, ini adalah waktu dimana mereka harus menerima teguran dari manajer dan merasakan tekanan yang besar dari ekspektasi fans mereka. Siapa suruh mereka menjadi klub papan atas? Berkebalikan dengan ini, para pemain Nottingham Forest merasa waktu berjalan dengan cepat. Dengan suasana rileks dan senyum masih tersungging di wajah mereka, babak kedua akan segera dimulai.     

Tang En bersandar di kursi manajer dan menyilangkan kakinya. Selama timnya terus bertahan seperti ini, Inter Milan pasti akan terus menekan untuk bisa menyamakan skor secepat mungkin. Setelah mereka berhasil menyamakan skor, mereka akan punya cukup waktu untuk membalikkan skor. Saat hal itu terjadi, beragam celah akan terbentuk di lini belakang Inter Milan. Albertini akan bisa memanfaatkannya dengan memberikan umpan panjang dan Anelka akan mendapatkan peluang untuk kembali menjadi sorotan, dan mengakhiri pertandingan!     

Semuanya terkendali. Tang En percaya hal itu akan terjadi.      

"Babak kedua pertandingan baru saja dimulai, dan sama sekali tidak berbeda dari babak pertama. Inter Milan meluncurkan serangan yang bertubi-tubi ke area penalti Forest sementara Nottingham Forest menjadi lebih mantap untuk terus bertahan setelah berhasil memimpin. Meski hal ini tidak terlihat bagus untuk ditonton, ini adalah pertandingan perempat final Liga Champions. Kemenangan adalah prioritas nomer satu!"     

Komentator itu memang benar. Terlepas dari apakah Forest, yang kelihatannya dihajar habis-habisan hingga tampak menyedihkan, atau Inter Milan, yang meluncurkan sepakbola ofensif dalam kegelisahan mereka untuk segera menyamakan kedudukan, kedua tim sama-sama tahu bahwa bertahan ataupun menyerang adalah cara untuk meraih tujuan. Dalam kompetisi semacam ini, tujuan mereka jelas bukan untuk memuaskan keinginan penonton ataupun fans netral. Tujuan mereka adalah kemenangan.     

Setelah lima menit, serangan Inter Milan mulai mereda. Forest mendapatkan sebuah kesempatan.     

Pada saat ini, Albertini adalah yang pertama kali merasakan perbedaannya; ketika dia mendapat bola, tekanan yang dirasakan olehnya meningkat secara signifikan.     

Cambiasso menempel erat ke Albertini seolah-olah dia sedang dibawah pengaruh obat, menggunakan tangan dan kakinya untuk membuat Albertini merasa sangat tidak nyaman. Melihat gaya bertahan lawannya yang mendadak berubah, Albertini tahu bahwa Mancini pasti telah membuat penyesuaian selama turun minum. Sama seperti Mancini memahaminya, dia juga memahami Mancini.     

Memperkuat penjagaan mereka terhadapnya memang metode yang bagus untuk menghentikan serangan Forest; dia adalah otak tim, dan menara komando Forest.     

Dibawah tekanan yang luar biasa dari Cambiasso, Albertini merasa bahwa dia tidak punya pilihan selain mengoper bola ke Ribery di sayap. Ribery menghadapi penjagaan yang sangat agresif dari Zanetti dan akhirnya mengoper bola ke Leighton Baines di belakang, karena dia tidak yakin bisa menerobos Zanetti. Kali ini, Figo bergegas maju untuk menghadang.     

Melihat Baines tersudut hingga pojok lapangan dan tidak bisa mengoper bola selama beberapa waktu, Albertini berlari mendekatinya untuk memudahkan Baines mengoper bola. Cambiasso masih setia mengikuti Albertini kemanapun dia pergi.     

Albertini memandang Wood, yang sama sekali tidak membantu, berdiri dengan waspada di sisi lapangan. Dia benar-benar berharap Wood bisa menjadi pemain yang serba bisa dalam hal menyerang dan bertahan. Dalam situasi seperti ini, saat dia dijaga ketat, masih akan ada satu orang lain yang bisa mengorganisir serangan. Kalau mereka ingin mengubah situasi dimana satu pemain menyerang dan pemain lain bertahan, mereka akan harus mengganti gelandang bertahan dan memasukkan Arteta. Tapi, siapa yang harus digantikan keluar dari lapangan? Mengeluarkan salah satu dari mereka bukanlah hal yang bagus. Kalau mereka mengeluarkan Albertini, Arteta tetap akan dijaga ketat begitu dia memasuki lapangan; Inter Milan hanya akan memiliki target baru untuk dijaga. Bagaimana kalau mereka mengganti George Wood? Lalu, siapa yang harus bertanggungjawab atas pertahanan?     

Albertini, seorang penggemar fanatik seri CM, tanpa sadar mulai mempertimbangkan semua pertanyaan ini dari sudut pandang seorang manajer.     

Meski dia tahu tentang kontribusi Wood yang rendah dalam serangan tim, Albertini masih memutuskan untuk mengoper bola ke arahnya setelah dia menerima bola dari Baines. Tidak ada waktu untuk membuatmu berlatih tentang bagaimana caranya menyerang, George!     

Sejak dia mengalami cedera otot dan tidak bermain selama lebih dari dua bulan, Albertini mulai merasakan perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Dia sudah tua, benar-benar sudah bertambah tua. Tak peduli seberapa enggan dia mengakuinya di dalam hati, tubuhnya mungkin tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi.     

Kalau aku pensiun, siapa gelandang lini tengah Nottingham Forest yang bisa mengambil kendali laju permainan?     

Pemain yang sangat setia terhadap AC Milan, tanpa disadarinya, mulai memikirkan tentang masa depan Nottingham Forest.     

George Wood menerima bola dan menatap Albertini serta bayangannya, Cambiasso...     

Dia berbalik, melihat ke sekelilingnya, tapi tampaknya tidak bisa menemukan pemain yang bebas dari penjagaan untuk menerima bola. Semua rekan setimnya dijaga oleh pemain Inter Milan di dekat mereka, menunggu peluang dengan waspada. Mereka menunggunya mengoper bola sehingga mereka akan bisa segera bergerak maju untuk menekan lawan dan merebut bola, lalu melakukan serangan balik setelahnya.     

Inter Milan telah menggeser pertahanan mereka ke sisi milik Nottingham Forest.     

Bola masih tetap berada di bawah kaki Wood selama setengah menit, tapi dia tidak bisa menemukan target yang sesuai untuk menerima operannya. Seorang pemain Inter Milan akhirnya bergegas maju. Stankovic ingin merebut bola Wood, dan Wood tidak punya pilihan selain menggunakan tubuhnya untuk memblokirnya. Lalu, bola itu kembali diopernya ke Albertini.     

Setelah berputar-putar, bola akhirnya kembali ke titik awal. Serangan Nottingham Forest terus berputar di lingkaran yang sama.     

Kali ini, dibawah penjagaan satu-lawan-satu dari Cambiasso, Albertini akhirnya membuat kesalahan. Saat hendak mengirimkan bola ke Ashley Young di sisi yang lain, bolanya direbut di tengah jalan oleh Stankovic. Setelah merebut bola, Inter Milan segera beralih dari bertahan menjadi menyerang.     

Stankovic memandang ke sekeliling. Dia melihat Martins berlari secara diagonal ke posisinya, tepat memasuki area penalti; ini adalah peluang mereka!     

"Inter Milan merebut bola dan melakukan serangan balik... sebuah umpan langsung ke Martins! Benar-benar umpan yang indah!"     

Umpan itu memang benar-benar indah. Stankovic memberikan umpan langsung dengan satu tendangan. Bola itu melewati ruang kosong antara Pepe dan Chimbonda, lalu muncul dengan sempurna di rute diagonal yang akan dilalui Martins. Pemain Nigeria yang gesit itu tidak perlu menghentikan bola, dia hanya perlu menggiring bola bersamanya. Mempercepat lajunya, dia melewati Pique yang ada di belakangnya. Dia sangat cepat! Setelah diberi sedikit ruang, dia sama sekali tidak membuang-buang kesempatan ini!     

Tapi!     

Setelah Martins menggunakan kecepatannya untuk melewati Pique, dia menemukan bahwa sudut tembaknya ke gawang sangatlah sempit. Akhirnya, keputusan Martin yang menendang bola dengan terburu-buru ke arah gawang mengakibatkan bola berakhir di pelukan Edwin van der Sar.     

Serangan Inter Milan yang berhasil mengancam gawang Forest di babak kedua berakhir bergitu saja. Mancini merasa kesal dengan keegoisan Martins di saat-saat terakhir itu, tapi setidaknya dia melihat adanya harapan untuk menyamakan kedudukan. Sementara itu, Tony Twain tidak lagi menyilangkan kakinya, dia duduk tegak di kursinya yang nyaman di Stadion Giuseppe Meazza.     

Dia mencium aroma badai yang semakin mendekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.